Pola Makan yang Berpotensi Turunkan Risiko COVID-19

“COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Namun, ternyata risikonya bisa diturunkan dengan menerapkan pola makan tertentu. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan hal tersebut. Penasaran bagaimana caranya? Cari tahu jawabannya di sini!“
Halodoc, Jakarta – COVID-19 masih menjadi pandemi hampir di seluruh dunia. Meski upaya pemutusan rantai penularan terus dilakukan, termasuk vaksinasi dan penerapan prokes, penyebaran virus corona tidak boleh disepelekan sama sekali. Ditambah, saat ini virus tersebut terus bermutasi dan penyebarannya semakin sulit untuk dikendalikan.
Kabar baiknya, sebuah penelitian tentang kemungkinan penurunan risiko penularan virus corona baru-baru ini dirilis. Dalam temuan tersebut, dikatakan bahwa ada hubungan antara pola diet yang diterapkan dengan penurunan risiko infeksi virus. Katanya, menerapkan pola makan atau diet plant based alias diet nabati bisa membantu menurunkan risiko COVID-19 atau meringankan gejala yang muncul.
Baca juga: GERD Komorbid Berbahaya Ketika Pengidapnya Terinfeksi COVID-19
Pola Makan yang Bisa Menurunkan Risiko COVID-19
Menerapkan pola makan tertentu katanya berpotensi menurunkan risiko COVID-19. Baru-baru ini, sebuah studi menemukan bahwa pola makan dengan bahan dasar tumbuhan atau nabati bisa menangkal gejala penyakit akibat infeksi virus corona. Kalaupun ada gejala, biasanya hanya bersifat ringan dan tidak banyak mengganggu kondisi tubuh pengidapnya.
Hal ini disebut terjadi karena ada hubungan yang terbentuk dari faktor gaya hidup, makanan yang dikonsumsi, serta kesehatan sistem metabolisme. Jika semua unsur tersebut berjalan maksimal dan sesuai fungsi, ada potensi penurunan risiko penyakit. Meski begitu, peneliti masih belum mengetahui, dan berencana untuk mencari tahu, apa alasan di balik hal tersebut.
Pola makan nabati yang dimaksud adalah mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan, terutama buah-buahan sayuran. Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa kelompok orang yang diminta untuk mengonsumsi makanan nabati memiliki risiko lebih rendah terserang COVID-19. Kalaupun ada yang terinfeksi, gejala yang muncul cenderung ringan dan pemulihan terjadi lebih cepat.
United Nations Children’s Fund (UNICEF) juga menyarankan konsumsi buah-buahan dan sayuran untuk menjaga kebugaran tubuh. Hal ini disebut bisa membantu meningkatkan imunitas sehingga risiko terserang penyakit akibat infeksi virus menjadi lebih kecil. Manfaat dari konsumsi jenis makanan ini nyatanya penting untuk semua orang, baik dewasa maupun anak-anak.
Baca juga: Varian Delta Baru Menyebar di Indonesia, Berbahayakah?
Pentingnya Menjaga Kondisi Tubuh
Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, menjaga kesehatan dan kondisi tubuh juga penting untuk dilakukan selama pandemi. Menerapkan pola hidup sehat adalah satu kunci agar terhindar dari penyakit. Memilih makanan yang dikonsumsi dengan bijak tidak hanya bisa menjaga imunitas, tetapi juga baik untuk mengontrol kadar gula darah.
Nyatanya, gula darah yang terkontrol merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, kadar gula darah yang stabil juga disebut bisa membantu menurunkan risiko gejala parah akibat COVID-19. Bahkan, hal ini juga disebut bisa membantu mencegah terjadinya gejala parah akibat infeksi virus corona varian Delta.
Memang, tidak mungkin untuk mengontrol virus yang mungkin menyerang dan menginfeksi. Namun, respons tubuh terhadap infeksi bisa dikontrol. Beragam upaya yang disebutkan di atas bisa membantu menjaga kesehatan dan kondisi tubuh sehingga saat terserang virus, kemungkinan terjadinya gejala yang parah bisa dihindari dan penyembuhan bisa terjadi dalam waktu singkat.
Baca juga: Respon Pakar AstraZeneca Terkait Vaksin dari Sel Dendritik
Jika mengalami sakit dengan gejala parah, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Biar lebih mudah, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menemukan daftar rumah sakit terdekat dan sesuai kebutuhan. Download aplikasi Halodoc dan dapatkan kemudahan menemukan rumah sakit dan membuat janji temu dengan dokter.
