Makanan Pengaruhi Ukuran Otak, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Oktober 2018
Makanan Pengaruhi Ukuran Otak, Benarkah?Makanan Pengaruhi Ukuran Otak, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Sebuah studi yang dilakukan oleh Erasmus University Medical Center di Belanda, menunjukkan fakta bahwasanya makanan dapat mempengaruhi ukuran otak. Ternyata, orang yang makan makanan sehat lebih memiliki volume otak yang lebih besar.

Mengonsumsi makanan kaya nutrisi layaknya buah, sayuran, dan lemak sehat dari ikan dan daging merah menunjukkan volume otak total yang lebih besar. Selain itu, area abu-abu dan putih pada otaknya juga lebih banyak yang menunjukkan jumlah kepadatan saraf di otak. Luas area otak yang bertanggung jawab untuk memproses memori yang disebut hippocampus, juga lebih besar pada orang yang mengonsumsi makanan sehat.

Selain dari jenis makanan, ternyata ada faktor tambahan lain yang dapat mempengaruhi ukuran otak, yaitu intensitas konsumsi minuman manis. Mereka yang punya kebiasaan mengonsumsi minuman manis seperti soda memiliki volume otak lebih kecil ketimbang mereka yang tidak.

Makanan Bernutrisi Berpengaruh pada Sistem Kognitif

Konsumsi makanan bernutrisi dapat mempengaruhi proses kognitif dan emosi seseorang. Beberapa mekanisme vital pada otak memiliki hubungan yang erat pada konsumsi makanan tertentu. Mulai dari neurotropik hingga sinyal perifer yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kognitif otak. Karenanya, jenis makanan tertentu dapat meningkatkan resistensi neuron untuk kebugaran mental.

Jenis makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental adalah makanan yang mengandung asam lemak omega-3, diet yang tinggi lemak jenuh, serta mengurangi konsumsi daging merah. Bahkan, orang-orang vegetarian disinyalir lebih memiliki suasana hati yang tenang dan emosi yang terkendali ketimbang mereka yang mengonsumsi daging.

Kualitas Makanan Menentukan Kesehatan Otak

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh The Journal Neurology, menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan yang kaya sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan memiliki otak yang lebih besar ketimbang mereka yang mengonsumsi junk food, ataupun jenis makanan lain yang kurang bergizi. Kualitas makanan yang sehat dapat mendukung kesehatan otak dan menjadi cara pencegahan penurunan daya kognitif dan memori otak.

Orang-orang dengan diet sehat memiliki otak yang sekitar 2 mililiter lebih besar daripada mereka yang mengonsumsi lebih sedikit makanan sehat. Kebiasaan ini sangat berpengaruh seiring dengan pertambahan usia. Ibaratnya, kalau kamu membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan sehat sejak muda, maka akan sedikit kemungkinan otak mengalami penurunan kognitif dan ingatan di usia lansia nanti.

Ada kemungkinan bahwa nutrisi yang baik di masa muda ketika otak berkembang dan dapat menyebabkan otak yang lebih besar. Selain itu, orang-orang yang makan makanan sehat dalam penelitian ini telah makan dengan baik sejak mereka muda.

Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Otak

Selain keterlibatan makanan, aktivitas fisik seperti olahraga yang rutin dan intens juga sangat berpengaruh terhadap ukuran dan kesehatan otak. Pasalnya, olahraga dapat memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh termasuk otak.

Aliran darah yang lancar di area otak dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak sehingga kamu bisa berpikir lebih jernih dan mempertajam ingatan. Pengulangan yang dilakukan ketika berolahraga juga bisa menjadi latihan supaya sistem koordinasi motorik lebih baik, melatih ingatan, dan gerak refleks tubuh.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai bagaimana makanan dapat mempengaruhi ukuran otak serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan otak, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan