Mengidap PMDD, Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Agustus 2020
Mengidap PMDD, Kapan Sebaiknya ke Dokter?Mengidap PMDD, Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Halodoc, Jakarta - Datangnya sindrom pramenstruasi atau lebih akrab disapa PMS mungkin bukan lagi menjadi hal baru bagi beberapa perempuan. Namun, bagaimana dengan gangguan disforik pramenstruasi? Disebut juga premenstrual dysphoric disorder atau PMDD, gangguan disforik pramenstruasi merupakan gangguan menstruasi yang mirip dengan PMS, hanya saja kondisinya lebih serius. 

Pengidap PMDD akan mengalami gangguan kecemasan, stres, dan depresi akut dalam satu atau dua minggu sebelum menstruasi terjadi. Meski begitu, baik PMS maupun PMDD juga menimbulkan kondisi, seperti perut kembung, nyeri pada payudara, kelelahan, juga perubahan kebiasaan tidur serta makan. Setidaknya, kamu akan merasa cemas berlebihan, sedih, murung, hingga mudah tersinggung ketika mengalami PMDD.

Kapan Sebaiknya PMDD Mendapat Perhatian Medis?

Sayangnya, apa yang menyebabkan terjadinya PMS maupun PMDD belum diketahui dengan pasti hingga kini. Namun, perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi mungkin menyumbang peran terhadap kondisi gangguan disforik pramenstruasi. Tidak hanya itu, serotonin pada otak juga turut berperan, karena sepanjang siklus menstruasi, kadar serotonin dalam tubuh mengalami perubahan.

Baca juga: Pahami Risiko Gangguan Disforik Pramenstruasi pada Wanita

Sementara itu, gejala PMDD biasanya muncul sekitar satu minggu sebelum tanggal menstruasi dan berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi datang. Sayangnya, kondisi ini sering kali sangat buruk dan membuat kamu tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Gejalanya, yaitu:

  • Perubahan suasana hati,
  • Depresi,
  • Cemas berlebihan dan mudah tersinggung,
  • Mudah marah,
  • Cepat lelah,
  • Nafsu makan berubah,
  • Nyeri payudara,
  • Sakit kepala,
  • Kram dan kembung.

Baca juga: Ini yang Membedakan Gangguan Disforik Pramenstruasi dan PMS

Apabila kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, bahkan lebih buruk, sebaiknya kamu tidak menunda untuk melakukan pengobatan di rumah sakit. Supaya tidak menunggu lama, pakai aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter terlebih dahulu. Kamu pun bisa kok pakai aplikasi Halodoc untuk tanya jawab dengan dokter jika punya keluhan kesehatan. 

Penanganan PMDD

Penanganan terhadap gangguan disforik pramenstruasi berfokus pada pencegahan atau setidaknya mengurangi gejala yang muncul. Beberapa pengobatan yang bisa dicoba, termasuk:

  • Antidepresan untuk mengurangi gejala seperti gejala emosional, kelelahan, gangguan tidur atau gangguan makan. Konsumsinya tetap harus sesuai dengan anjuran dokter, ya!
  • Pil KB yang disinyalir mampu mengurangi gejala PMDD bagi beberapa wanita.
  • Suplemen nutrisi. Mengonsumsi sekitar 1.200 miligram suplemen kalsium setiap hari, termasuk konsumsi vitamin B6, Magnesium, dan L-triptofan.
  • Obat herbal seperti chasteberry diduga mampu mengurangi gejala, misalnya perubahan suasana hati, nyeri pada payudara, pembengkakan, kram, dan gangguan makan yang terkait dengan PMDD.
  • Perubahan pola makan dan gaya hidup. Olahraga teratur sering kali sangat membantu meringankan gejala pramenstruasi. Kurangi konsumsi kafein, hindari konsumsi alkohol, dan tidak merokok juga mampu menekan munculnya gejala. Pastikan kamu mendapatkan waktu istirahat cukup dan membiasakan relaksasi, meditasi, atau yoga untuk meredakan stres.

Baca juga: Perawatan Rumahan untuk Atasi PMDD

Jadi, jangan pernah mengabaikan jika kamu mengalami adanya gejala yang tidak biasa pada tubuh, terlebih jika kamu sering mengalami sindrom PMS, gejala-gejala yang mengarah pada kondisi gangguan disforik pramenstruasi, atau memiliki riwayat genetik akan kondisi ini. Memeriksakannya ke dokter akan membuat kamu lebih cepat mendapatkan penanganan, sehingga gejala bisa dikurangi dan komplikasi bisa dicegah. 

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Premenstrual Dysphoric Disorder: Different from PMS?
WebMD. Diakses pada 2020. PMDD.
Womenshealth. Diakses pada 2020. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan