Mengenal Deep Brain Stimulation untuk Menangani Parkinson
“Pengidap parkinson bisa mendapatkan perawatan deep brain stimulation untuk mengelola gejala penyakit parkinson. Perawatan ini dilakukan dengan penanaman elektroda di dalam area otak tertentu. Hanya saja ada ada syarat atau kriteria tertentu harus dipenuhi pengidapnya sebelum mendapatkan perawatan ini.”
Halodoc, Jakarta – Deep Brain Stimulation (DBS) merupakan perawatan untuk gejala penyakit parkinson seperti tremor, kekakuan, dan kesulitan berjalan. Perawatan parkinson ini juga dapat mengobati efek samping obat-obatan parkinson. Deep brain stimulation bukanlah obat untuk penyakit parkinson, perawatan ini juga tidak akan menghentikan keparahan penyakit. Hanya saja, deep brain stimulation bisa menjadi pilihan jika seseorang mengidap penyakit ini setidaknya 5 tahun dan tidak mendapatkan cukup bantuan dari obat-obatan.
Deep brain stimulation dilakukan dengan penanaman elektroda di dalam area otak tertentu. Elektroda ini menghasilkan impuls listrik yang mengatur impuls abnormal. Impuls listrik juga dapat mempengaruhi sel dan bahan kimia tertentu di dalam otak.
Jumlah stimulasi dalam deep brain stimulation dikendalikan oleh alat yang berupa alat pacu jantung yang ditempatkan di bawah kulit di dada bagian atas. Alat berupa kawat ditanamkan di bawah kulit untuk menghubungkan perangkat DBS ke elektroda di otak pengidap parkinson.
Cara Kerja Deep Brain Stimulation pada Penyakit Parkinson
Deep brain stimulation menggunakan perangkat kecil yang ditempatkan di dalam dada. Perangkat tersebut mengirimkan aliran listrik ke otak pengidap parkinson. Kemudian denyut nadi memblokir sinyal sarat yang menyebabkan gejala parkinson. Deep brain stimulation terdiri dari empat bagian, yaitu:
- Kawat tipis yang disebut timah, ditempatkan di bagian otak yang menyebabkan gejala parkinson.
- Pulse generator, seperti alat pacu jantung, yang mengirimkan sinyal listrik kecil ke kabel.
- Kabel penghubung ke pulse generator.
- Sebuah remote control untuk memprogram sistem. Perangkat ini satu-satunya bagian di luar tubuh pengidap parkinson.
Dalam deep brain stimulation, elektroda ditempatkan di area otak yang ditargetkan. Elektroda dihubungkan dengan kabel ke jenis alat pacu jantung (implan pulse generator) yang ditempatkan di bawah kulit dada di bawah tulang selangka.
Setelah diaktifkan, pulse generator mengirimkan aliran listrik terus menerus ke area target di otak, kemudian memodifikasi sirkuit otak di area otak. Deep brain stimulation bekerja dengan cara yang sama seperti alat pacu jantung untuk jantung.
Ada tiga area di otak yang bisa menjadi target deep brain stimulation pada pengidap parkinson. Di antaranya nukleus subthalamic, globus pallidus internus, dan nukleus intermediet ventral thalamus. Masing-masing area tersebut berperan dalam sirkuit otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan tubuh.
Area spesifik di otak untuk ditargetkan pada pengidap parkinson, tergantung pada gejala yang perlu diobati. Misalnya, deep brain stimulation pada nukleus subtalamus efektif untuk semua gejala gerakan utama penyakit parkinson, seperti:
- Tremor
- Kelambatan gerakan (bradikinesia)
- Kekakuan (rigiditas)
- masalah dengan berjalan dan keseimbangan.
Deep brain stimulation dari globus pallidus adalah target efektif lain untuk berbagai gejala parkinson. Target yang direkomendasikan untuk setiap pengidap parkinson dibuat secara kolaboratif dengan ahli saraf, ahli beda saraf, dan dokter spesialis lainnya yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan perawatan.
Kriteria Pasien yang Bisa Mendapatkan Deep Brain Stimulation
Sebelum dianggap memiliki kriteria untuk mendapatkan perawatan deep brain stimulation, pengidap parkinson harus menjalani proses evaluasi yang ekstensif. Idealnya, tim dokter dari berbagai spesialis yang berkaitan dengan penyakit akan meninjau pengidap parkinson.
Jika pengidap dikelola dengan baik dalam pengobatan, maka tidak perlu menjalani deep brain stimulation. Kandidat DBS adalah pengidap yang memenuhi satu atau lebih kriteria berikut:
- Gejala tidak terkontrol dengan baik meskipun menerima dosis obat yang sesuai.
- Gejala secara signifikan mengurangi kualitas hidup pengidap.
- Gerakan involunter yang tidak normal atau tidak terkontrol (diskinesia) atau fluktuasi motorik tidak membaik meskipun ada penyesuaian dalam pengobatan.
- Membutuhkan empat atau lebih dosis obat levodopa diperlukan sehari.
- Tremor yang belum bisa dikendalikan dengan obat-obatan.
Itulah yang perlu diketahui mengenai perawatan deep brain stimulation untuk pengidap parkinson. Jika kamu memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit parkinson, mungkin bisa mempertimbangkan perawatan ini. Hanya saja sebaiknya tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc terlebih dulu. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Deep Brain Stimulation for Parkinson’s Disease Patients
WebMD. Diakses pada 2021. Deep Brain Stimulation for Parkinson’s Disease
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Deep brain stimulation
Parkinson’s Foundation. Diakses pada 2020. Stages of Parkinson’s.
Healthline. Diakses pada 2020. The 5 Stages of Parkinson’s.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan