Mitos atau Fakta, Senam Yoga Bisa Mencegah Skizofrenia

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia mungkin tidak asing di telinga kamu. Ini merupakan gangguan mental serius di mana pengidapnya menafsirkan realita secara tidak normal. Skizofrenia dapat menyebabkan kombinasi antara halusinasi, delusi, pemikiran dan perilaku yang tidak teratur. Semua gejala ini mengganggu bahkan melumpuhkan aktivitas pengidapnya sehari-hari.
Sayangnya, kondisi ini tidak dapat disembuhkan total dan pengidapnya membutuhkan perawatan seumur hidup untuk mengelola gejala-gejala yang muncul. Perawatan penting untuk meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Meskipun tidak bisa disembuhkan total, apakah skizofrenia dapat dicegah? Ada anggapan bahwa melakukan yoga mampu mencegah skizofrenia, benarkah demikian?
Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Skizofrenia yang Perlu Diketahui
Benarkah Senam Yoga Mampu Mencegah Skizofrenia?
Dilansir dari Mayo Clinic, tidak ada cara pasti untuk mencegah skizofrenia. Namun, rencana perawatan yang mampu mencegah kambuhnya skizofrenia dan memburuknya gejala. Belajar lebih banyak mengenai faktor risiko skizofrenia juga sangat membantu diagnosis, sehingga pengobatan pun bisa dilakukan lebih dini.
Lantas, bagaimana dengan senam yoga? Artikel yang telah diunggah dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health menyebutkan, yoga yang dilakukan untuk terapi terbukti efektif dalam menangani gangguan kejiwaan seperti depresi dan kecemasan. Selain, senam yoga juga terbukti efektif sebagai terapi tambahan untuk skizofrenia.
Pada intinya, perawatan utama skizofrenia wajib dilakukan dan yoga hanya berfungsi sebagai terapi tambahan, bukan sebagai terapi utama. Anggapan bahwa yoga mampu mencegah skizofrenia ada benarnya. Pasalnya, gerakan-gerakan yoga mampu memicu keluarnya hormon oksitosin yang membuat seseorang lebih rileks, sehingga stres dan kecemasan bisa sedikit mereda.
Gejala Skizofrenia yang Perlu Diketahui
Gejala skizofrenia biasanya muncul pada remaja akhir atau dewasa awal. Gejala pada setiap pengidapnya bisa berbeda-beda. Namun, ada beberapa gejala umum yang kerap dialami oleh pengidap skizofrenia, seperti:
- Melontarkan ucapan yang membingungkan dan sulit dipahami orang lain;
- Kurangnya ekspresi wajah dan ekspresi emosional;
- Kurangnya motivasi atau tidak punya sama sekali;
- Kesulitan berkonsentrasi;
- Psikosis, seperti delusi dan halusinasi.
Baca juga: Adakah Hubungan Skizofrenia dengan Gen Manusia?
Sebelum mengalami gejala-gejala ini, mereka mungkin melakukan perilaku bermacam-macam, terlihat gelisah dan kurang fokus. Adapun gejala khas skizofrenia, yakni delusi, halusinasi dan kebingungan. Berikut ciri-cirinya :
1. Delusi
Seseorang yang mengalami delusi mungkin percaya bahwa sesuatu hal yang nyata dianggap tidak benar karena tidak ada bukti kuat. Misalnya, mereka mungkin percaya bahwa:
- Merasa dirinya sangat penting;
- Ada seseorang yang mengejar mereka;
- Ada orang lain yang berusaha mengendalikannya dari jarak jauh;
- Dirinya memiliki kekuatan atau kemampuan luar biasa.
2. Halusinasi
Beberapa orang mengalami halusinasi seringkali seperti mendengar suara. Namun, halusinasi sebenarnya memengaruhi semua indera. Misalnya, seseorang mungkin juga melihat, merasakan, merasakan, atau mencium hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
3. Bingung berpikir dan berbicara
Pemikiran dan ucapan pengidap skizofrenia dapat beralih dari satu subjek ke subjek lainnya tanpa alasan yang logis. Sehingga, mungkin sulit untuk memahami apa yang mereka katakan. Pengidap juga mengalami masalah memori dan kesulitan memahami serta menggunakan informasi.
Baca juga: Skizofrenia Bisa Semakin Parah Seiring Bertambahnya Usia
Apabila kamu mengalami sejumlah gejala di atas, sebaiknya hubungi dokter di aplikasi Halodoc untuk memastikannya. Lewat aplikasi Halodoc, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.