Risiko Varian Delta pada Orang yang Sudah/Belum Vaksin

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Agustus 2021
Risiko Varian Delta pada Orang yang Sudah/Belum VaksinRisiko Varian Delta pada Orang yang Sudah/Belum Vaksin

“Vaksin memang memberikan perlindungan pada tubuh terhadap infeksi virus. Namun, jangan kira bahwa tubuh akan sepenuhnya kebal setelah mendapatkan vaksin. Risiko infeksi tetap mungkin terjadi, hanya saja sifatnya lebih ringan dibandingkan dengan tubuh yang belum mendapatkan vaksin.”

Halodoc, Jakarta – Vaksin menjadi upaya terbaik yang kini sedang gencar dilakukan pemerintah di seluruh penjuru dunia untuk menekan tingginya angka penularan virus corona, terlebih varian Delta, termasuk di Indonesia. Namun, cepatnya virus bermutasi tetap menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi para peneliti untuk terus mengembangkan vaksin baru guna menghalau infeksi. 

Akan tetapi, meski vaksin sudah diberikan kepada hampir seluruh lapisan masyarakat, tetapi risiko infeksi virus corona tetap sangat mungkin terjadi. Vaksin tidak sepenuhnya memberikan perlindungan untuk tubuh dari bahaya paparan virus, tetapi hanya membuat gejala yang muncul lebih ringan apabila infeksi virus tetap menyerang. 

Sama halnya dengan penularan virus corona. Vaksin yang diberikan tentu memiliki efikasi dalam menghalau paparan virus. Jadi, infeksi masih memiliki peluang besar untuk tetap terjadi. Namun, bagi orang-orang yang sudah divaksin, risiko gejala yang muncul bisa dibilang lebih ringan jika dibandingkan dengan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin. 

Baca juga: Varian Delta COVID-19 Rentan Serang Anak, Ini Faktanya

Delta, Varian Virus Corona yang Lebih Menular

Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa virus corona varian Delta jauh lebih menular. Seseorang dengan varian Alpha, varian virus corona pertama yang terdeteksi dapat menginfeksi dua orang lainnya. Namun, seseorang yang terinfeksi varian Delta berisiko menularkan hingga mendekati lima orang atau bahkan lebih. Tak hanya itu, mereka yang membawa virus Delta memiliki viral load yang lebih tinggi, yang berarti mereka membawa lebih banyak virus yang dapat menyebar ke orang lain.

CDC mengatakan bahwa varian Delta sama menularnya dengan cacar air. Hal itu berarti Delta dapat menyebar ke lebih banyak orang dalam periode waktu yang lebih singkat, meningkatkan risiko yang berbahaya bagi orang-orang yang tidak mendapatkan vaksinasi. Itulah sebabnya CDC sekarang merekomendasikan semua orang memakai masker di dalam ruangan, termasuk anak-anak yang terlalu muda untuk divaksinasi dan harus menjalani sekolah tatap muka.

Vaksin dan Varian Delta

Meski para ahli sangat khawatir dengan infeksi virus corona varian Delta, tetapi mereka mengatakan ada harapan karena vaksin, yaitu vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca bisa membantu mencegah orang mengembangkan kasus COVID-19 yang parah yang dapat berujung pada kematian. 

Berdasarkan sebuat studi yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine, para peneliti di Inggris menemukan bahwa hanya ada perbedaan kecil dalam efektivitas vaksin dalam vaksin Pfizer dan AstraZeneca terhadap varian Delta, dibandingkan dengan varian Alpha setelah seseorang menerima dua dosis yang direkomendasikan.

Baca juga: Seberapa Berbahaya Varian Delta Dibandingkan Varian Asli COVID-19?

Juga, sebuah studi baru dari Imperial College London menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi penuh cenderung tidak menularkan virus ke orang lain. Tentunya, ini menjadi kabar baik bagi orang-orang yang mendapatkan vaksin dan ingin berkumpul dengan mereka yang turut mendapatkan vaksin yang tidak tinggal dalam satu atap.

Laporan CDC baru menunjukkan bahwa sejak 26 Juli kemarin, hanya ada 6.587 laporan infeksi terobosan yang mengakibatkan rawat inap atau kematian di antara 163 juta orang yang telah mendapatkan vaksinasi secara lengkap. Berdasarkan data tersebut dan berbagai simpulan yang telah didapatkan oleh para pakar, bisa disebutkan bahwa vaksin memberikan perlindungan yang kuat terhadap varian Delta, dan melindungi kamu, keluarga, serta orang terdekat lainnya.

Inilah mengapa, kamu diwajibkan untuk mendapatkan vaksin selain disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ikuti instruksi pemerintah dan segera lakukan vaksinasi pada tempat yang telah disediakan sehingga tubuh segera terlindungi dari bahaya infeksi virus corona varian Delta. Kamu bisa bertanya pada dokter mengenai vaksin corona, atau membuat janji untuk mendapatkan vaksin di rumah sakit atau lokasi terdekat lainnya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Jadi, segera download aplikasinya, ya!

Baca juga: Waspada Varian COVID-19 22, Lebih Berbahaya dari Delta

Memang, akan selalu ada kemungkinan terjadinya kasus dasar, tetapi vaksin sangat mengurangi tingkat keparahan kasus tersebut. Namun, kamu juga tetap perlu disiplin untuk memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas jika tidak diperlukan, dan tak kalah pentingnya, mencuci tangan setiap kamu selesai beraktivitas, sebelum makan, dan setelah menggunakan toilet. 

Referensi: 

Healthline. Diakses pada 2021. Risks of the Delta Variant for Vaccinated vs. Unvaccinated People.

Jamie Lopez Bernal, et al. 2021. Diakses pada 2021. Effectiveness of Covid-19 Vaccines against the B.1.617.2 (Delta) Variant. The New England Journal of Medicine 385: 585-594.

Paul Elliot, et al. 2021. Diakses pada 2021. REACT-1 round 13 final report: exponential growth, high prevalence of SARS-CoV-2 and vaccine effectiveness associated with Delta variant in England during May to July 2021. Imperial College London.