Advertisement

Ortopnea: Penyebab dan Cara Mengatasinya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   22 Agustus 2025

Ortopnea adalah sesak napas yang muncul saat berbaring, yang biasanya mereda bila pasien duduk atau setengah duduk.

Ortopnea: Penyebab dan Cara MengatasinyaOrtopnea: Penyebab dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI


Pernahkah kamu merasa sulit bernapas saat berbaring datar, tapi lebih lega ketika duduk atau menyangga tubuh dengan bantal? Kondisi ini dikenal sebagai ortopnea.

Banyak orang menganggap sesak napas hanya terjadi karena asma atau infeksi paru, padahal ortopnea bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius, terutama pada jantung dan paru.

Mengetahui apa itu ortopnea, apa penyebabnya, serta bagaimana posisi ortopnea dapat membantu, penting supaya kamu bisa lebih waspada dan segera mencari pertolongan medis.

Apa Itu Ortopnea?

Ortopnea adalah kondisi sesak napas yang muncul saat kamu berbaring datar dan biasanya membaik ketika duduk atau berdiri. Gejala ini sering kali menjadi salah satu tanda adanya gangguan pada sistem kardiovaskular atau pernapasan.

Ortopnea bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis lain. Orang yang mengalaminya biasanya terpaksa tidur dengan posisi setengah duduk atau menggunakan beberapa bantal agar bisa bernapas lebih lega.

Itulah mengapa istilah posisi ortopnea sering digunakan untuk menggambarkan postur duduk bersandar sebagai cara mengurangi gejala.

Pahami lebih dalam tentang kondisi Sesak Napas (Sesak Nafas) – Gejala dan Pengobatannya di sini.

Apa Penyebab Ortopnea?

Ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan ortopnea, antara lain:

  1. Gagal jantung kongestif – cairan menumpuk di paru-paru saat berbaring sehingga membuat napas terasa sesak.
  2. Penyakit paru kronis – seperti PPOK atau asma berat yang memengaruhi kemampuan paru menyerap oksigen. Pahami lebih dalam mengenai Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) – Gejala dan Pencegahan agar kamu makin waspada dengan kondisi ini.
  3. Obesitas – berat badan berlebih menekan diafragma dan paru ketika berbaring.
  4. Gangguan tidur – seperti sleep apnea, yang bisa memicu rasa sesak terutama saat posisi tidur datar.
  5. Efusi pleura – penumpukan cairan di sekitar paru-paru yang makin terasa ketika tubuh telentang.

Jadi, ortopnea adalah gejala yang perlu diperhatikan karena bisa mengarah pada masalah jantung dan paru yang serius.

Bagaimana Posisi Ortopnea Bisa Membantu?

Posisi ortopnea merujuk pada posisi duduk bersandar dengan bantuan bantal atau sandaran untuk memudahkan pernapasan. Posisi ini membantu dengan cara:

  • Mengurangi tekanan pada diafragma sehingga paru-paru bisa mengembang lebih bebas.
  • Memperlancar aliran darah kembali ke jantung sehingga mengurangi beban pada paru-paru.
  • Membantu mengurangi rasa cemas karena sesak napas.

Kamu bisa mencoba tidur dengan posisi setengah duduk, menggunakan 2–3 bantal, atau duduk bersandar pada kursi.

Cara ini memang tidak menyembuhkan penyebab ortopnea, tetapi sangat membantu meredakan gejala sesak sementara.

Apa Dampak Ortopnea bagi Kesehatan?

Jangan meremehkan ortopnea, karena gejala ini bisa berdampak pada kualitas hidup kamu. Beberapa dampaknya antara lain:

  • Gangguan tidur – sulit tidur nyenyak karena harus duduk atau sering terbangun akibat sesak.
  • Kelelahan kronis – tubuh tidak mendapat istirahat cukup sehingga mudah lelah di siang hari.
  • Risiko komplikasi – ortopnea bisa menjadi tanda kondisi serius seperti gagal jantung, yang jika tidak ditangani dapat membahayakan nyawa.

Karena itu, bila kamu sering mengalami ortopnea, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Catat, Ini Dokter Spesialis Paru yang Bisa Dihubungi untuk kamu tanyakan perawatannya.

Tips Mengatasi dan Mencegah Ortopnea

Selain menjaga posisi ortopnea, ada beberapa langkah yang bisa membantu mengurangi risiko atau memperingan gejala:

  1. Tidur dengan kepala lebih tinggi – gunakan bantal tambahan untuk menyangga tubuh.
  2. Hindari makan berlebihan sebelum tidur – karena bisa menambah tekanan pada perut dan diafragma.
  3. Batasi konsumsi garam – terutama bagi penderita gagal jantung, agar cairan tidak mudah menumpuk di paru-paru.
  4. Rutin olahraga ringan – seperti jalan kaki atau yoga untuk meningkatkan fungsi jantung dan paru.
  5. Kontrol kondisi medis – minum obat sesuai anjuran dokter bila kamu punya riwayat gagal jantung atau asma.
  6. Periksakan diri secara rutin – deteksi dini sangat penting agar ortopnea tidak semakin parah.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, kamu bisa lebih nyaman beristirahat dan menurunkan risiko gangguan napas saat tidur.

Kesimpulan

Singkatnya, ortopnea adalah gejala sesak napas saat berbaring yang sering terkait dengan masalah jantung atau paru.

Mengubah posisi ortopnea, seperti tidur setengah duduk, bisa membantu meredakan sesak. Namun, langkah ini hanya solusi sementara.

Kalau kamu sering mengalami ortopnea, jangan diabaikan. Segera hubungi dokter spesialis paru di Halodoc untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Orthopnea: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment; Dyspnea (Shortness of Breath).
WebMD. Diakses pada 2025. Orthopnea: Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment.