Melahirkan dengan Forceps, Ini Beberapa Hal yang Perlu Diketahui
“Forceps adalah alat yang berfungsi untuk membantu dokter dalam mengeluarkan bayi dari rahim. Dokter menggunakan alat ini tidak dengan menarik bayi keluar secara paksa, tetapi dengan cara membantu mengarahkan bayi saat ibu mendorong.”

Halodoc, Jakarta – Salah satu metode untuk membantu persalinan dan kelahiran bayi adalah dengan menggunakan forceps. Teknik ini biasanya diterapkan saat calon ibu terlalu lelah untuk mengejan atau saat persalinan telah berlangsung lama.
Forceps adalah sebuah alat berbentuk seperti dua sendok besar yang digunakan untuk menjepit kepala bayi dan menariknya keluar dari vagina. Alat ini hanya boleh digunakan ketika ibu masih mengalami kontraksi rahim.
Ibu tak perlu khawatir terkait keamanan alat ini. Sebab, forsep telah digunakan cukup lama oleh dokter dalam proses persalinan. Nah, agar lebih jelas tentang forsep, ibu bisa simak penjelasan berikut ini!
Cara Kerja Alat Forceps
Forceps berfungsi untuk membantu dokter dalam mengeluarkan bayi dari kandungan. Alat ini bekerja dengan memandu bayi keluar dari vagina selama persalinan. Dokter menggunakan alat ini tidak dengan menarik bayi keluar secara paksa, tetapi dengan cara membantu mengarahkan bayi saat ibu mendorong. Jadi, dorongan dari ibu tetap dibutuhkan agar bayi bisa keluar dengan lancar.
Sebelum menggunakan alat ini, dokter harus memastikan posisi kepala bayi terlebih dahulu. Ibu hamil juga akan diolesi anestesi epidural atau spinal, yang juga akan dipasangi kateter urine untuk mengosongkan kandung kemih ibu. Dokter juga akan melakukan operasi episiotomi, yaitu membuat sayatan di jalan agar lebih mudah mengeluarkan bayi dengan forseps.
Kapan Perlu Menggunakan Forceps?
Persalinan dengan forceps dilakukan ketika tiba saatnya untuk melahirkan. Berikut ini adalah beberapa persyaratan untuk melahirkan dengan menggunakan forsep:
- Sudah terjadi pembukaan lengkap.
- Usia janin yang cukup (usia kehamilan di atas 37 minggu).
- Kepala berada dekat dengan panggul ibu.
- Kepala telah turun ke arah saluran rahim.
- Ibu tidak gelisah dan telah terjadi kontraksi persalinan yang cukup kuat.
- Ketuban pecah.
- Dilakukan di rumah sakit rujukan.
Walaupun penggunaan alat ini terbilang cukup aman, ada beberapa situasi yang tidak disarankan untuk menggunakan forceps, misalnya:
- Bayi yang memiliki masalah dengan tulang maupun kelainan perdarahan, seperti osteogenesis imperfecta dan hemofilia.
- Kepala bayi belum mendekati saluran rahim.
- Tidak ditemukan posisi kepala bayi.
- Bahu atau lengan bayi yang lebih dekat ke vagina daripada kepalanya.
- Ukuran panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran kepala bayi sehingga bayi tidak dapat masuk ke panggul.
- Ibu sudah tidak ada tenaga sama sekali untuk mengejan saat kontraksi.
Risiko yang Mungkin Terjadi pada Penggunaan Forceps
Menggunakan forceps selama persalinan setidaknya dapat berpotensi menghasilkan kelahiran yang normal. Hal ini disebabkan karena kelahiran dengan alat ini terkadang dapat membuat persalinan lebih cepat sehingga mengurangi risiko cedera pada ibu dan anak.
Namun, penggunaan forceps dapat meningkatkan risiko cedera pada ibu dan bayi. Risiko ini bisa terjadi apabila ibu mengabaikan persyaratan dan kondisi yang dibutuhkan untuk menggunakan forsep.
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin bisa dialami oleh ibu dalam penggunaan forsep:
- Nyeri di perineum, yakni jaringan antara vagina dan anus, setelah melahirkan.
- Robekan saluran kelamin bagian bawah.
- Kesulitan buang air kecil.
- Inkontinensia urine dan tinja jangka pendek atau jangka panjang (buang air kecil atau besar yang tidak disengaja) jika terjadi robekan parah.
- Cedera pada kandung kemih atau uretra.
- Ruptur uteri, terjadi ketika dinding rahim robek, yang memungkinkan bayi atau plasenta didorong ke dalam rongga perut ibu.
- Melemahnya otot dan ligamen yang menopang organ panggul, sehingga menyebabkan organ panggul turun lebih rendah di panggul (prolaps organ panggul).
Sementara sebagian besar risiko ini juga dapat dialami oleh bayi. Kemungkinan risiko pada bayi termasuk:
- Cedera wajah ringan karena tekanan forceps.
- Kelemahan sementara pada otot wajah (facial palsy).
- Gangguan ringan pada mata eksternal.
- Patah tulang tengkorak.
- Pendarahan di dalam tengkorak.
- Kejang.
Apabila ibu mengalami kendala dan membutuhkan saran dari ahlinya, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter. Pakai aplikasi Halodoc, ibu juga bisa melakukan cek kesehatan rutin lebih mudah dengan memanfaatkan layanan janji medis. Yuk, download Halodoc secara gratis di Play Store maupun App Store.