Pemeriksaan Medis Kejiwaan untuk Mendeteksi Depresi

Halodoc, Jakarta - Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Depresi dapat menjadi salah satu kondisi yang mengganggu kesehatan mental, sehingga perlu bantuan medis yang tepat. Sebenarnya tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis depresi.
Namun, ada pemeriksaan yang bisa digunakan, salah satunya dengan pemeriksaan darah untuk memeriksa kondisi lain yang memengaruhi suasana hati seseorang. Beberapa obat dan penyakit, seperti infeksi virus, gangguan tiroid, atau perubahan hormonal, bisa menyebabkan gejala yang mirip dengan depresi.
Pada kebanyakan kasus, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium khusus untuk memastikan gejala depresi seseorang tidak berkaitan dengan kondisi lain, seperti penyakit tiroid, kekurangan vitamin D, atau masalah medis lainnya.
Baca juga: Ciri dan Tanda Gejala Depresi Pada yang Wajib Kamu Ketahui
Mendiagnosis Depresi dan Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik biasanya untuk mengenyampingkan penyebab medis lain dari depresi. Saat melakukan pemeriksaan fisik, dokter berfokus pada sistem neurologis dan endokrin. Dokter juga mengidentifikasi masalah kesehatan utama yang mungkin berperan pada gejala depresi klinis.
Misalnya, hipotiroidisme, yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang kurang aktif, merupakan kondisi medis paling umum yang berkaitan dengan gejala depresi. Gangguan endokrin lain yang berkaitan dengan depresi termasuk hipertiroidisme, yang disebabkan oleh tiroid yang terlalu aktif, dan penyakit Cushing, yaitu kelainan pada kelenjar adrenal.
Mendiagnosis Depresi dan Pemeriksaan Laboratorium
Dokter bisa mengetahui apakah seseorang mengalami depresi dengan menanyakan pertanyaan spesifik dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter kemungkinan akan melakukan tes darah untuk memeriksa kondisi medis yang bisa menyebabkan gejala depresi. Tes darah digunakan untuk memeriksa hal-hal seperti anemia serta tiroid atau mungkin hormon lain, dan terkadang kadar kalsium dan vitamin D.
Baca juga: 5 Makanan Sehat Anti Depresi
Mendiagnosis Depresi dan Metode Pemeriksaan Lainnya
Pemeriksaan medis standar lainya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan fisik awal. Di antaranya tes darah untuk memeriksa elektrolit, fungsi hati, skrining toksikologi, dan fungsi ginjal. Perlu diketahui, ginjal dan hati berperan untuk menghilangkan obat depresi, kerusakan pada salah satu dari kedua organ ini bisa menyebabkan obat menumpuk di dalam tubuh.
Pemeriksaan lain yang terkadang dilakukan termasuk:
- CT scan atau MRI otak untuk menyingkirkan penyakit serius seperti tumor otak.
- Elektrokardiogram (EKG) untuk mendiagnosis beberapa masalah jantung.
- Electroencephalogram (EEG) untuk merekam aktivitas listrik otak.
Pemeriksaan Skrining Depresi
Setelah mendiskusikan suasana hati dan pengaruhnya terhadap hidup seseorang, dokter mungkin juga mengajukan pertanyaan yang dikhususkan untuk menyaring depresi. Penting diketahui, inventaris dan kuesioner yang digunakan dokter hanya salah satu bagian dari proses medis untuk mendiagnosis depresi.
Namun, pemeriksaan ini terkadang memberikan wawasan yang lebih baik kepada dokter mengenai suasana hati seseorang. Hasil pemeriksaan bisa digunakan untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti.
Jika kamu telah menjalani pemeriksaan medis kejiwaan, dan hasilnya memang benar depresi, maka tidak perlu khawatir. Depresi bisa diobati. Diagnosis depresi akan memberikan jalan bagi siapapun menuju kehidupan yang lebih sehat tanpa perasaan tidak berdaya, putus asa, dan tidak berharga.
Baca juga: Pentingnya Memahami Perbedaan Sedih dan Depresi
Setelah dokter membuat diagnosis depresi, seseorang perlu menjalani program pengobatan untuk menjadi lebih baik. Minumlah obat sesuai resep dokter. Perubahan gaya hidup juga perlu dilakukan. Kamu juga perlu bekerja sama dengan psikoterapis jika itu yang direkomendasikan oleh dokter.
Perlu diwaspadai, banyak orang dengan depresi menderita sia-sia karena mereka tidak mendapatkan bantuan profesional. Jika kamu menyadari adanya gejala depresi, segeralah minta bantuan psikolog melalui aplikasi Halodoc sebagai langkah awal. Dari situ, psikolog mungkin akan merekomendasikan pada profesional yang lebih tepat sasaran.