Makan Terlalu Cepat Memicu Obesitas, Mitos atau Fakta?
Makan terlalu cepat dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan masalah pencernaan.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Makan Cepat dan Makan Lambat?
- Manfaat Makan Lambat bagi Tubuh
- Risiko Makan Terlalu Cepat
- Hubungan Makan Cepat dengan Obesitas
- Tips Agar Bisa Makan Lebih Lambat
- Kesimpulan
- FAQ
Kebiasaan makan ternyata bisa memengaruhi kesehatan tubuh, lho. Banyak orang sering terburu-buru makan karena jadwal padat, sementara yang lain memilih menikmati makanan dengan perlahan.
Lalu, pertanyaannya: makan cepat atau makan lambat, mana lebih sehat? Topik ini sering dicari karena erat kaitannya dengan pencernaan, berat badan, hingga risiko penyakit tertentu.
Apa Itu Makan Cepat dan Makan Lambat?
Sebelum membandingkan, penting untuk tahu dulu perbedaannya. Makan cepat biasanya berarti menghabiskan makanan dalam waktu kurang dari 10 menit. Orang yang terbiasa makan cepat cenderung mengunyah lebih sedikit dan langsung menelan makanan.
Sementara itu, makan lambat berarti menghabiskan makanan dalam waktu 20–30 menit. Saat makan lambat, kamu memberi kesempatan tubuh untuk mengunyah dengan baik dan memberi sinyal kenyang ke otak.
Manfaat Makan Lambat bagi Tubuh
Banyak penelitian membuktikan bahwa makan lambat punya dampak positif bagi kesehatan. Jadi, ketika membahas makan cepat atau makan lambat, mana lebih sehat, jawabannya lebih condong ke makan lambat. Beberapa manfaatnya antara lain:
- Membantu kontrol berat badan
Makan lambat memberi waktu bagi hormon leptin (hormon kenyang) untuk bekerja. Hasilnya, kamu cenderung tidak makan berlebihan. - Meningkatkan pencernaan
Dengan mengunyah lebih lama, makanan jadi lebih mudah diurai oleh enzim pencernaan. Hal ini mengurangi risiko kembung, refluks, atau gangguan lambung. - Mengurangi risiko sindrom metabolik
Studi menunjukkan bahwa orang yang makan terlalu cepat lebih berisiko mengalami obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. - Menikmati rasa makanan lebih baik
Saat makan lambat, kamu lebih bisa menikmati aroma, rasa, dan tekstur makanan, sehingga pengalaman makan jadi lebih menyenangkan.
Risiko Makan Terlalu Cepat
Kalau membandingkan makan cepat atau makan lambat, mana lebih sehat, maka makan cepat jelas punya risiko. Beberapa di antaranya adalah:
- Mudah kelebihan kalori
Otak butuh waktu sekitar 20 menit untuk menerima sinyal kenyang. Kalau kamu makan cepat, kemungkinan besar akan makan lebih banyak sebelum tubuh menyadari sudah kenyang. - Masalah pencernaan
Mengunyah makanan terlalu sedikit bisa membuat lambung bekerja ekstra keras, sehingga meningkatkan risiko kembung, nyeri perut, hingga asam lambung naik. - Risiko obesitas lebih tinggi
Studi dari Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan bahwa orang yang makan cepat memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih tinggi dibanding mereka yang makan lambat. - Gangguan metabolik
Makan cepat dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yang mencakup tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, dan kolesterol tidak normal.
Jika butuh saran pola makan yang benar lainnya, Ini Rekomendasi Dokter Gizi di Halodoc yang Bisa Dihubungi.
Hubungan Makan Cepat dengan Obesitas
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Kondisi ini adalah penyakit kompleks yang tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang buruk, tidak aktif secara fisik, atau kurangnya kemauan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Faktanya, faktor lingkungan dan gaya hidup juga berperan. Misalnya, kebiasaan makan terlalu cepat telah dipelajari sebagai faktor risiko potensial terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas.
Sebuah tinjauan juga menemukan bahwa pemakan cepat kira-kira dua kali lebih mungkin mengalami obesitas, dibandingkan dengan pemakan lambat.
Obesitas bahkan dikatakan sebagai dampak jangka panjang dari kebiasaan makan terlalu cepat. Namun, ternyata obesitas bukan cuma dampak negatif satu-satunya.
Selain fakta-fakta di atas, mari ketahui Mitos dan Fakta Kesehatan lainnya berikut ini.
Tips Agar Bisa Makan Lebih Lambat
Kalau kamu terbiasa makan cepat, jangan khawatir. Ada beberapa cara sederhana agar bisa melatih diri makan lebih lambat:
- Kunyah setiap suapan 20–30 kali
Ini membantu makanan lebih halus sebelum masuk ke lambung. - Letakkan sendok/garpu di sela suapan
Cara ini memberi jeda agar kamu tidak terburu-buru. - Fokus pada makanan, bukan gadget
Hindari makan sambil main HP atau menonton TV karena bisa bikin kamu makan lebih cepat tanpa sadar. - Gunakan porsi kecil
Dengan porsi kecil, kamu lebih mudah mengontrol kecepatan makan. - Minum air putih di sela makan
Ini membantu memperlambat tempo sekaligus mendukung pencernaan.
Kesimpulan
Jadi, makan cepat atau makan lambat, mana lebih sehat? Jawabannya jelas: makan lambat jauh lebih baik untuk kesehatan tubuh.
Selain membantu mengontrol berat badan, makan lambat juga meningkatkan pencernaan, mengurangi risiko penyakit, dan membuat pengalaman makan lebih menyenangkan.
Kalau kamu masih sering makan cepat, cobalah ubah kebiasaan dengan tips sederhana di atas.
Ingat, pola makan sehat bukan cuma soal apa yang kamu makan, tapi juga bagaimana cara kamu makan.
Selain tips di atas, yuk ketahui juga tentang Diet dan Nutrisi Kebutuhan Tubuh berikut ini.
Itulah yang perlu diketahui mengenai hubungan makan cepat dengan dampak obesitas atau kelebihan berat badan. Jika kamu memiliki masalah terkait pola makan sehat, jangan ragu menghubungi dokter spesialis gizi di Halodoc.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Does Eating Fast Make You Gain More Weight?
Medical News Today. Diakses pada 2025. Is fast food bad for you? All you need to know about its nutrition and impacts
Medical News Today. Diakses pada 2025. Eating too fast may lead to weight gain, heart disease
FAQ
1. Apakah makan sambil bekerja termasuk kebiasaan makan yang buruk?
Makan sambil bekerja atau melakukan aktivitas lain dapat mengalihkan perhatian dari makanan dan membuat kamu makan lebih cepat tanpa menyadari rasa kenyang.
2. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan makan cepat saat sedang stres?
Cobalah teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi untuk mengurangi stres. Hindari menjadikan makanan sebagai pelarian saat stres.
3. Apakah ada hubungan antara kurang tidur dan makan terlalu cepat?
Kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga meningkatkan keinginan untuk makan makanan tinggi kalori dan makan dengan lebih cepat.


