Advertisement

Sakit Kepala Bagian Depan? Ini Penyebab dan Gejalanya

10 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   20 Mei 2025

Sakit kepala bagian depan bisa disebabkan oleh sakit kepala tegang, migrain atau sinusitis.

Sakit Kepala Bagian Depan? Ini Penyebab dan GejalanyaSakit Kepala Bagian Depan? Ini Penyebab dan Gejalanya

DAFTAR ISI

  1. Definisi Sakit Kepala Bagian Depan
  2. Gejala Sakit Kepala Bagian Depan
  3. Berbagai Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan
  4. Gejala Tambahan pada Sakit Kepala Bagian Depan yang Harus Diwaspadai
  5. Diagnosis Sakit Kepala Bagian Depan
  6. Cara Mengatasi Sakit Kepala Bagian Depan
  7. Pencegahan Sakit Kepala Bagian Depan
  8. Kapan Harus ke Dokter?
  9. Kesimpulan
  10. Hubungi Dokter Ini Jika Kerap Mengalami Sakit Kepala

Sakit kepala adalah keluhan umum yang bisa dialami siapa saja dengan berbagai lokasi nyeri yang berbeda. Salah satu yang paling sering terjadi yaitu di bagian depan kepala. 

Nyeri di area ini dapat bersifat ringan hingga berat dan sering kali dipicu oleh faktor seperti stres, kelelahan, atau kondisi medis tertentu. 

Meskipun sebagian besar sakit kepala bagian depan tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan perawatan sederhana. 

Supaya kamu lebih waspada pahami berbagai penyebab sakit kepala bagian depan berikut ini. 

Definisi Sakit Kepala Bagian Depan

Sakit kepala bagian depan adalah rasa nyeri atau tidak nyaman yang terlokalisasi di area dahi, pelipis, atau di sekitar mata. Intensitasnya bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, dan bisa bersifat sementara atau kronis.

Menurut WHO, sakit kepala adalah salah satu gangguan sistem saraf yang paling umum.

Gejala Sakit Kepala Bagian Depan

Gejala sakit kepala bagian depan dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri tumpul atau berdenyut di dahi.
  • Sensasi tekanan di sekitar mata.
  • Ketegangan otot di leher dan bahu.
  • Sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
  • Mual atau muntah (terutama pada migrain).
  • Mata berair.

Berbagai Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan

Beberapa faktor dapat memicu sakit kepala di bagian depan, di antaranya:

1. Sakit kepala tegang

Sakit kepala jenis ini sering terjadi di bagian depan kepala, tetapi juga bisa menjalar ke bagian atas dan samping kepala.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh ketegangan otot di kepala dan leher. Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi kepala terasa ditekan atau diremas kuat.

Dalam beberapa kasus, nyeri dapat menyebar ke belakang leher hingga bahu.

Sakit kepala tegang umumnya dapat diatasi dengan beristirahat, mencukupi kebutuhan makanan dan minuman, mengelola stres, serta mengonsumsi obat pereda nyeri jika diperlukan.

Simak informasi lain seputar Sakit Kepala – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.

2. Migrain

Kondisi ini umumnya ditandai dengan nyeri berdenyut yang hebat, terutama di salah satu sisi kepala.

Rasa sakitnya bisa berpindah dari satu sisi ke sisi lain, bahkan terasa di bagian depan kepala.

Durasi migrain bisa berkisar dari beberapa jam hingga beberapa hari. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala lain yang menyertai migrain meliputi mual, muntah, serta peningkatan sensitivitas terhadap cahaya dan suara.

Pahami juga tentang Apa itu Sakit Kepala Tegang? Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.

3. Sinusitis

Sinusitis dapat menyebabkan sakit kepala bagian depan. Kondisi ini sering kali disertai nyeri di wajah dan gigi.

Rasa sakitnya cenderung semakin kuat saat menekan area bawah mata atau sisi hidung.

Sinusitis dapat terjadi dalam bentuk akut atau kronis. Sinusitis akut umumnya terjadi akibat pilek atau alergi.

Sedangkan sinusitis kronis sering disebabkan oleh infeksi yang tidak diobati, alergi berulang, atau penggunaan dekongestan berlebihan.

4. Efek samping penggunaan obat

Konsumsi obat pereda nyeri dalam jangka panjang dapat memicu sakit kepala kronis yang berkepanjangan.

Jika penggunaan paracetamol atau ibuprofen melebihi 15 kali dalam sebulan, risiko sakit kepala justru bisa meningkat.

Selain obat pereda nyeri, beberapa jenis obat lain seperti opioid dan triptan juga dapat menyebabkan efek samping berupa sakit kepala.

Rasa sakit yang muncul akibat efek samping obat biasanya mirip dengan sakit kepala tegang atau migrain, dengan sensasi nyeri berdenyut atau tekanan pada bagian depan, samping, maupun belakang kepala.

5. Giant cell arteritis 

Kondisi ini sering dialami oleh individu berusia 50 tahun ke atas dan disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah di pelipis dan area belakang mata.

Nyeri akibat giant cell arteritis dapat bertambah buruk ketika mengunyah makanan atau menyisir rambut.

Penyakit ini tergolong serius dan harus segera mendapatkan penanganan medis karena dapat berdampak pada penglihatan.

6. Tumor otak

Tumor yang berkembang di dalam kepala, khususnya di bagian depan otak, dapat menimbulkan sakit kepala yang semakin memburuk seiring waktu.

Pada tahap awal, tumor mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi saat ukurannya bertambah besar, dapat memicu sakit kepala yang persisten.

Selain nyeri kepala, tumor otak juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan, perubahan emosi dan perilaku, kesulitan berbicara, gangguan konsentrasi, serta kelemahan pada bagian tubuh tertentu.

Dalam beberapa kasus, gejalanya bisa menyerupai stroke sehingga memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.

Sakit Kepala Sering Kambuh? 4 Dokter Ini Bisa Beri Saran sehingga bisa kamu hubungi.

Gejala Tambahan pada Sakit Kepala Bagian Depan yang Harus Diwaspadai

Meskipun sebagian besar sakit kepala di bagian depan tidak berbahaya, dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius. 

Oleh karena itu, segera hubungi dokter apabila sakit kepala yang dialami disertai dengan gejala berikut:

  • Muncul secara tiba-tiba dengan intensitas sangat tinggi, serta semakin parah ketika posisi tubuh berubah, seperti saat berdiri atau duduk.
  • Nyeri yang jauh lebih hebat dibandingkan sakit kepala biasanya hingga mengganggu aktivitas harian.
  • Mata memerah dan berair, atau mengalami gangguan penglihatan.
  • Bertahan lebih dari 24 jam tanpa tanda-tanda perbaikan.
  • Disertai demam tinggi yang tidak kunjung mereda.
  • Terjadi kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya.
  • Leher terasa kaku, sehingga sulit menundukkan kepala atau menggerakkan leher secara normal.
  • Mual dan muntah, terutama jika tidak disebabkan oleh masalah pencernaan.

Selain itu, sakit kepala bagian depan yang muncul setelah cedera kepala, atau disertai kesulitan berbicara, kehilangan keseimbangan, kebingungan, atau gangguan daya ingat, juga perlu segera diperiksakan ke dokter untuk menghindari kemungkinan komplikasi yang lebih serius.

Diagnosis Sakit Kepala Bagian Depan

Diagnosis sakit kepala bagian depan biasanya melibatkan evaluasi medis oleh dokter.

Dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan, gejala yang dialami, dan melakukan pemeriksaan fisik.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan tes tambahan seperti CT scan atau MRI untuk menyingkirkan penyebab yang lebih serius.

Cara Mengatasi Sakit Kepala Bagian Depan

Pengobatan sakit kepala bagian depan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa cara mengatasi sakit kepala bagian depan meliputi:

  • Obat Pereda Nyeri: Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan sakit kepala ringan hingga sedang.
  • Obat Resep: Untuk migrain, dokter mungkin meresepkan obat yang lebih kuat seperti triptan atau obat pencegah.
  • Kompres Dingin atau Hangat: Menerapkan kompres dingin atau hangat ke dahi atau pelipis dapat membantu meredakan nyeri.
  • Istirahat yang Cukup: Kurang tidur dapat memicu sakit kepala. Usahakan untuk tidur yang cukup setiap malam.
  • Relaksasi: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan yang dapat memicu sakit kepala.
  • Fisioterapi: Jika sakit kepala disebabkan oleh ketegangan otot, fisioterapi dapat membantu memperbaiki postur tubuh dan mengurangi ketegangan otot.

Pencegahan Sakit Kepala Bagian Depan

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko sakit kepala bagian depan meliputi:

  • Identifikasi dan Hindari Pemicu: Catat aktivitas, makanan, atau situasi yang memicu sakit kepala.
  • Kelola Stres: Temukan cara sehat untuk mengelola stres, seperti olahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai.
  • Jaga Pola Makan Teratur: Jangan melewatkan makan dan pastikan untuk minum air yang cukup sepanjang hari.
  • Tidur yang Cukup: Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
  • Perbaiki Postur Tubuh: Pastikan postur tubuh yang baik saat duduk dan berdiri untuk mengurangi ketegangan otot.
  • Rutin Berolahraga: Olahraga teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Kapan Harus ke Dokter?

Sakit kepala bagian depan biasanya tidak berbahaya dan dapat diobati dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Namun, segera cari pertolongan medis jika mengalami:

  • Sakit kepala yang sangat parah dan datang tiba-tiba.
  • Sakit kepala yang disertai dengan demam, kaku leher, atau ruam.
  • Sakit kepala yang disertai dengan kelemahan, mati rasa, atau kesulitan berbicara.
  • Sakit kepala setelah cedera kepala.
  • Perubahan penglihatan.

Itulah penjelasan seputar sakit kepala bagian depan yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis saraf di Halodoc saja! 

Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.

Yuk, temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Hubungi Dokter Ini Jika Kerap Mengalami Sakit Kepala

Apabila kamu atau orang terdekat kerap mengalami sakit kepala bagian depan, sebaiknya periksakan pada dokter spesialis di Halodoc. 

Jangan khawatir, dokter spesialis di Halodoc berikut ini memiliki pengalaman selama lebih dari 14 tahun, sehingga mereka mampu memberikan penanganan yang tepat.

Mereka juga telah menerima ulasan yang positif dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Nah, berikut ini daftarnya:

1. dr. Hidayaturrahmi Sp.N

Kamu bisa menghubungi dr. Hidayaturrahmi Sp.N, yang merupakan seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala pada tahun 2009 dan 2021. 

Saat ini, ia berpraktik di Banda Aceh dan juga terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dengan nomor STR 1121605421108828.

Dengan pengalaman 15 tahun sebagai dokter spesialis saraf, dr.  Hidayaturrahmi Sp.N mampu memberikan solusi dalam mengatasi sakit kepala bagian depan.

Tak hanya itu, dr Hidayaturrahmi Sp.N juga dapat melayani konsultasi seputar pengobatan nyeri sendi, vertigo, stroke, dan penyakit saraf lainnya.

Chat dr. Hidayaturrahmi Sp.N Mulai dari Rp59.000,- di Halodoc.

2. dr. Wid Patria W. Sp.S

Dokter rekomendasi berikutnya yaitu dr. Wid Patria W. Sp.S, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1988 dan Universitas Indonesia tahun 1998.

Kini, ia membuka praktik di Balikpapan, Kalimantan Timur dan merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dengan nomor STR HK00000114325575. 

Dengan pengalaman 37 tahun, dr. Wid Patria W. Sp.S dapat kamu percayai dalam mengobati masalah sakit kepala melalui Halodoc. 

Dokter Wid Patria W. Sp.S juga mampu melayani konsultasi seputar pengobatan nyeri sendi dan punggung, mati rasa, nyeri otot, vertigo dan gangguan keseimbangan, serta stroke.

Chat dr. Wid Patria W Sp.S Mulai dari Rp175.000,- di Halodoc.

Dokter spesialis tersebut siap membantu kamu dalam menangani sakit kepala yang terjadi secara terus menerus.

Jika dokter sedang offline atau tidak tersedia, kamu tidak perlu khawatir. 

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, konsultasikan dengan dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
National Health Service. Diakses pada 2025. Headache.
Mayo Clinic.  Diakses pada 2025. Headache.
Cleveland Clinic.  Diakses pada 2025. Headache.