Revenge Travel Kala Pandemi dan Efeknya Bagi Penanganan COVID-19

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 September 2021
Revenge Travel Kala Pandemi dan Efeknya Bagi Penanganan COVID-19Revenge Travel Kala Pandemi dan Efeknya Bagi Penanganan COVID-19

“Setelah diterpa dua kali gelombang lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, rasanya sangat wajar jika masyarakat merasa bosan. Oleh karena itu, beberapa orang tidak ragu melakukan revenge travel atau wisata balas dendam setelah pembatasan sosial dilonggarkan. Namun wisata ini bukan tanpa risiko, sebab kamu tetap harus patuh pada protokol kesehatan.”

Halodoc, Jakarta – Apakah kamu dan keluarga atau orang terdekat sudah merencanakan liburan saat kasus COVID-19 harian sudah menurun? Bisa dikatakan bahwa rencana travel yang akan kamu laksanakan ini adalah bentuk dari revenge travel. Fenomena revenge travel adalah perjalanan wisata yang dilakukan setelah seseorang menjalani isolasi dan pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19.

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban juga menyebutkan bahwa pelonggaran aktivitas masyarakat dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat masyarakat ingin sekali melakukan perjalanan wisata. Meski tidak dilarang, tetapi tampaknya hal ini masih mengkhawatirkan sebab pandemi benar-benar masih belum bisa dikendalikan di sebagian besar negara. 

Lantas, adakah dampak revenge travel ini terhadap penanganan COVID-19 yang sudah dilakukan sejauh ini? Simak ulasannya berikut ini!

Baca juga: Ingin Road Trip di Tengah Pandemi? Perhatikan 4 Hal Ini

Amankah Melakukan Revenge Travel?

Saat berwisata keluar kota sehabis melakukan isolasi mandiri atau setelah pelonggaran pembatasan sosial, masyarakat diharapkan untuk tetap berhati-hati. Misalnya saja saat mereka berwisata di pantai, maka akan tercipta berkerumun. Meski pantai adalah ruang terbuka, tetapi jika orang-orang tidak patuh akan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin area wisata tertentu nantinya menjadi klaster penularan COVID-1. 

Pemerintah juga mengharapkan agar masyarakat harus belajar dari penyebab lonjakan kasus COVID-19 di India, yang salah satunya akibat dari kerumunan ritual keagamaan di Sungai Gangga. Tempat-tempat, seperti sungai dan pantai bisa jadi sangat berbahaya selama masa pandemi. Sebab setelah mengunjungi sungai atau pantai, maka orang-orang akan jajan dan makan bersama. Di situlah bisa terjadi penularan SARS-CoV-2.

Terlebih jika pengelola tempat wisata juga acuh terhadap protokol kesehatan, maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa ini bisa memicu kenaikan kasus harian lagi. Masyarakat harus terus diberikan edukasi terkait pentingnya menerapkan protokol kesehatan, meski ia sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap. 

Namun, jika kamu sudah vaksin lengkap dan kemudian muncul efek samping yang tidak biasa, bahkan cukup mengkhawatirkan, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Kamu bisa buat janji rumah sakit melalui Halodoc supaya lebih praktis dan tak perlu antre.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Rasa Bosan Anak Selama Pandemi

Fenomena Ini Terjadi Tak Hanya di Indonesia

Setelah lebih dari setahun dilakukan pembatasan sosial, beberapa orang memang menjadi sangat bosan dengan kegiatan yang monoton dan ingin mencari perubahan atau penghiburan. Salah satunya dengan berwisata. Bahkan sebuah studi yang dilakukan oleh Booking.com menyatakan bahwa 72 persen orang merasa bahwa bepergian tahun ini lebih penting bagi mereka daripada sebelum pandemi. Situs web perjalanan MakeMyTrip juga melihat lonjakan pemesanan hotel hampir 200 persen sejak pembatasan mulai dilonggarkan. 

Meskipun menyenangkan untuk berfantasi tentang berwisata lagi, tetapi rasanya tetap penting untuk mempertimbangkan prioritas yang lebih mendesak. Prioritas ini tidak hanya mencakup kesehatan, tetapi juga keselamatan dan kesejahteraan finansial. 

Baca juga: 4 Langkah Manajemen Stres Kerja di Masa Pandemi COVID-19

Sadari Bahaya Revenge Travel

Jika ditanya, apakah penting atau tidaknya berwisata di tengah pandemi, jawabannya bisa sangat subjektif. Di satu sisi ada yang merasa bosan terlalu lama di rumah sehingga perjalanan singkat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dirasa cukup aman dan membawa manfaat. Revenge travel ini juga bisa membantu pelaku usaha wisata yang telah lama terpuruk akibat pandemi virus corona.

Namun, apapun tujuan kamu berwisata di tengah pandemi, sebaiknya patut dipertimbangkan dua kali, atau bahkan sampai lima kali.  Terutama karena gencarnya penularan varian delta yang merupakan penyebab gelombang kedua di India dan Indonesia. 

Namun, jika kamu punya kesempatan untuk bisa bertamasya keluar kota atau bahkan keluar negeri, para ahli kesehatan tetap menekankan agar kamu memerhatikan betul protokol kesehatan yang berlaku.

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
First Post. Diakses pada 2021. Explained: Revenge Travel, and the Dangers It Poses in a Country Still Battling the Coronavirus Pandemic.
Huff Post. Diakses pada 2021. ‘Revenge Travel’ Will Be All The Rage Over The Next Few Years.
Kompas. Diakses pada 2021. Revenge Travel Setelah Kasus Covid-19 Turun, IDI Ingatkan Masyarakat Hati-Hati.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan