Mengenal Bronkoskopi, Tindakan untuk Memeriksa Saluran Napas

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 November 2024

Bronkoskopi adalah prosedur untuk mendiagnosis gangguan pernapasan.

Mengenal Bronkoskopi, Tindakan untuk Memeriksa Saluran NapasMengenal Bronkoskopi, Tindakan untuk Memeriksa Saluran Napas

DAFTAR ISI

  1. Tujuan Bronkoskopi
  2. Prosedur Penggunaan Bronkoskopi
  3. Sebelum Pemeriksaan
  4. Saat Pemeriksaan
  5. Setelah Pemeriksaan
  6. Apa Kata Ahli?
  7. Efek Samping Bronkoskopi

Bronkoskopi adalah prosedur medis yang digunakan untuk memeriksa dan mendiagnosis masalah di dalam saluran pernapasan, khususnya di paru-paru dan bronkus.

Dalam prosedur ini, dokter menggunakan alat bernama bronkoskop, yang berbentuk seperti tabung panjang dan fleksibel, untuk melihat bagian dalam saluran pernapasan. 

Bronkoskop ini juga dilengkapi dengan kamera kecil yang memungkinkan dokter melihat gambar secara langsung di layar. 

Prosedur bronkoskopi biasanya dilakukan untuk mencari penyebab batuk kronis, infeksi, atau masalah lain yang terkait dengan pernapasan.

Lantas, apa saja tujuan dan bagaimana prosedur penggunaan bronkoskopi bagi pengidap gangguan pernapasan? Ini ulasannya!

Tujuan Bronkoskopi

Bronkoskopi adalah prosedur medis yang bertujuan untuk melihat saluran pernapasan dan mendiagnosis penyakit paru-paru. 

Dokter biasanya akan merekomendasikan bronkoskopi untuk menemukan penyebab masalah paru-paru yang kamu alami.

Beberapa tujuan bronkoskopi yang paling umum adalah:

  • Mendiagnosis penyakit paru-paru atau penyebab lain dari gejala seperti batuk berlebihan, batuk berdarah, atau sesak napas.
  • Menilai dan mengatasi penyumbatan atau merawat area saluran pernapasan yang menyempit.
  • Menentukan penyebab infeksi atau peradangan di paru-paru.
  • Mengambil sampel lendir atau jaringan untuk dikirim ke laboratorium untuk analisis.
  • Menempatkan stent (tabung kecil) untuk menjaga saluran pernapasan tetap terbuka.

Selain itu, pemeriksaan dengan bronkoskopi juga berguna untuk analisis lebih lanjut untuk memastikan apakah ada kanker pada saluran pernapasan atau tidak.

Prosedur Pemeriksaan Bronkoskopi

Prosedur bronkoskopi dimulai dengan persiapan pasien, di mana dokter memberikan instruksi untuk berpuasa selama beberapa jam sebelum pemeriksaan.

Ketika prosedur dimulai, pasien akan menerima anestesi untuk mengurangi rasa sakit di tenggorokan dan mungkin juga sedasi untuk membuat mereka lebih rileks. 

Sebelum dimulainya bronkoskopi, dokter akan memantau tanda vital pasien seperti tekanan darah dan tingkat oksigen.

Kemudian, dokter akan memasukkan bronkoskop, yaitu alat tabung tipis yang dilengkapi kamera dan lampu, melalui mulut atau hidung menuju tenggorokan dan saluran napas. 

Selama proses ini, dokter dapat melihat kondisi saluran pernapasan dan mengambil sampel jaringan atau lendir untuk analisis lebih lanjut jika diperlukan.

Prosedur ini biasanya berlangsung antara 30 menit hingga 90 menit.

Setelah bronkoskopi selesai, pasien akan dipindahkan ke area pemulihan untuk dipantau hingga efek dari sedasi hilang, lalu dokter akan memberikan instruksi pasca-prosedur dan menjelaskan hasil pemeriksaan serta langkah selanjutnya dalam perawatan. 

Sebelum Pemeriksaan

Sebelum melaksanakan prosedur bronkoskopi, dokter akan memberikan beberapa petunjuk. 

Umumnya, kamu tidak diperbolehkan untuk makan atau minum setelah jam tengah malam sebelum bronkoskopi.

Jika kamu mengonsumsi obat setiap hari, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter apakah kamu boleh mengonsumsinya pada hari prosedur. 

Namun, apabila kamu menggunakan aspirin atau obat pengencer darah dan ibuprofen, dokter biasanya menyarankan untuk tidak mengonsumsinya seminggu sebelum bronkoskopi. 

Pada hari prosedur, kamu akan diminta untuk melepas kacamata, lensa kontak, alat bantu dengar, atau gigi palsu yang sekiranya dapat dilepas.

Saat Pemeriksaan

Bronkoskopi atau pemeriksaan paru-paru dilakukan di klinik atau rumah sakit. Kamu akan berada di ruang pemeriksaan atau ruang operasi dan berbaring di atas tempat tidur.

Perawat atau teknisi akan menghubungkanmu ke sensor untuk memantau tekanan darah, detak jantung, dan tingkat oksigen. 

Kemudian, mereka akan menyemprotkan obat bius ke dalam mulut, atau bisa juga pada lubang hidung. Obat bius ini terasa tidak enak, tetapi perlahan akan menghilang.

Mereka juga dapat memberimu obat untuk membuatmu mengantuk melalui IV (infus). IV ini akan tetap terpasang selama proses, jika kamu dalam kondisi membutuhkan lebih banyak obat. 

Setelah kamu merasa nyaman, dokter akan memasukkan bronkoskop melalui mulut atau hidungmu, melewati pita suara, dan masuk ke paru-paru.

Kamu bisa saja batuk-batuk atau merasa tidak nyaman, tetapi proses ini tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Kamera pada bronkoskop akan mengirimkan gambar ke layar untuk membantu dokter selama prosedur. Jika perlu, dokter dapat mengambil sampel jaringan atau cairan.

Pemeriksaan ini biasanya berlangsung 30 sampai 45 menit. Sementara total waktu termasuk persiapan dan pemulihan bisa memakan waktu hingga 4 jam.

Setelah Pemeriksaan

Karena efek anestesi, kamu mungkin tidak ingat banyak setelahnya. Tim medis akan memantau kamu selama beberapa jam untuk memastikan tidak ada masalah.

Selaini itu, rongga mulut dan tenggorokanmu mungkin terasa kebas, tetapi ini akan hilang dalam beberapa jam.

Kamu tidak diperbolehkan makan atau minum sampai kebasnya hilang dan kamu bisa menelan dengan normal. Mulailah dengan meneguk air dan makanan lunak seperti sup.

Dalam beberapa hari ke depan, kamu dapat merasakan sakit tenggorokan atau suara serak. Kamu bisa meredakannya dengan permen pelega tenggorokan. 

Namun, apabila muncul kondisi seperti demam lebih dari satu hari, nyeri dada, sesak napas, maupun batuk berdarah, sebaiknya segeralah hubungi dokter.

Apa Kata Ahli?

Sebuah riset yang dimuat dalam Yeungnam University Journal of Medicine telah meniti perkembangan bronkoskopi dalam mendiagnosis penyakit paru-paru dan kemajuan teknologi terbaru seperti ultrasonografi endobronkial (EBUS), bronkoskopi navigasi elektromagnetik (ENB), dan cryobiopsy. 

Metodologi yang digunakan adalah tinjauan literatur yang mengulas berbagai teknik bronkoskopi, termasuk bronkoskopi fleksibel dan teknologi modern. 

Penelitian ini juga menganalisis efektivitas metode baru dalam mendeteksi masalah paru-paru dan risiko komplikasi selama prosedur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bronkoskopi, terutama yang menggunakan teknologi terbaru, sangat efektif dalam mendiagnosis berbagai penyakit paru-paru, termasuk kanker. 

Teknik seperti EBUS dan ENB memberikan hasil yang lebih akurat dan aman, sementara cryobiopsy menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan biopsi tradisional. 

Efek Samping Bronkoskopi

Prosedur bronkoskopi juga dapat menimbulkan efek samping tertentu. Berikut ini kondisi yang dapat muncul setelah melakukan bronkoskopi:

1. Kebas di tenggorokan:

Setelah bronkoskopi, pasien bisa merasakan kebas di tenggorokan akibat obat bius yang disemprotkan oleh tenaga medis untuk mengurangi ketidaknyamanan saat tabung dimasukkan. 

Kebas ini dapat membuat pasien sulit merasakan sensasi normal di tenggorokan mereka. Sebaiknya jangan makan atau minum sampai kebasnya hilang, karena bisa menyebabkan risiko tersedak.

2. Sakit tenggorokan dan batuk

Setelah efek kebas hilang, pasien juga berpotensi mengalami sakit tenggorokan dan batuk. Ini disebabkan oleh iritasi yang terjadi selama prosedur, ketika tabung bronkoskop memasuki tenggorokan. 

Rasa sakit ini biasanya bersifat sementara dan bisa diatasi dengan permen tenggorokan, kumur air garam, atau semprotan pereda nyeri. 

Gejala ini umumnya akan hilang dalam waktu satu hari, tetapi jika berlanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

3. Risiko komplikasi

Meskipun bronkoskopi dianggap prosedur yang aman, ada risiko komplikasi yang dapat terjadi, seperti pendarahan di area yang diperiksa atau infeksi akibat masuknya bakteri. 

Komplikasi ini jarang terjadi, tetapi jika kamu merasakan gejala seperti nyeri yang parah, demam, atau pendarahan seusai melakukan bronkoskopi, sebaiknya segera mencari bantuan medis untuk evaluasi lebih lanjut.

4. Iritasi atau peradangan pada pita suara

Prosedur bronkoskopi dapat menyebabkan iritasi pada pita suara, yang dapat membuat suara terdengar serak. 

Ini biasanya bersifat sementara, tetapi pasien disarankan untuk menghindari berbicara terlalu banyak atau berteriak untuk memberi waktu pada pita suara untuk pulih. 

5. Penurunan tingkat oksigen

Selama bronkoskopi, ada kemungkinan tingkat oksigen dalam darah pasien menurun, terutama jika ada masalah saat prosedur. 

Apabila hal ini terjadi, pihak medis akan memberikan oksigen tambahan melalui masker untuk membantu meningkatkan kadar oksigen. 

Jika kamu atau orang terdekat hendak melakukan prosedur bronkoskopi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis di Halodoc.

Tak perlu khawatir, dokter spesialis di Halodoc sudah berpengalaman bertahun-tahun, serta memperoleh ulasan yang baik dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Ahn, June Hong. Diakses pada 2024. An update on the role of bronchoscopy in the diagnosis of pulmonary disease. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Bronchoscopy.
Mount Sinai. Diakses pada 2024. Bronchoscopy Information.
Medical News Today. Diakses pada 2024. What are some side effects of bronchoscopy?
Mahmoud N, Vashisht R, Sanghavi DK, et al. Diakses pada 2024. Bronchoscopy.
WebMD. Diakses pada 2024. What Is a Bronchoscopy?