Halodoc, Jakarta – Parental alienation syndrome merupakan kondisi yang bisa terjadi pada anak, sebagai akibat dari perceraian orang tua. Kondisi ini dapat terjadi jika salah satu pihak orang tua membuat anak menentang atau menjauhi pihak lainnya, atau sebaliknya.

Sindrom ini sebenarnya adalah istilah yang agak kontroversial. Namun, istilah ini digunakan oleh banyak orang untuk menggambarkan gejala atau sikap yang seorang anak tunjukkan.

Gejala Parental Alienation Syndrome

Jika Ibu khawatir anak mungkin mengalami parental alienation syndrome, berikut adalah beberapa tanda yang dapat Ibu kenali:

1. Kritik yang Tidak Adil

Tidak ada orang tua yang sempurna. Beberapa bahkan mungkin kehilangan kesabaran atau bahkan membentak anak-anak mereka, dan semua anak kadang-kadang marah pada orang tua mereka. 

Namun, anak-anak dengan parental alienation syndrome akan mengkritik salah satu orang tua dengan keras dan tanpa alasan. Mereka jarang atau tidak pernah mengatakan sesuatu yang baik tentang orang tuanya. 

Jika mereka bersenang-senang dengan salah satu orang tua yang mereka tidak sukai, mereka mungkin menyembunyikannya dari orang tua mereka yang lain. 

2. Selalu Membela Salah Satu Orang Tua

Sebanyak mereka mengkritik salah satu orang tua yang tidak mereka sukai, anak juga akan dengan gigih membela orang tua mereka yang lain. Mereka memiliki pemikiran “hitam dan putih” yang ekstrem. 

Semua yang salah satu orang tua lakukan buruk, dan semua yang dilakukan orang tua lainnya baik. Mereka akan menyangkal bahwa orang tua yang mereka suka telah memengaruhi mereka, dan mengklaim bahwa perasaan mereka adalah milik mereka sendiri. 

3. Tidak Ada Perasaan Bersalah

Dalam masa pertumbuhan anak, kebanyakan anak yang marah dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang tua mereka akan merasa menyesal dan meminta maaf kemudian. Namun, anak-anak dengan parental alienation syndrome tidak merasa bersalah atas perlakuan buruk mereka terhadap orang tuanya.

Mereka merasa telah melakukan hal benar dengan membenci salah satu orang tua. Bahkan, mereka mungkin memperluasnya hingga mencakup seluruh keluarga. Kritik dan kekerasan mereka mungkin termasuk pada salah satu orang tua dan beberapa saudara juga. 

Kenali Jenis-jenisnya

Parental alienation syndrome terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahannya, dari ringan hingga berat, yaitu:

• Ringan. Pada kasus ringan, anak akan menolak untuk mengunjungi orang tua yang mereka tidak sukai, tetapi menikmati menghabiskan waktu bersama orang tuanya begitu mereka hanya sedang berdua saja. 
• Sedang. Pada kasus sedang, anak akan sangat menolak setiap kontak dengan orang tua yang terasing, dan mempertahankan kebencian dan pertentangan selama mereka bersama mereka. 
• Berat. Dalam kasus yang parah, anak mungkin tidak hanya sangat menolak setiap kontak dengan orang tua yang terasing, tetapi juga dapat melarikan diri atau bersembunyi untuk menghindari pertemuan. 

Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan?

Tidak ada pengobatan yang cocok untuk semua kondisi parental alienation syndrome, karena beberapa alasan. Pertama, ini bukan diagnosis resmi. Kedua, bahkan jika ini adalah kondisi yang diakui secara medis, keadaannya sangat individual.

Dalam beberapa situasi, terapi untuk menyatukan kembali anak dengan orang tua yang terasing dapat membantu. Dalam kasus lain, memaksa seorang anak untuk menjalani terapi reunifikasi semacam ini bisa menimbulkan trauma. 

Menemukan pusat konseling keluarga, psikolog, atau terapis yang cocok mungkin adalah langkah terbaik yang bisa orang tua ambil. Mediator lain yang ditunjuk oleh pengadilan atau lainnya, juga dapat membantu.

Perawatan harus sesuai dengan situasi khusus keluarga. Dinamika, usia perkembangan anak, dan faktor lainnya akan ikut berperan. Sebagai permulaan, bicarakan dengan dokter anak anak tentang spesialis kesehatan mental anak yang mereka rekomendasikan.

Agar mudah, download Halodoc saja untuk berbicara dengan dokter anak melalui chat, kapan dan di mana saja.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2023. What Is Parental Alienation Syndrome?

WebMD. Diakses pada 2023. Signs of Parental Alienation.