“Tantrum ditandai dengan perilaku menangis, berteriak, hingga berguling di lantai. Umumnya kondisi ini dialami oleh anak-anak. Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kondisi ini. Namun, secara umum, kondisi ini sering terjadi karena Si Kecil tidak mampu untuk menyampaikan perasaan atau emosi yang tengah dirasakan.“

Halodoc, Jakarta – Tantrum sebenarnya disebabkan oleh ketidakmampuan anak dalam meluapkan perasaan atau emosi yang sedang dirasakan. Hal ini membuat Si Kecil menunjukkan gejala menangis kencang, melempar barang, berteriak tidak jelas, hingga berguling di lantai. Tentu saja, hal ini bisa membuat ayah dan ibu merasa bingung dan kesulitan untuk mengetahui apa keinginan anak.

Ada banyak informasi seputar penyebab tantrum pada anak yang beredar. Salah satunya adalah faktor makanan yang dikonsumsi. Katanya, konsumsi makanan manis bisa menjadi pemicu anak mengalami gejala-gejala tersebut. Mitos atau fakta? Cari tahu jawabannya di artikel berikut ini!

Baca juga: Kenali Jenis Tantrum yang Sering Dilakukan Anak

Penyebab Tantrum yang Perlu Diketahui

Tantrum mungkin membuat ibu merasa stres dan bingung harus berbuat apa. Bagaimana tidak, di saat ibu tidak mengetahui apa penyebab anak mengamuk, Si Kecil sendiri juga tidak bisa menyampaikan apa yang diinginkannya. Alhasil, anak-anak hanya bisa menangis, berteriak, meronta, hingga berguling-guling di lantai. Namun saat menghadapi situasi seperti ini, orangtua disarankan untuk tetap tenang.

Nyatanya, hal ini merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak. Tantrum umum terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Kendati begitu, anak dengan usia lebih tua atau bahkan orang dewasa juga bisa mengalami kondisi ini. Jika tidak ditangani dengan bijak, bisa saja tantrum pada anak membuat ayah atau ibu ikut terbawa emosi.  

Untuk menghindari hal tersebut, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencoba mengerti alasan tantrum pada anak. Secara umum, kondisi ini terjadi karena anak masih memiliki kemampuan yang terbatas untuk menunjukkan perasaannya. Si Kecil hanya tahu cara menangis dan berteriak saat merasa ada hal yang salah atau tidak sesuai dengan keinginannya. Namun pada kasus tertentu, tantrum pada anak mungkin disebabkan oleh masalah psikologis, seperti autisme.

Baca juga: Si Kecil Penakut? Ini Kiat Mengatasinya

Makanan Manis Bisa Menjadi Penyebabnya?

Pertanyaannya, apakah tantrum pada anak bisa disebabkan oleh konsumsi makanan manis? Bisa jadi iya, bisa juga tidak. Anak-anak cenderung menyukai makanan yang memiliki rasa manis. Hal ini membuat Si Kecil seringkali berlebihan dalam mengonsumsinya. Nah, pada saat itulah makanan manis disebut bisa memengaruhi perilaku anak, bahkan meningkatkan kemungkinan terjadinya tantrum.

Rasa manis pada makanan atau minuman umumnya didapatkan dari tambahan gula. Jika dikonsumsi secara berlebihan, zat ini disebut bisa memicu reaksi tubuh yang dikenal dengan istilah sugar rush. Pada kondisi tersebut, anak-anak menjadi lebih rentan mengalami tantrum, sebab efek dari konsumsi gula bisa membuat anak menjadi hiperaktif, mudah berubah mood, serta mengalami kecanduan.

Kecanduan makanan manis adalah hal yang wajar terjadi, terutama pada anak-anak. Saat Si Kecil sangat menginginkan makanan ini tapi orangtua tidak memberi, mengamuk, dan menangis seringkali dilakukan. Jadi, apakah makanan manis bisa menyebabkan tantrum? Mungkin bisa, tetapi hal ini bukanlah penyebab utamanya.

Baca juga: Ketahui Sisi Positif dari Anak Tantrum

Kalau tantrum pada anak semakin tidak terkendali, bisa jadi itu adalah tanda dari ada gangguan kesehatan yang dialami. Jika ibu ragu, coba bicarakan hal ini pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Sampaikan gejala yang dialami anak dan tanyakan informasi seputar kesehatan dari ahlinya. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call atau Chat. Ayo, download Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!

Referensi:

Baby Center. Diakses pada 2021. Tantrums.

MedicineNet. Diakses pada 2021. Temper Tantrums.

Feeding My Kid. Diakses pada 2021. Why Do Foods Cause Tantrums or Mood Swings in Kids?