Mitos atau Fakta, Idap Stroke Rentan Terkena Bradikardia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 September 2020
Mitos atau Fakta, Idap Stroke Rentan Terkena BradikardiaMitos atau Fakta, Idap Stroke Rentan Terkena Bradikardia

Halodoc, Jakarta - Stroke bukan sebuah penyakit yang bisa dianggap remeh. Kondisi yang membuat terganggunya pasokan darah ke otak ini bisa menimbulkan komplikasi yang amat merugikan bagi pengidapnya.

Menurut data dari World Stroke Organization, sekitar 80 juta orang mesti berhadapan dengan penyakit ini. Parahnya lagi, ada lebih dari 13,7 juta kasus stroke baru tiap tahunnya. Sebanyak 60 persen kasusnya menyerang orang-orang di bawah usia 70 tahun. 

Selain menyerang otak, stroke juga sering dikaitkan dengan aritmia atau gangguan pada irama jantung. Namun, benarkah stroke bisa menyebabkan bradikardia (salah satu jenis aritmia) pada pengidapnya? 

Baca juga: 5 Fakta Tentang Stroke yang Harus Diketahui

Dari Masalah Otak, Pindah ke Jantung

Seseorang yang mengidap aritmia bisa mengalami beberapa kondisi pada jantungnya. Bisa berdetak terlalu cepat (takikardia), bisa terlalu lambat (bradikardia), bisa pula berdetak secara tidak teratur. Hal yang perlu ditegaskan, ketiganya bisa menimbulkan masalah serius pada jantung. Lalu, apakah benar stroke bisa menyebabkan bradikardia pada pengidapnya? 

Menurut studi yang dipublikasikan Journal of the American Heart Association, penyakit cerebrovascular (penyakit pembuluh darah di otak) seperti stroke dapat menyebabkan aritmia jantung pada pengidapnya. Aritmia jantung ini terjadi pada 25,1 persen dari semua pasien (subjek penelitian). Insiden tertinggi terjadi selama 24 jam pertama setelah stroke menyerang. 

Baik takikardia dan bradikardia sama-sama berpotensi dialami pengidap stroke ketika penyakit ini mengincar otak. Meski begitu, menurut studi takikardia yang serius lebih sering terjadi ketimbang bradikardia dalam 24 jam pertama.  

Ingat, bradikardia tak kalah bahayanya dengan takikardia. Melambatnya detak jantung ini bisa berdampak pada organ dan jaringan tubuh lain yang tak terpenuhi pasokan darah. 

Kondisi bradikardia yang parah dan tak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Mulai dari hipertensi, hipotensi, sinkop (pingsan), angina pektoris, hingga gagal jantung. Pada tahapan yang sudah parah, dampak bradikardia bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Bradikardia vs Takikardia, Lebih Bahaya Mana?

Dari Infeksi sampai Penuaan

Seseorang yang mengalami bradikardia biasanya mengalami beragam gejala. Pada beberapa kasus, bradikardia ini bisa menyebabkan sesak napas, kelelahan, nyeri dada, pusing, linglung, hingga pingsan. Nah, kira-kira apa saja yang bisa menyebabkan bradikardia? 

Penyebab bradikardia sebenarnya bukan hanya menyoal stroke saja. Pasalnya, melambatnya detak jantung seseorang bisa dipicu oleh berbagai faktor. Nah, berikut ini penyebab bradikardia yang perlu diwaspadai.

  • Adanya infeksi pada jaringan jantung. 
  • Rusaknya jaringan jantung karena penyakit jantung atau serangan jantung. 
  • Komplikasi dari operasi jantung.
  • Cacat jantung kongenital, kelainan jantung bawaan lahir. 
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Sleep apnea obstruktif, gangguan pernapasan berulang selama tidur. 
  • Penumpukan zat besi pada organ (hemokromatis).
  • Terjadinya kerusakan jaringan jantung, terkait penuaan. 

Baca juga: Harus Tahu, Fakta-Fakta Penting Mengenai Bradikardia

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Referensi:
American Heart Association. Diakses pada 2020. Bradycardia: Slow Heart Rate.
Journal of the American Heart Association. Diakses pada 2020. Serious Cardiac Arrhythmias After Stroke Incidence, Time Course, and Predictors—A Systematic, Prospective Analysis
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Stroke.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Stroke. 
WebMD. Diakses pada 2020. What is Bradycardia?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan