Pusar Berair: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Pusar berair bisa jadi tanda infeksi atau masalah medis tertentu. Kenali penyebab dan cara mengatasinya.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Pusar Berair?
- Penyebab Pusar Berair
- Gejala yang Perlu Diwaspadai
- Faktor Risiko Pusar Berair
- Cara Mengatasi Pusar Berair
- Pencegahan Pusar Berair
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
- Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Pusar Berair
Pusar berair adalah kondisi ketika terdapat cairan yang keluar dari area pusar, baik bening, keruh, maupun bernanah.
Meskipun sering dianggap sepele, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya infeksi, iritasi, atau masalah medis yang lebih serius, seperti kista atau kelainan pada saluran kemih.
Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, pusar berair juga dapat disertai gejala lain seperti nyeri, kemerahan, bau tidak sedap, hingga pembengkakan.
Penting untuk mengenali penyebab dan tanda-tandanya sejak dini agar dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi.
Yuk simak ulasan lengkap dan cara mengobati pusar berair pada orang dewasa berikut!
Apa Itu Pusar Berair?
Pusar berair adalah kondisi ketika terdapat cairan yang keluar dari area pusar. Cairan ini bisa berupa bening, keruh, atau bernanah, tergantung penyebabnya.
Kondisi ini sering kali disertai bau tidak sedap, kemerahan, atau rasa gatal di sekitar pusar.
Meskipun terlihat sepele, pusar berair dapat menjadi tanda adanya infeksi atau masalah medis yang memerlukan penanganan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sejak awal agar dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyebab Pusar Berair
Ada berbagai penyebab pusar berair, mulai dari yang ringan hingga serius. Beberapa penyebab yang umum antara lain:
1. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus, dapat menyerang lipatan kulit di pusar, terutama jika kebersihan tidak terjaga. Infeksi ini dapat menimbulkan nanah, bau tidak sedap, dan pusar berair.
2. Infeksi jamur
Jamur seperti Candida albicans dapat tumbuh di area pusar yang lembap. Kondisi ini menimbulkan gatal, kemerahan, dan cairan berbau.
Pahami lebih dalam mengenai Infeksi Jamur – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini supaya bisa melakukan pencegahan.
3. Kista
Kista urachus atau kista epidermoid di dekat pusar dapat pecah dan mengeluarkan cairan. Kasus ini biasanya membutuhkan tindakan medis atau pembedahan.
4. Masalah saluran kemih
Beberapa kelainan bawaan, seperti saluran urachus yang tidak menutup sempurna, dapat menyebabkan pusar berair dengan cairan yang berasal dari kandung kemih.
5. Luka atau iritasi
Menggaruk pusar terlalu keras, pemakaian perhiasan di pusar, atau iritasi dari pakaian ketat dapat menimbulkan luka yang memicu keluarnya cairan.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Pusar berair sering disertai gejala lain yang dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan:
- Cairan bening, kekuningan, atau bernanah dari pusar.
- Bau tidak sedap dari area pusar.
- Kemerahan atau pembengkakan di sekitar pusar.
- Nyeri atau rasa perih di pusar.
- Demam (jika infeksi sudah menyebar).
- Gatal di area pusar (terutama jika disebabkan jamur).
Jika pusar berair disertai demam tinggi, nyeri hebat, atau pembengkakan besar, segera periksakan diri ke dokter.
Faktor Risiko Pusar Berair
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pusar berair, di antaranya:
- Kebersihan tubuh yang kurang terjaga.
- Pusar yang dalam sehingga mudah lembap.
- Sering berkeringat (misalnya pada cuaca panas atau setelah berolahraga).
- Riwayat operasi di sekitar pusar.
- Penyakit kronis seperti diabetes yang menurunkan daya tahan tubuh.
Mengetahui faktor risiko ini dapat membantu dalam upaya pencegahan.
Cara Mengatasi Pusar Berair
Penanganan pusar berair tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa langkah cara mengobati pusar berair pada orang dewasa yang umumnya dilakukan:
1. Membersihkan pusar
Gunakan kapas atau kain lembut yang dibasahi air hangat untuk membersihkan area pusar. Lakukan dengan lembut dan keringkan setelahnya.
2. Obat antiseptik
Pembersihan dengan larutan antiseptik ringan, seperti povidone-iodine, dapat membantu membunuh bakteri atau jamur penyebab pusar berair.
3. Obat antijamur atau antibiotik
Jika penyebabnya infeksi jamur, dokter dapat meresepkan krim atau salep antijamur. Untuk infeksi bakteri, antibiotik topikal atau oral mungkin diperlukan.
Apabila telah melakukan perawatan di atas tetapi kulit tidak membaik, Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Kulit di Halodoc yang bisa kamu hubungi.
4. Penanganan kista
Jika pusar berair disebabkan oleh kista, dokter mungkin menyarankan prosedur pembedahan untuk mengangkat kista tersebut.
5. Mengatasi kelainan bawaan
Pada kasus kelainan saluran urachus, tindakan pembedahan biasanya diperlukan untuk mencegah kekambuhan.
Pencegahan Pusar Berair
Langkah pencegahan pusar berair meliputi:
- Menjaga kebersihan pusar: Membersihkan pusar secara teratur dengan sabun lembut dan air adalah langkah penting. Pastikan untuk mengeringkan pusar sepenuhnya setelah dibersihkan.
- Hindari pakaian ketat: Pakaian ketat dapat menyebabkan gesekan dan iritasi, terutama pada orang yang memiliki pusar yang menonjol.
- Hindari mengorek pusar: Mengorek pusar dapat menyebabkan luka kecil yang rentan terhadap infeksi.
- Perhatikan kondisi kesehatan: Jika memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap terkontrol untuk mengurangi risiko infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika kamu mengalami pusar berair disertai dengan gejala berikut:
- Demam
- Nyeri hebat di sekitar pusar
- Kemerahan atau pembengkakan yang meluas
- Keluarnya nanah atau darah dari pusar
- Bau busuk dari pusar
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, infeksi yang tidak diobati dapat menyebar dan menyebabkan komplikasi serius.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan, jika perlu, tes laboratorium untuk memastikan diagnosis.
Kesimpulan
Pusar berair adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi bakteri atau jamur, kista, hingga kelainan bawaan pada saluran kemih.
Menjaga kebersihan area pusar, mengenali gejala sejak awal, dan mendapatkan penanganan medis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Pusar Berair
Jika kamu mengalami pusar berair yang mengganggu kenyamanan, kamu bisa konsultasikan dengan dokter spesialis kulit via Halodoc.
Dokter spesialis kulit di Halodoc berpengalaman dalam memberikan berbagai saran perawatan kulit dan kelamin, serta mendapatkan rating positif dari pasien sebelumnya.
Inilah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi melalui Halodoc:
- dr. Frieda, Sp.D.V.E: Dokter spesialis kulit dan kelamin dengan pengalaman 8 tahun, lulusan Universitas Sebelas Maret (2022). Saat ini praktik di Bogor, anggota PERDOSKI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari, Sp.D.V.E: Dokter spesialis kulit dan kelamin dengan pengalaman 10 tahun, lulusan Universitas Hasanuddin (2022). Kini praktik di Bima, NTB, anggota PERDOSKI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
- dr. Made Martina W., M.Biomed, Sp.D.V.E: Dokter spesialis kulit dan kelamin dengan pengalaman 12 tahun, lulusan Universitas Udayana (2017). Kini praktik di Denpasar, Bali, anggota PERDOSKI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
Itulah dokter yang mampu memberikan prosedur perawatan pusar berair dengan lebih akurat dan aman.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



