Orangtua Perokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru pada Anak?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   27 November 2020
Orangtua Perokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru pada Anak?Orangtua Perokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru pada Anak?

Halodoc, Jakarta – Bukan lagi rahasia bahwa merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru. Artinya, orang yang aktif merokok cenderung memiliki risiko mengalami penyakit ini. Namun, tahukah kamu ternyata perokok pasif juga bisa terdampak kanker paru-paru? Kabar buruknya, risiko paparan asap rokok ternyata lebih berbahaya pada anak-anak. 

Paparan asap rokok dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru. Pada anak-anak, hal ini biasanya terjadi karena memiliki orangtua yang aktif merokok, terutama saat berada di sekitar Si Kecil. Jadi, apakah orangtua perokok tingkatkan risiko kanker paru-paru pada anak? Jawabannya adalah iya. 

Baca juga: Alasan Rokok Bisa Jadi Penyebab Kanker

Paparan Asap Rokok dan Kesehatan Anak

Paparan asap rokok dari orangtua ke anak bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru. Sebelumnya perlu diketahui, rokok maupun asap rokok mengandung banyak zat beracun yang bisa memicu perkembangan kanker. Jenis zat beracun yang ada di dalam rokok dan harus diwaspadai adalah nikotin dan tar. Pada awalnya, zat beracun ini mungkin tidak memengaruhi fungsi organ paru, tapi semakin lama bisa memicu penyakit. 

Hal itu yang membuat kanker paru-paru seringkali terlambat dideteksi dan baru ditangani setelah parah. Pada anak-anak, paparan asap rokok yang memicu kanker paru-paru bisa didapatkan dari orangtua yang aktif merokok. Gejala dan dampak dari paparan ini mungkin tidak akan langsung terlihat, tapi membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. 

Semakin banyak paparan asap rokok, maka akan semakin tinggi risiko kerusakan jaringan paru-paru. Kerusakan inilah yang memicu reaksi sel terjadi secara tidak normal dan tidak terkendali. Semakin lama, hal tersebut bisa berujung pada munculnya sel kanker. Anak-anak yang terpapar asap rokok cenderung mengidap kanker paru-paru pada saat dewasa. 

Paparan asap rokok pada anak bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru pada saat dewasa, sekalipun anak tersebut tidak aktif merokok. Kabar buruknya, semakin lama dan semakin besar paparan asap rokok, akan semakin besar pula risiko terjadinya kanker paru-paru. Anak yang sering terpapar asap rokok sejak kecil memiliki risiko hingga 3,6 kali lebih besar mengidap kanker paru-paru saat dewasa. 

Baca juga: Perokok Pasif juga Berisiko Terkena Kanker Paru

Paparan asap rokok pada anak, sekalipun dalam jumlah kecil, adalah hal yang bisa memicu gangguan kesehatan. Pada anak yang terpapar asap rokok secara tidak konstan, misalnya hanya sesekali saja, memiliki risiko 2 kali lebih tinggi mengalami kanker paru-paru dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di lingkungan bebas asap rokok. 

Maka dari itu, penting untuk melakukan tindakan pencegahan agar risiko kanker paru-paru pada Si Kecil bisa diturunkan. Caranya adalah dengan menghindari hal-hal yang bisa meningkatkan risiko kanker paru—paru, di antaranya: 

  • Jangan merokok di sekitar anak atau berhenti merokok. Hal ini menjadi cara utama untuk mencegah terjadinya kanker paru-paru bagi diri sendiri, anak, anggota keluarga, dan orang di sekitar. 
  • Mengajak anak untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika memiliki riwayat penyakit paru-paru atau pernah terpapar asap dalam jumlah besar dan sering sebelumnya. 
  • Perbanyak konsumsi makanan bergizi seimbang, seperti buah dan sayur-sayuran. 

Baca juga: Selain Rokok, Inilah Penyebab Lain Kanker Paru

Kalau ragu, ibu dan ayah juga bisa mencari tahu seputar cara mencegah kanker paru-paru pada anak dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call atau Chat. Sampaikan juga keluhan penyakit yang dialami dan dapatkan rekomendasi pengobatan dari ahlinya. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Lung cancer.
WebMD. Diakses pada 2020. Secondhand Smoke Raises Kids' Lung Cancer Risk.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan