Kondisi yang Dapat Menyebabkan Cardiac Arrest atau Henti Jantung
Cardiac arrest adalah suatu kondisi saat segala aktivitas jantung terhenti secara tiba-tiba karena ritme jantung yang tidak beraturan.

DAFTAR ISI
Cardiac arrest atau henti jantung adalah suatu kondisi saat segala aktivitas jantung terhenti secara tiba-tiba karena ritme jantung yang berjalan seperti seharusnya.
Ketika hal ini terjadi, pernapasan akan terhenti dan seseorang akan kehilangan kesadaran. Maka dari itu, henti jantung bisa menyebabkan kematian jika tidak mendapat penanganan segera.
Cardiac arrest bisa terjadi karena banyak penyebab, mayoritasnya adalah permasalahan jantung yang bisa berdampak pada ritme jantung. Beberapa kondisi tersebut misalnya ventrikel takikardi atau detak jantung yang terlalu cepat, bradikardi atau detak jantung terlalu lambat, dan ventrikel fibrilasi.
Kondisi Kesehatan Penyebab Cardiac Arrest
Mayoritas penyakit yang bisa menyebabkan henti jantung adalah penyakit serius yang memiliki risiko kesehatan yang tinggi, seperti:
1. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner adalah jenis penyakit jantung yang umum terjadi. Penyebab kondisi ini adalah penumpukan kolesterol di dalam tubuh menjadi sebuah lapisan plak.
Kemudian, lapisan kolesterol ini akan mempersempit dinding arteri sehingga peredaran darah akan sulit.
Ini adalah proses yang bernama atherosclerosis. Ketika darah sudah terhambat dan tidak bisa mengalir, jantung akan terhenti dan menyebabkan cardiac arrest.
2. Serangan jantung
Penyakit jantung koroner juga bisa menyebabkan serangan jantung. Nah, serangan jantung kemudian bisa kemudian memicu henti jantung. Ingat, dua kondisi ini ternyata tidak sama dengan henti jantung, meski banyak orang mengira seperti itu.
Serangan jantung terjadi saat darah tidak bisa mengalir ke jantung karena ada hambatan.
Sementara itu, henti jantung adalah hal yang terjadi ketika seseorang mengalami serangan jantung. Penyebab henti jantung itu sendiri adalah perubahan ritme jantung, bukan penyumbatan darah.
3. Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah sebutan untuk penyakit jantung yang terjadi ketika otot yang melapisi dinding jantung tertarik hingga menjadi lebih tipis atau menjadi lebih tebal.
Kondisi ini terjadi karena adanya kebocoran atau penyempitan katup jantung. Ketika seseorang mengalami kardiomiopati, ritme hati memiliki risiko untuk berubah menjadi abnormal dan memicu cardiac arrest.
4. Sindrom Long QT
Beberapa kelainan listrik jantung juga dapat menyebabkan henti jantung, salah satunya adalah sindrom Long QT.
Ini adalah kelainan pada sistem kelistrikan jantung yang ditandai dengan pemanjangan interval QT sehingga meningkatkan risiko aritmia berbahaya dan henti jantung mendadak.
Jika hal ini terjadi dan penangannya tidak cepat, pengidap kelainan ini bisa mengalami henti jantung secara tiba-tiba.
5. Pengobatan untuk sakit jantung
Dalam kondisi tertentu, obat penyakit jantung yang seharusnya mengobati ritme jantung yang tidak normal (aritmia) malahan bisa menyebabkan kondisi yang sama. Ini yang dokter sebut dengan efek proaritmik.
Selain itu, obat yang menyebabkan perubahan jumlah kalium dan magnesium yang drastis bisa menyebabkan henti jantung. Untuk menghindari komplikasi ini, kamu bisa mencari tahu tentang Metode Pengobatan pada Pengidap Aritmia.
6. Overdosis narkoba
Selain penyakit, overdosis narkoba juga bisa menjadi sebab cardiac arrest. Penggunaan narkoba jenis tertentu seperti kokain, marijuana, dan metamfetamin bisa mempercepat detak jantung.
Cardiac arrest atau henti jantung bisa sangat berbahaya apabila dibiarkan. Kamu bisa hubungi Dokter Spesialis Ini yang Bisa Bantu Penanganan Cardiac Arrest
Selain itu, narkoba seperti heroin dan opioid bisa memperlambat detak jantung. Ketika seseorang mengonsumsinya dalam jumlah banyak, henti jantung dapat terjadi dan menyebabkan kematian.
Pertolongan Pertama Saat Mengalami Cardiac Arrest
Cardiac arrest atau henti jantung merupakan kondisi darurat yang terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.
Tanpa pertolongan cepat, otak hanya dapat bertahan beberapa menit sebelum mengalami kerusakan permanen. Karena itu, mengetahui langkah pertolongan pertama sangat penting agar peluang hidup seseorang tetap tinggi.
1. Pastikan keamanan sekitar
Sebelum menolong, pastikan area aman bagi kamu maupun korban. Hindari lokasi yang berisiko seperti jalan raya yang padat, area licin, atau dekat sumber listrik.
2. Cek respons korban
Dekati korban dan coba bangunkan dengan memanggil keras atau menggoyangkan bahu secara perlahan.
Jika tidak ada respons dan napas tampak terhenti atau terengah tidak normal (gasping), segera lanjut ke langkah berikutnya.
3. Hubungi bantuan medis
Segera telepon layanan darurat agar pertolongan profesional datang secepat mungkin. Jika kamu tidak sendiri, minta orang lain untuk menelepon sambil kamu mulai tindakan CPR.
Ketahui lebih dalam apapun yang berkaitan dengan Jantung – Penyakit, Faktor Risiko, Komplikasinya berikut ini.
4. Lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation)
CPR adalah tindakan utama dalam menangani cardiac arrest:
- Letakkan kedua tangan di tengah dada korban.
- Tekan dengan kecepatan sekitar 100–120 kali per menit dengan kedalaman 5–6 cm.
- Biarkan dada kembali ke posisi semula sebelum menekan lagi.
- Terus lakukan CPR tanpa henti sampai bantuan medis datang atau korban menunjukkan tanda-tanda kembali bernapas.
Jika kamu terlatih, kamu dapat menambahkan napas bantuan (rescue breathing), tetapi kompresi dada saja sudah sangat membantu bagi penolong awam.
5. Gunakan AED (automated external defibrillator) jika tersedia
AED adalah alat kejut listrik otomatis yang membantu mengembalikan ritme jantung yang tidak normal. Alat ini biasanya tersedia di kantor, pusat perbelanjaan, bandara, atau fasilitas umum lain.
- Nyalakan perangkat dan ikuti instruksi suara.
- Tempelkan pad sesuai gambar pada alat.
- Jauhkan semua orang saat AED menganalisis irama jantung.
- Berikan kejut listrik jika alat menganjurkannya, lalu lanjutkan CPR.
6. Jangan hentikan kompresi hingga bantuan tiba
Henti jantung membutuhkan tindakan terus-menerus. Berhenti melakukan kompresi dapat menurunkan aliran darah ke otak dan jantung sehingga menurunkan peluang selamat. Jika kamu kelelahan, gantilah dengan orang lain yang mampu melanjutkan kompresi.
7. Jaga korban tetap hangat
Jika korban kembali bernapas, posisikan ia ke sisi miring (recovery position) dan jaga tubuhnya tetap hangat sambil menunggu ambulans. Namun, jika pernapasan belum kembali, lanjutkan CPR.
Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis jantung di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



