Bradikardia vs Takikardia, Lebih Bahaya Mana?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Februari 2019
Bradikardia vs Takikardia, Lebih Bahaya Mana?Bradikardia vs Takikardia, Lebih Bahaya Mana?

Halodoc, Jakarta - Selain menunjukkan bahwa kita hidup, detak jantung juga dapat menjadi penanda seberapa banyak beban yang dipikul oleh tubuh. Secara normal, ketika tubuh berada dalam posisi istirahat, detak jantung akan terasa lambat. Lain halnya jika sedang melakukan olahraga, seperti lari misalnya, detak jantung kita tentu akan terasa lebih cepat dari biasanya, bukan? Namun, bagaimana jika jantung berdetak lebih lambat atau lebih cepat secara ekstrem? Kondisi ini dikenal dalam medis dengan sebutan bradikardia dan takikardia. Manakah di antara 2 kondisi tersebut yang lebih berbahaya?  

Bradikardia

Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Melambatnya detak jantung ini umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, jika sering terjadi dan disertai gangguan irama jantung, hal itu akan berdampak pada organ dan jaringan tubuh lain yang tidak terpenuhi pasokan darahnya

Baca juga: Denyut Nadi Enggak Normal? Hati-hati Aritmia

Ketika pasokan darah ke organ atau jaringan tubuh terganggu, gejala yang akan muncul adalah:

  • Pusing.

  • Sesak napas.

  • Nyeri dada.

  • Pingsan.

  • Kebingungan.

  • Mudah lelah.

  • Sianosis (warna kulit kebiruan).

  • Kulit pucat.

  • Gangguan penglihatan.

  • Perut terasa nyeri.

  • Sakit kepala.

  • Sakit pada rahang atau lengan.

  • Lemas.

Takikardia

Takikardia adalah keadaan ketika detak jantung melebihi 100 kali per menit. Kondisi percepatan detak jantung tersebut sebenarnya normal terjadi saat seseorang sedang berolahraga, atau sebagai respon tubuh terhadap stres, trauma, serta penyakit. Takikardia dapat dikatakan abnormal ketika serambi atau bilik jantung berdetak lebih cepat, walaupun saat sedang beristirahat. Terdapat beberapa jenis takikardia yang abnormal berdasarkan tempat dan penyebabnya, yaitu takikardia pada serambi atau atrium (fibrilasi atrium dan atrial flutter), serta takikardia pada bilik jantung atau ventrikel (takikardia ventrikel dan supraventrikular).

Pada saat terjadi takikardia, denyut jantung dan nadi menjadi cepat, sehingga pengidapnya dapat merasakan:

  • Jantung berdebar.

  • Nyeri dada (angina).

  • Kelelahan

  • Sesak napas.

  • Pusing.

  • Pingsan.

Baca juga: Bukan Cuma Orang Dewasa, Anak-anak Rentan Gangguan Jantung Bradikardia Ini

Pada beberapa kasus, takikardia tidak menyebabkan munculnya gejala. Namun, jika kondisi ini dibiarkan, komplikasi serius dapat terjadi. Di antaranya adalah gagal jantung, stroke, atau henti jantung. Dengan pemberian obat dan prosedur medis, takikardia dapat dikendalikan. Kondisi takikardia yang menyebabkan komplikasi, tergantung dari penyebab dan jenis takikardia yang dialami.

Mana yang Lebih Berbahaya?

Jika ditanya mana yang paling berbahaya antara bradikardia dan takikardia, jawabannya tentu saja keduanya berbahaya dan sama-sama berisiko menimbulkan komplikasi serius, jika tidak segera ditangani. Lantas, seperti apa sih seharusnya detak jantung yang normal bagi manusia? Detak jantung normal seseorang berbeda-beda, tergantung usia. Berdasarkan usianya, detak jantung normal berada pada kisaran berikut:

  • Dewasa: berdetak 60-100 kali dalam satu menit.

  • Anak-anak usia 1-12 tahun: berdetak 80-110 kali dalam satu menit.

  • Bayi (kurang dari 1 tahun): berdetak 100-160 kali dalam satu menit.

Normal atau tidaknya detak jantung dapat diketahui secara tidak langsung dengan menghitung denyut nadi di pergelangan pergelangan tangan selama 1 menit. Namun, untuk mengetahui secara tepat, pemeriksaan ke dokter lebih dianjurkan. Perlu diingat pula bahwa selain tingkat aktivitas, kebugaran, dan obat-obatan, detak jantung juga dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, posisi tubuh (duduk atau berbaring, misalnya), emosi, dan postur badan.

Baca juga: Cara Mendeteksi Takikardia Sejak Dini

Detak jantung yang terlalu cepat atau lambat seringnya merupakan hasil dari kondisi jantung lain. Mengambil langkah untuk menjalani gaya hidup yang ramah jantung biasanya akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, seperti:

  • Pola makan sehat yang ramah jantung, seperti diet Mediterania yang melibatkan berbagai sayur dan buah, minyak zaitun, biji-bijian, kacang, ikan, produk susu rendah/non-lemak, serta gandum utuh.

  • Selalu aktif setiap hari, atau jika tidak, kebanyakan hari dalam seminggu.

  • Turunkan berat badan jika merasa perlu, dan jaga berat badan sehat.

  • Kelola masalah kesehatan lain yang mungkin dimiliki, misalnya tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.

Itulah sedikit penjelasan tentang bradikardia dan takikardia. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan