Plasenta Previa: Gejala, Sebab dan Penanganan Tepat
Plasenta previa adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis yang cermat.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Plasenta Previa?
- Kapan Plasenta Previa Bisa Terdeteksi?
- Gejala Plasenta Previa yang Perlu Diwaspadai
- Penyebab dan Faktor Risiko Plasenta Previa
- Bagaimana Plasenta Previa Didiagnosis?
- Pilihan Penanganan untuk Plasenta Previa
- Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Plasenta Previa
- Bisakah Plasenta Previa Dicegah?
- Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
- FAQ
Plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan selama kehamilan dan persalinan.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk keselamatan ibu dan bayi.
Apa Itu Plasenta Previa?
Plasenta previa adalah kondisi kehamilan di mana plasenta (ari-ari) berada di posisi abnormal, yaitu menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (ostium uteri internum).
Normalnya, plasenta berada di bagian atas rahim dan menjauh dari leher rahim. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan tanpa rasa sakit pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
Kondisi ini dapat membahayakan ibu dan bayi karena berpotensi menyebabkan perdarahan hebat selama kehamilan dan persalinan.
Plasenta berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke bayi, sehingga posisinya yang tidak tepat dapat mengganggu proses ini.
Kapan Plasenta Previa Bisa Terdeteksi?
Plasenta previa umumnya terdeteksi selama pemeriksaan USG (Ultrasonografi) rutin pada trimester kedua kehamilan, biasanya antara minggu ke-18 dan ke-20.
Namun, penting untuk diingat bahwa pada usia kehamilan ini, plasenta yang terlihat rendah belum tentu menjadi masalah.
Pada awal kehamilan, plasenta cenderung berada di posisi yang lebih rendah. Seiring dengan pertumbuhan rahim, plasenta biasanya akan “naik” atau menjauh dari leher rahim.
Jika plasenta masih menutupi leher rahim pada trimester ketiga (setelah minggu ke-28), maka diagnosis plasenta previa lebih mungkin ditegakkan.
Gejala Plasenta Previa yang Perlu Diwaspadai
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan vagina tanpa rasa sakit, terutama pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Perdarahan ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat berhenti sendiri atau berlanjut.
Berikut adalah beberapa gejala plasenta previa yang perlu diwaspadai:
- Perdarahan vagina tanpa rasa sakit: Ini adalah gejala yang paling umum.
- Kontraksi: Beberapa wanita mungkin mengalami kontraksi bersamaan dengan perdarahan.
- Posisi bayi sungsang atau melintang: Plasenta previa dapat menghalangi bayi untuk berada dalam posisi kepala di bawah.
Selain plasenta previa, waspadai kondisi lain terkait Komplikasi Kehamilan – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Penyebab dan Faktor Risiko Plasenta Previa
Penyebab pasti plasenta previa seringkali tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini:
- Usia ibu: Wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih memiliki risiko lebih tinggi.
- Pernah hamil sebelumnya: Risiko meningkat dengan jumlah kehamilan sebelumnya.
- Pernah mengalami operasi caesar: Bekas luka operasi caesar dapat mempengaruhi implantasi plasenta pada kehamilan berikutnya.
- Riwayat plasenta previa: Wanita yang pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya lagi.
- Hamil kembar: Kehamilan dengan bayi kembar meningkatkan risiko plasenta previa karena plasenta yang lebih besar.
- Merokok: Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko plasenta previa.
Simak juga tentang 13 Tips untuk Memiliki Kehamilan yang Nyaman berikut ini.
Bagaimana Plasenta Previa Didiagnosis?
Diagnosis plasenta previa biasanya dilakukan melalui USG. USG transabdominal (melalui perut) adalah metode yang paling umum digunakan.
Dalam beberapa kasus, USG transvaginal (melalui vagina) mungkin diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Selain USG, dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien.
Namun, pemeriksaan vagina secara manual harus dihindari jika dicurigai adanya plasenta previa karena dapat memicu perdarahan hebat.
Pilihan Penanganan untuk Plasenta Previa
Penanganan plasenta previa tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, tingkat keparahan perdarahan, dan kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Berikut adalah beberapa pilihan penanganan yang mungkin dilakukan:
- Rawat inap di rumah sakit: Jika terjadi perdarahan, ibu hamil mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk pemantauan dan penanganan lebih lanjut.
- Tirah baring: Istirahat total dapat membantu mengurangi perdarahan.
- Transfusi darah: Mungkin diperlukan jika terjadi kehilangan darah yang signifikan.
- Obat-obatan: Dokter mungkin memberikan obat-obatan untuk menghentikan kontraksi atau membantu mematangkan paru-paru bayi jika persalinan prematur mungkin terjadi.
- Operasi caesar: Persalinan caesar adalah metode yang paling umum dilakukan untuk wanita dengan plasenta previa, terutama jika plasenta menutupi seluruh leher rahim.
Mengalami tanda-tanda masalah kehamilan? Ini Pilihan Dokter Kandungan di Halodoc yang Bisa Dihubungi.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Plasenta Previa
Plasenta previa dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius bagi ibu dan bayi:
- Perdarahan hebat: Ini adalah komplikasi yang paling umum dan dapat mengancam jiwa ibu dan bayi.
- Persalinan prematur: Perdarahan dapat memicu persalinan prematur.
- Pertumbuhan bayi terhambat (IUGR): Plasenta previa dapat mengganggu suplai nutrisi ke bayi.
- Kelahiran mati (stillbirth): Dalam kasus yang jarang terjadi, plasenta previa dapat menyebabkan kematian bayi dalam kandungan.
- Plasenta akreta: Kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim.
Bisakah Plasenta Previa Dicegah?
Tidak ada cara pasti untuk mencegah plasenta previa. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko:
- Hindari merokok selama kehamilan.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat kesehatan dan kehamilan sebelumnya.
- Lakukan pemeriksaan USG rutin selama kehamilan.
Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami perdarahan vagina selama kehamilan, terutama jika perdarahan tersebut banyak atau disertai dengan kontraksi. Jangan tunda untuk menghubungi dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat.
Itulah penjelasan seputar plasenta previa yang perlu ibu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis kandungan di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Informasi Seputar Plasenta Previa.
World Health Organization. Diakses pada 2025. WHO Recommendations for Prevention and Treatment of Postpartum Haemorrhage.
FAQ
1. Apakah plasenta previa bisa sembuh sendiri?
Plasenta previa tidak bisa sembuh sendiri. Posisinya mungkin berubah seiring dengan pertumbuhan rahim, tetapi jika plasenta masih menutupi leher rahim pada trimester ketiga, operasi caesar biasanya diperlukan.
2. Apakah saya bisa melahirkan normal jika mengalami plasenta previa?
Kemungkinan untuk melahirkan normal dengan plasenta previa sangat kecil, terutama jika plasenta menutupi seluruh leher rahim. Dokter akan merekomendasikan operasi caesar untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
3. Apa yang harus saya lakukan jika didiagnosis plasenta previa?
Ikuti anjuran dokter, istirahat yang cukup, hindari aktivitas berat, dan segera cari pertolongan medis jika mengalami perdarahan.


