Penanganan yang Dilakukan pada Pengidap OCD

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Maret 2019
Penanganan yang Dilakukan pada Pengidap OCDPenanganan yang Dilakukan pada Pengidap OCD

Halodoc, Jakarta – Obsessive-compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan pola pikir dan ketakutan yang tidak masuk akal (obsesi) sehingga membuat pengidapnya melakukan perilaku berulang (kompulsi). Obsesi dan kompulsi ini dapat mengganggu aktivitas dan memicu stres.

Ketika pengidap OCD mencoba mengabaikan atau menghentikan obsesinya, hal ini membuatnya susah dan cemas berlebihan. Pada akhirnya, pengidap OCD merasa terdorong bertindak kompulsif untuk meredakan stres. Meskipun berupaya mengabaikan menyingkirkan pikiran mengganggu, pengidapnya akan kembali melakukan hal yang sama.

Baca Juga : Benarkah Trauma pada Masa Lalu Dapat Sebabkan OCD?

Gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Pengidap OCD mungkin tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsinya berlebihan dan tidak masuk akal. Padahal obsesi dan kompulsi tersebut menyita banyak waktu dan mengganggu rutinitas bahkan fungsi sosial pengidapnya.

Obsesi adalah pengulangan, pikiran yang terus mengganggu, serta dorongan yang menyebabkan kesusahan atau kecemasan. Obsesi ini mengganggu ketika pengidap mencoba memikirkan atau melakukan hal lain. Contoh perilaku obsesi pada pengidap OCD:

  • Takut kotoran.
  • Membutuhkan hal-hal yang teratur dan simetris.
  • Pikiran agresif atau mengerikan tentang melukai diri sendiri atau orang lain.
  • Pikiran yang tidak diinginkan, termasuk agresi atau subjek seksual.

Sedangkan kompulsi adalah perilaku berulang yang bersifat berlebihan dan seringkali tidak realistis. Berikut contoh perilaku kompulsi:

  • Mencuci atau membersihkan.
  • Memeriksa.
  • Perhitungan.
  • Ketertiban.
  • Mengikuti rutinitas yang ketat.
  • Menuntut jaminan.

Baca Juga : Narsisistik Lebih Dari Sekadar Suka Selfie, Ketahui Faktanya

Penanganan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Ada penanganan atau perawatan untuk meringankan pengidap OCD, yaitu terapi psikologis dan obat-obatan. Terapi psikologis yang bisa dilakukan salah satunya adalah jenis terapi untuk membantu menghadapi ketakutan dan pikiran obsesif tanpa diatasi dengan kompulsi. Selain terapi, obat antidepresan dapat membantu menyeimbangkan bahan kimia di otak.

  1. Terapi Psikologis

Terapi yang cocok untuk pengidap OCD adalah terapi perilaku kognitif (CBT) dengan paparan dan pencegahan respons (ERP). Ahli terapi membantu pengidap memecahkan masalah dan menghadapi perilaku obsesi atau kompulsinya. Terapi dimulai dengan situasi ringan sebelum berpindah ke situasi yang lebih sulit. Pengidap OCD ringan biasanya membutuhkan sekitar 10 jam perawatan terapis yang dikombinasikan dengan latihan di rumah. Dalam kasus OCD berat, pengidapnya mungkin memerlukan terapi yang lebih lama.

  1. Konsumsi Obat

Dilakukan jika terapi psikologis tidak berhasil mengatasi OCD. Obat yang sering digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs). Obat ini membantu meringankan gejala OCD dengan meningkatkan kadar zat kimia yang disebut serotonin pada otak. Obat ini perlu diminum selama 12 minggu untuk melihat efeknya. Kebanyakan orang memerlukan perawatan setidaknya selama satu tahun sampai dinyatakan sembuh.

Baca Juga : Berteman karena Status Sosial, Ini Ciri Social Climber

Itulah cara penanganan OCD yang perlu diketahui. Bila kamu merasa memiliki gejala OCD, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan