Makanan Manis atau Asin yang Baik untuk Menu Buka Puasa

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Maret 2022

"Orang Indonesia biasanya memilih makanan manis atau asin saat berbuka puasa. Apalagi di Indonesia ada banyak sekali makanan khas yang nikmat disajikan saat berbuka puasa. Namun, ada baiknya memilih makanan yang lebih baik untuk kesehatan."

Makanan Manis atau Asin yang Baik untuk Menu Buka PuasaMakanan Manis atau Asin yang Baik untuk Menu Buka Puasa

Halodoc, Jakarta – Menjalankan ibadah puasa Ramadan sebagai seorang Muslim di Indonesia nyatanya merupakan hal yang cukup menguntungkan. Pasalnya ada berbagai sajian khas berbuka, baik itu dengan cita rasa manis atau asin yang akan tersaji di meja makanmu. 

Makanan, seperti gorengan, kolak, es buah, akan sangat lezat untuk dijadikan menu berbuka puasa. Namun, apakah kamu pernah berpikir sebenarnya, makanan jenis apa sih yang baik untuk berbuka puasa, manis atau asin?

Ingat, selama 12 jam lebih tersebut, proses metabolisme tubuhmu berjalan lambat. Maka dari itu, menu buka puasa yang kita konsumsi harus dapat mengembalikan energi dan mencukupi kebutuhan nutrisi. Jangan hanya menuruti nafsu saja, kamu harus memilih yang terbaik.

Mana yang Baik? Makanan Asin atau Manis?

Makanan asin yang sudah umum dan banyak dijumpai saat berbuka puasa di Indonesia adalah gorengan. Gorengan yang renyah memang sangat menggoda selera siapapun yang melihatnya. Menu buka puasa satu ini juga sudah lazim dijadikan sebagai makanan pembuka sebelum makanan utama.

Memang gorengan dapat mengganjal perut yang sedang lapar, tetapi ternyata gorengan memiliki lebih banyak dampak negatifnya untuk tubuh. Kandungan kolesterol pada minyak yang dipakai menggoreng akan membuat aliran darahmu tersumbat, sehingga risiko serangan jantung akan meningkat.

Gorengan juga menjadi faktor utama penyebab timbunan lemak pada tubuh dan mengganggu sistem pencernaan. Selain itu, gorengan juga biasanya memiliki banyak kandungan garam, sehingga rasanya asin. Makanan asin sendiri dapat membuat tubuhmu menahan air atau retensi cairan dan menyebabkan kembung. Cairan yang terikat oleh zat garam inipun membuat tubuhmu menjadi dehidrasi, sehingga tubuhmu akan mempertahankan lemak dan racun di dalam tubuh akibat kekurangan cairan. 

Sementara itu, makanan atau minuman manis adalah sumber kalori yang akan cepat dan mudah diolah oleh tubuhmu. Maka dari itu, selepas azan magrib berkumandang, kamu disarankan untuk langsung menyantap makanan manis, sehingga stamina tubuh yang sempat hilang akan dapat segera kembali. 

Selain itu, makanan manis akan cepat meningkatkan kadar gula di dalam darah, sehingga proses metabolisme tubuh kamu akan kembali. Dengan begitu, kamu akan semakin bersemangat dan terhindar dari rasa lemas.

Makanan yang paling baik dan tepat untuk dikonsumsi saat berbuka puasa, sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW sendiri adalah mengonsumsi 3 hingga 5 buah kurma dan air mineral. Saran ini kemudian dibuktikan oleh penelitian bahwa kurma mengandung mineral tinggi, glukosa, dan fruktosa sebagai gula utama sehingga baik untuk kesehatan. 

Ingat, Makan Secukupnya Saja

Meskipun begitu, tidak serta merta kamu boleh mengonsumsi makanan manis dalam jumlah yang banyak. Sebab, apabila dikonsumsi secara berlebih, gula akan disimpan tubuh menjadi lemak, sehingga berat badanmu bisa meningkat. Untuk menyiasatinya, kamu dapat meminum segelas teh manis hangat saat berbuka dan beberapa butir buah kurma.

Selain itu, agar saat puasa berat badan dan kesehatanmu dapat terkontrol, ada baiknya kamu menghindari beberapa jenis makanan berikut:

  • Makanan Terlalu Pedas

Sebagian orang Indonesia memang menyukai makanan jenis ini. Namun, apabila saat berbuka kamu langsung menyantap makanan pedas makan, hal ini akan memicu kerusakan sistem pencernaan dan menimbulkan beragam penyakit. Meski kaya akan vitamin C, makanan pedas sebaiknya dihindari karena berpotensi merusak dinding lambung.

  • Minuman Bersoda dan Berkafein

Kedua jenis minuman ini memang mudah ditemui. Ada baiknya kamu menghindarinya, ya. Kadar gula dalam minuman bersoda sangatlah tinggi, sementara minuman berkafein akan membuatmu ingin terus melakukan buang air kecil. Apabila saat puasa kamus sering buang air kecil, maka hal ini akan membuatmu merasa lemas dan dehidrasi. Kamu dapat memilih jus atau air putih agar nutrisimu tercukupi dan puasamu tetap terjaga.

Namun, jika kamu mengalami gangguan pencernaan yang membuat puasa kamu jadi tidak lancar, ada baiknya kamu memeriksakan diri ke rumah sakit. Untungnya kini kamu bisa buat janji pemeriksaan dengan dokter di rumah sakit melalui Halodoc. Praktis bukan? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang! 

Referensi:
Indonesian International Institute of Life Science. Diakses pada 2022. Something Sweet? Small Thing to Consider While Breaking the Fast!
Medical News Today. Diakses pada 2022. Does It Matter Which Foods You Break a Fast With?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan