Mengenal Anatomi dan Jenis Kelainan Bentuk Penis, Serta Proses Terjadinya Ereksi
“Ada berbagai jenis kelainan bentuk penis, salah satunya micropenis kondisi ketika ukuran penis saat lahir lebih kecil dari ukuran normal.”
DAFTAR ISI
- Mengenal Anatomi Penis
- Jenis Kelainan pada Penis
- Apa Kata Studi Mengenai Disfungsi Ereksi?
- Bagaimana Proses Ereksi Penis Terjadi?
Penis merupakan bagian dari tubuh pria yang memiliki peran penting dalam sistem reproduksi. Tapi tak hanya itu, penis juga memiliki fungsi penting dalam sistem kemih yang bertanggung jawab dalam mengeluarkan urine di dalam tubuh.
Untuk memahami lebih jauh tentang organ penis, penting bagi kamu mengenali anatominya, jenis-jenis kelainan yang bisa terjadi, dan bagaimana proses biologis seperti ereksi berlangsung.
Sebab, faktanya, semua aspek tersebut saling berkaitan, menunjukkan kompleksitas fungsi tubuh manusia yang sering kali kita anggap biasa.
Yuk, cari tahu informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!
Mengenal Anatomi Penis
Secara anatomi, penis terdiri dari tiga komponen, yaitu bagian akar (root), bagian batang (shaft), dan kepala penis (glans). Berikut ini penjelasan rinci mengenai tiga bagian utama penis:
1. Akar penis (root)
Akar penis adalah bagian yang tersembunyi di dalam tubuh dan berfungsi sebagai penopang utama penis. Akar penis berperan penting dalam memastikan penis tetap pada posisinya selama aktivitas seksual atau buang air kecil.
Bagian ini terdiri dari dua struktur utama, yaitu:
- Crura: Dua ujung jaringan erektil korpus kavernosum, yang melekat pada tulang panggul, memberikan stabilitas pada penis selama ereksi.
- Bulbus penis: Bagian awal dari korpus spongiosum, yang berfungsi membantu mengalirkan darah menuju jaringan erektil selama ereksi.
2. Batang penis (shaft)
Batang penis adalah bagian luar yang terlihat, yang memanjang dari akar hingga glans. Permukaan batang penis ditutupi oleh kulit yang elastis dan mampu bergerak untuk memungkinkan perubahan ukuran selama ereksi.
Komponen utama batang penis meliputi:
- Korpus kavernosum: Dua jaringan spons besar yang memanjang sepanjang batang. Saat darah mengalir masuk, korpus kavernosum akan membesar dan membuat penis menegang selama ereksi.
- Korpus spongiosum: Jaringan spons yang lebih kecil, yang mengelilingi uretra di bagian bawah batang penis. Jaringan ini tetap fleksibel selama ereksi untuk memastikan saluran uretra tetap terbuka.
3. Kepala penis (glans)
Glans penis atau kepala penis adalah ujung dari korpus spongiosum, berbentuk membulat dan sangat sensitif karena memiliki banyak ujung saraf.
Glans penis berperan dalam fungsi seksual, termasuk meningkatkan sensitivitas selama aktivitas seksual. Tingkat sensitivitas ini membantu meningkatkan respons seksual yang lebih besar pada pria.
Berikut ini bagian-bagian dari glans penis:
- Meatus uretra eksternal: Lubang di ujung glans sebagai tempat keluarnya urine dan air mani.
- Preputium (kulup): Lapisan kulit yang menutupi glans pada pria yang tidak disunat. Preputium melindungi glans dan menjaga kelembapannya.
Fakta Menarik tentang Penis
1. Penis bisa mengalami ‘morning erection’ atau ereksi di pagi hari tanpa adanya rangsangan.
2. Menurut The Journal of Urology, penis bisa memiliki ukuran yang berbeda saat tidur, saat ereksi, serta saat relaksasi.
3. Penis punya kemampuan menyembuhkan diri setelah mengalami cedera atau trauma ringan.
Masalah yang terjadi pada penis tentu dapat mengganggu kenyamanan aktivitas seksual kamu dan pasangan. Simak selengkapnya, Begini Cara Ketahui Kondisi Kesehatan Mr. P Pasanganmu.
Jenis Kelainan pada Penis
Berikut adalah beberapa kelainan yang dapat memengaruhi bentuk penis:
1. Peyronie’s Disease
Peyronie’s disease adalah kondisi adanya penumpukan jaringan parut (plak) di dalam korpus kavernosum, yang menyebabkan penis melengkung atau tertekuk saat ereksi. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit dan kesulitan dalam hubungan seksual.
2. Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan bawaan di mana lubang uretra tidak terletak di ujung penis, melainkan di sisi bawah atau lebih dekat ke batang penis. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi seksual dan perlu diperbaiki dengan prosedur bedah.
3. Epispadia
Epispadia adalah kelainan yang lebih jarang terjadi, di mana lubang uretra terbuka di bagian atas penis, bukan di ujung glans (kepala penis). Kelainan ini juga sering membutuhkan operasi untuk memperbaiki penempatan uretra.
4. Micropenis
Micropenis adalah kondisi ketika ukuran penis saat lahir lebih kecil dari ukuran normal, meskipun hormon dan perkembangan lainnya normal. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh faktor genetik atau ketidakseimbangan hormon.
Kamu mengalami micropenis? Ketahui, Ini Penyebab dan 2 Cara Mengatasi Micropenis.
5. Fimosis
Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis terlalu sempit sehingga tidak bisa ditarik kembali dari glans dengan mudah. Gangguan penis yang satu ini sering ditemukan pada anak-anak, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa dan dapat mengganggu aktivitas seksual.
Apa Kata Studi Mengenai Masalah Disfungsi Ereksi?
Selain kelainan bentuk penis, disfungsi ereksi juga menjadi salah satu masalah pada penis yang dikhawatirkan banyak pria.
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi selama berhubungan. Kondisi ini bisa dialami siapa saja, tetapi paling sering menyerang pria lanjut usia.
Menurut jurnal berjudul Men’s views on causes and consequences of erectile dysfunction or premature ejaculation in a primary care population: a qualitative study yang dipublikasikan oleh Scandinavian Journal of Primary Health Care (2024), disfungsi ereksi bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta kehidupan seseorang bersama pasangan.
Apabila seseorang mengalaminya, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan medis.
Disfungsi ereksi bisa diatasi dengan mengonsumsi obat, berikut ini Obat Disfungsi Ereksi yang Biasa Dokter Resepkan.
Selain itu, pengidapnya juga perlu melakukan konseling sebagai bentuk perawatan dasar, terutama jika disfungsi ereksi disebabkan oleh faktor psikologis.
Bagaimana Proses Ereksi Penis Terjadi?
Penasaran bagaimana proses ereksi penis terjadi? Ereksi penis adalah fenomena biologis yang terjadi ketika jaringan erektil dalam penis terisi darah dan mengalami pembesaran, yang memungkinkan terjadinya penetrasi seksual.
Proses ini dipengaruhi oleh faktor fisik, hormonal, dan neurologis yang bekerja dalam waktu singkat serta melibatkan serangkaian langkah yang kompleks.
Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang bagaimana ereksi terjadi:
- Ereksi penis dimulai dengan stimulasi seksual. Bisa dengan fisik (sentuhan) atau psikologis (pembicaraan yang mengarah ke sisi erotis).
- Setelah stimulasi terjadi, sistem saraf pusat (otak) akan mengirimkan sinyal melalui saraf pudenda menuju penis. Saraf ini akan merangsang pelepasan neurotransmitter seperti oksida nitrat yang memiliki peran penting dalam proses ereksi.
- Oksida nitrat yang dilepaskan membuat otot polos dalam dinding pembuluh darah penis menjadi rileks. Fase relaksasi ini memungkinkan pembuluh darah melebar, sehingga lebih banyak aliran darah mengalir ke jaringan erektil dalam penis yang disebut korpus kavernosum dan korpus spongiosum.
- Penumpukan darah kemudian membuat penis membesar dan mengeras, sehingga penis pun mengalami ereksi.
Proses ereksi juga melibatkan testosteron, hormon yang berperan penting dalam mengatur libido. Kadar hormon testosteron yang seimbang sangat penting untuk mendukung fungsi seksual seorang pria.
Di samping itu, keberhasilan ereksi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti stres atau kecemasan.
Sebab, pada dasarnya, faktor psikologis akan memengaruhi kemampuan otak dalam merespon adanya rangsangan seksual.
Itulah informasi mengenai anatomi dan jenis kelainan bentuk penis, serta proses terjadinya ereksi. Jika kamu mengalami masalah atau keluhan terkait dengan organ vital yang satu ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc.
Konsultasi dengan dokter kini praktis, karena bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, kamu juga bisa membeli obat dan suplemen kesehatan lainnya di Toko Kesehatan Halodoc.
Yuk, download aplikasi Halodoc, sekarang juga!