Praktik Kosmetik Oplosan Terbongkar, Inilah Dampak Kosmetik Palsu Bagi Kulit
Halodoc, Jakarta - Sejak zaman Cleopatra, wanita menggunakan berbagai cara untuk tetap cantik dan awet muda. Lewat lika-liku ramuan, kosmetika, hingga olah tubuh. Hmm, berbicara kosmetik ada kasus menarik yang menyita perhatian publik, sebab baru terjadi beberapa hari ke belakang.
Terbongkarnya praktik produksi kosmetik dan obat ilegal di Kediri, Jawa Timur, kembali mengingatkan bahwa kosmetik yang tak aman masih beredar di sekitar kita. Ketika praktik produksinya dibongkar pihak berwajib, produsen mengaku kalau mengoplos bahan kosmetik terkenal, dan mengemasnya lagi menjadi merek buatannya. Masalahnya, produk kosmetik ini enggak memiliki izin edar dari BPOM.
Hal yang bikin geleng-geleng kepala adalah pelaku bahkan pernah “mengendorse” sejumlah artis ibukota untuk mempromosikan produk ilegal itu melalui media sosial, Instagram. Di tempat kejadian, polisi berhasil menyita ribuan kosmetik ilegal mulai dari krim, cairan pembersih wajah, bedak, serum, hingga obat-obatan untuk kecantikan.
Problemnya begini, kosmetik dengan merek-merek ternama saja terkadang bisa menimbulkan masalah bagi kulit, apalagi kosmetik palsu atau oplosan?
Menyimpan Sederet Masalah
Meski keliru, tapi paradigma “cantik” dalam pandangan masyarakat kita rasanya sulit diubah. Di persepsi banyak orang, wanita cantik pastilah memiliki kulit putih, mulus, rambut lurus, dan tinggi semampai. Baik secara langsung ataupun tidak, hal inilah yang menyebabkan kebutuhan besar terhadap kosmetik. Harapannya sih ketika memoles kulit dengan makeup, bisa menjadi wanita “cantik” seperti konsep yang dibentuk lingkungan.
Sebenarnya sah-sah saja kok bersolek demi kepuasaan diri atau menarik perhatian lawan jenis. Enggak ada yang salah tuh. Lihat saja kecantikan supermodel Victoria's Secret, seperti Adriana Lima, Candice Swanepoel, atau Miranda Kerr. Kejelitaan ketiganya tak lepas dari polesan kosmetik. Namun, lagi-lagi kita perlu cermat dan bijak dalam memilih produk dan bahan yang terkandung di dalamnya.
Sebab, menurut banyak penelitian bahan-bahan tertentu di dalam produk kosmetik punya risiko untuk membahayakan kesehatan kulit. Namun yang perlu digarisbawahi sekali lagi, kosmetik ternama dan mahal saja masih memiliki peluang menimbulkan keluhan pada kulit, apalagi kosmetik oplosan atau palsu. Mau tahu contohnya?
Rachel McLaughlin (18) asal Irlandia, pernah membeli produk tiruan kosmetik ternama. Harganya memang terbilang murah, hanya US$4. Adapun produk aslinya sekitar US$29. Seperti dilansir Health Line, esok hari setelah menggunakan produk tersebut, bibir dan wajahnya langsung meradang. Bahkan, ada beberapa lepuhan dalam mulutnya.
Sebenarnya, kasus-kasus yang dialami Rachel juga banyak kok terjadi di negara kita. Bahkan, mungkin saja dialami oleh orang-orang di sekitarmu.
Lantas, seperti apa sih dampak dari kosmetik yang diracik sembarangan itu?
1. Ancaman Merkuri
Kandungan merkuri dalam kosmetik palsu cenderung tinggi. Menurut ahli seperti dilansir dalam BBC, paparan merkuri ini bisa memiliki efek beracun di sistem saraf, pencernaan, dan sistem imun. Enggak cuma itu, bahan kimia ini juga berbahaya bagi paru-paru, ginjal, dan mata. Bahkan, merkuri memiliki efek karsinogenik alias dapat memicu kanker.
2. Terbentuknya Jaringan Parut
Tak sedikit kosmetik palsu yang mengandung arsenik karsinogenik. Menurut ahli, zat ini berpotensi membahayakan kulit, menyebabkan jaringan parut, hingga kulit terbakar.
3. Iritasi Kulit
Hal yang satu ini menjadi gejala yang sering kali ditimbulkan kosmetik palsu atau oplosan. Sayangnya, iritasi ini sering disalahartikan oleh pengguna kosmetik tersebut. Dikiranya iritasi yang ditandai kulit memerah, rasa gatal, panas, dan perih, menandai kalau kosmetik itu sedang bekerja dalam kulit.
4. Masalah Lainnya
Seperti dilansir dalam Daily Mail, bahan yang terkandung dalam kosmetik palsu, seperti merkuri, timbal, arsenik, dan sianida, bisa menimbulkan sederet masalah bagi kulit. Mulai dari menyebabkan jerawat berlebihan, flek noda hitam, gatal pada kulit muka atau badan, kulit terkelupas, pembengkakan pada wajah, ruam, kulit kemerahan, hingga cacat.
Nah, berhati-hati dan bijaklah dalam menggunakan kosmetik. Jangan sampai alih-alih ingin tampil menawan, justru kulit gatal atau bopeng-bopeng yang malah didapat.
Kosmetik hanya Kecantikan Semu?
Pada dasarnya sih kulit yang halus, bersih, dan cemerlang mencerminkan kesehatan tubuh. Tak cukup dipoles dari luar dengan perias dan alat make up saja. Pendek kata, kesehatan kulit sejati itu muncul dari dalam.
Menurut buku Sehat Itu Murah karya Dr. Handrawan Nadesul, makanan utama bagi kulit berasal dari dalam tubuh. Zat gizi yang berasal dari pembuluh darah yang memasok makanan bagi kulit. Kulit akan menjadi sehat bila senantiasa memperoleh kecukupan makanan dari darah. Nah, oleh sebab itu, zat gizi dalam menu harian harus lengkap dan memadai.
Kesimpulannya, amat keliru bila berpikir menyehatkan dan mempercantik kulit hanya dengan perias polesan belaka. Kulit pun membutuhkan sejumlah vitamin dan mineral. Jangan pula lupa, alat penyalur makanan (pembuluh darah) harus dipelihara agar kulit tetap sehat. Caranya? Lagi-lagi melalui asupan bergizi dan rutin berolahraga.
Boleh percaya atau tidak, kecantikan Adriana Lima, Candice Swanepoel, ataupun Miranda Kerr tak lepas dari diet ketat dan bergizi serta rutin berolahraga. Ingatlah, menyehatkan kulit dari dalam jauh lebih penting, lho.
Punya masalah kulit atau ingin tahu cara menjaga kesehatan kulit dengan baik? Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga: