Mengenal Penyakit Gastrointestinal yang Paling Berbahaya
Penyakit gastrointestinal adalah kondisi yang bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan baik.

DAFTAR ISI
Sistem pencernaan manusia adalah salah satu bagian tubuh yang paling penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan.
Namun, sistem ini juga rentan terhadap berbagai gangguan. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit gastrointestinal.
Gastrointestinal adalah istilah yang merujuk pada organ-organ yang mencakup saluran pencernaan, seperti lambung, usus kecil, usus besar, hati, pankreas, dan kantung empedu.
Penyakit gastrointestinal tidak hanya mengganggu fungsi pencernaan, tetapi beberapa di antaranya bisa sangat berbahaya dan mengancam nyawa.
Jenis Penyakit Gangguan Gastrointestinal
Nah, berikut berbagai penyakit yang tergolong gangguan gastrointestinal:
1. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan. Gejalanya, meliputi:
- Rasa panas di dada (heartburn).
- Mual atau muntah.
- Sulit menelan.
Jika tidak diobati, GERD dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti esofagitis, striktur esofagus, atau bahkan esofagus Barrett, yang meningkatkan risiko kanker esofagus.
Pahami lebih lanjut soal Apa itu Penyakit Asam Lambung (GERD) ? Gejala & Pengobatan.
2. Penyakit Radang Usus (Inflammatory Bowel Disease)
Crohn’s disease dan kolitis ulseratif adalah dua jenis penyakit radang usus. Crohn’s disease merupakan kondisi peradangan yang memengaruhi seluruh saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus.
Sedangkan, kolitis ulseratif terbatas pada peradangan di usus besar dan rektum.
Gejalanya berupa diare kronis, nyeri perut, kelelahan, dan penurunan berat badan.
IBD yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi seperti perforasi usus atau kanker kolorektal.
Ini Tanda-Tanda Penyakit Radang Usus Besar yang Perlu Diperhatikan.
3. Kanker Gastrointestinal
Beberapa jenis kanker yang menyerang sistem gastrointestinal termasuk:
- Kanker lambung. Sering kali terlambat terdeteksi karena gejalanya tidak spesifik, seperti gangguan pencernaan, muntah, atau penurunan berat badan.
- Kanker usus besar. Biasanya berkembang dari polip prakanker yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan kolonoskopi.
- Kanker pankreas. Salah satu jenis kanker dengan tingkat kematian tinggi karena sering terlambat terdiagnosis.
Pemeriksaan rutin dan deteksi dini sangat penting untuk mengurangi risiko kematian akibat kanker ini.
4. Penyakit Batu Empedu
Batu empedu terbentuk dari kolesterol atau zat lainnya yang mengeras di kantung empedu.
Gejala utama meliputi nyeri mendadak di perut bagian atas, mual, dan muntah.
Jika batu empedu menyebabkan infeksi atau penyumbatan, kondisi ini dapat berkembang menjadi kolesistitis akut yang berbahaya.
5. Penyakit Liver Kronis (Sirosis)
Sirosis adalah kerusakan hati yang berlangsung lama akibat konsumsi alkohol berlebihan, infeksi hepatitis, atau penyakit hati lainnya.
Kerusakan jaringan hati yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gagal hati, pendarahan internal, atau kanker hati.
6. Infeksi Helicobacter pylori
Bakteri H. pylori sering menyebabkan gastritis kronis dan tukak lambung. Jika dibiarkan, infeksi ini dapat memicu kanker lambung.
Infeksi biasanya ditandai dengan nyeri ulu hati, mual, dan kembung.
Pengobatan melibatkan kombinasi antibiotik untuk membunuh bakteri dan obat untuk mengurangi produksi asam lambung.
Kamu juga bisa menghubungi Rekomendasi Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Halodoc ini terkait penanganan penyakit gastrointestinal.
7. Penyakit Divertikular
Penyakit ini terjadi ketika divertikula (kantong kecil di dinding usus besar) menjadi meradang atau terinfeksi.
Gejala termasuk nyeri perut bawah, demam, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Jika terjadi perforasi, kondisi ini dapat menjadi darurat medis yang memerlukan operasi.
Fakta Tentang Organ Pencernaan
Asam lambung yang diproduksi oleh perut sangat kuat, bahkan mampu melarutkan logam. Namun, lapisan lendir yang melindungi dinding lambung mencegahnya terkikis oleh asam lambung itu sendiri.
Selain itu, usus sering disebut sebagai “otak kedua” karena memiliki sistem saraf sendiri yang kompleks. Sistem saraf enterik ini berisi sekitar 100 juta neuron dan dapat berfungsi secara independen dari otak. Itu sebabnya, perasaan stres atau kecemasan seringkali memicu masalah pencernaan.
Studi Tentang Peradangan pada Saluran Cerna
Melansir dari penelitian yang dipublikasikan dalam Gastroenterology, peradangan kronis, baik yang disebabkan oleh infeksi maupun faktor lainnya, berpotensi mengembangkan berbagai jenis kanker, terutama di organ pencernaan.
Infeksi kronis, seperti yang disebabkan oleh bakteri H. pylori atau virus hepatitis C, dapat memicu perubahan genetik dan epigenetik pada sel-sel tubuh.
Perubahan-perubahan ini dapat mengganggu fungsi normal sel dan meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Selain itu, peradangan kronis juga dapat mempengaruhi ekspresi gen-gen tertentu yang terkait dengan perkembangan kanker.
Secara keseluruhan, peradangan kronis dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel kanker dan mempercepat perkembangan penyakit.
Itulah penjelasan seputar penyakit gastrointestinal yang perlu kamu ketahui.
Jika kamu mengalami gejala salah satu kondisi di atas, segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja.
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!