Advertisement

Sariawan di Gusi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   26 Juni 2025

Sariawan di gusi bisa terasa sangat menyakitkan akibat nyeri.

Sariawan di Gusi: Penyebab, Gejala, dan Cara MengatasinyaSariawan di Gusi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Daftar Isi:

  1. Definisi Sariawan di Gusi
  2. Gejala Sariawan di Gusi yang Perlu Diperhatikan
  3. Penyebab Sariawan di Gusi dan Faktor Risiko
  4. Cara Mengobati Sariawan di Gusi Secara Efektif
  5. Apa Kata Riset?
  6. Langkah-Langkah Pencegahan Sariawan di Gusi
  7. Kapan Harus ke Dokter?
  8. Kesimpulan
  9. Pertanyaan Umum Seputar Sariawan di Gusi

Sariawan di gusi adalah luka kecil dan dangkal yang muncul di jaringan lunak mulut, termasuk gusi. Kondisi ini umum terjadi dan seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama saat makan atau berbicara.

Artikel ini akan membahas penyebab sariawan di gusi, gejala yang menyertainya, cara pengobatan yang efektif, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.

Definisi Sariawan di Gusi

Sariawan atau dikenal juga sebagai stomatitis aftosa, adalah lesi atau luka kecil yang berkembang di dalam mulut.

Sariawan di gusi secara spesifik merujuk pada luka yang muncul pada jaringan gusi. Luka ini biasanya berbentuk oval atau bulat dengan warna putih atau kekuningan dan dikelilingi oleh area merah yang meradang.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sariawan merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang umum terjadi.

Kamu alami sariawan? Berikut Ini 7 Rekomendasi Obat Sariawan yang Ampuh dan Mudah Ditemukan.

Gejala Sariawan di Gusi yang Perlu Diperhatikan

Gejala utama sariawan di gusi adalah rasa sakit atau perih pada area yang terkena. Rasa sakit ini dapat meningkat saat makan, minum, atau berbicara. Selain itu, beberapa gejala lain yang mungkin menyertai sariawan di gusi meliputi:

  • Luka kecil berwarna putih atau kekuningan dengan tepi merah.
  • Sensasi terbakar atau kesemutan sebelum luka muncul.
  • Kesulitan makan atau berbicara karena rasa sakit.
  • Pembengkakan ringan di sekitar luka.

Penyebab Sariawan di Gusi dan Faktor Risiko

Penyebab pasti sariawan di gusi belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam memicu munculnya sariawan, antara lain:

  • Trauma atau Iritasi: Cedera kecil pada mulut akibat menyikat gigi terlalu keras, perawatan gigi, atau tergigit dapat memicu sariawan.
  • Makanan Tertentu: Makanan asam atau pedas, serta alergi makanan, dapat memicu sariawan pada beberapa orang.
  • Kekurangan Nutrisi: Defisiensi vitamin B12, zat besi, folat, atau zinc dapat meningkatkan risiko sariawan.
  • Stres: Stres emosional atau fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memicu sariawan.
  • Perubahan Hormonal: Perubahan hormon selama menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat meningkatkan risiko sariawan pada wanita.
  • Kondisi Medis Tertentu: Beberapa kondisi medis seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, dan penyakit Behcet dapat menyebabkan sariawan.
  • Pasta Gigi dan Obat Kumur: Beberapa produk perawatan mulut yang mengandung sodium lauryl sulfate dapat memicu sariawan pada orang yang rentan.

Yuk, Pahami lebih lanjut tentang Sariawan – Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pengobatannya berikut ini.

Cara Mengobati Sariawan di Gusi Secara Efektif

Sariawan di gusi umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan, antara lain:

  • Obat Kumur Air Garam: Berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari dapat membantu membersihkan luka dan mengurangi peradangan.
  • Obat Kumur Antiseptik: Obat kumur antiseptik yang dijual bebas dapat membantu mencegah infeksi pada luka.
  • Obat Pereda Nyeri: Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol dapat membantu mengurangi rasa sakit.
  • Obat Topikal: Gel atau krim topikal yang mengandung benzocaine atau lidocaine dapat dioleskan langsung pada luka untuk meredakan rasa sakit.
  • Suplemen Nutrisi: Jika sariawan disebabkan oleh kekurangan nutrisi, konsumsi suplemen vitamin B12, zat besi, folat, atau zinc dapat membantu.

Jika sariawan tidak sembuh dalam waktu lebih dari dua minggu, atau jika sariawan sangat besar, menyakitkan, atau sering kambuh, sebaiknya konsultasikan dengan dokter gigi atau dokter umum.

Apa Kata Riset?

Penelitian yang dipublikasikan dalam PLOS One meneliti penggunaan madu secara topikal dibandingkan dengan acyclovir untuk mengobati lesi herpes simplex yang berulang.

Hasilnya:

  • Madu efektif dan aman untuk pengobatan lesi ini.
  • Hal ini bisa memberikan alternatif terapi bagi orang yang sering mengalami sariawan akibat virus herpes.

Langkah-Langkah Pencegahan Sariawan di Gusi

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah sariawan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko:

  • Menjaga Kebersihan Mulut: Sikat gigi secara teratur dengan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi yang tidak mengandung sodium lauryl sulfate.
  • Menghindari Makanan Pemicu: Hindari makanan asam, pedas, atau makanan lain yang diketahui memicu sariawan.
  • Mengelola Stres: Cari cara untuk mengelola stres, seperti olahraga, meditasi, atau yoga.
  • Menghindari Trauma Mulut: Berhati-hatilah saat menyikat gigi atau menggunakan alat perawatan gigi lainnya untuk menghindari cedera pada mulut.
  • Memeriksa Kesehatan Gigi Secara Teratur: Kunjungi dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan dan perawatan gigi.

Menurut WHO, menjaga kesehatan mulut dan gigi secara optimal adalah kunci untuk mencegah berbagai masalah kesehatan mulut, termasuk sariawan.

Jika kamu mengalami sariawan, Ketahui 7 Cara Tepat Mengatasi Sariawan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter atau dokter gigi jika mengalami kondisi berikut:

  • Sariawan berukuran sangat besar atau menyebar.
  • Sariawan berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Rasa sakit yang parah meskipun sudah menggunakan obat pereda nyeri.
  • Demam tinggi yang menyertai sariawan.
  • Kesulitan makan atau minum karena sariawan.
  • Sariawan sering kambuh.

Simak juga informasi tentang kesehatan Mulut dan Gigi – Informasi Kesehatan dan Perawatannya.

Kesimpulan

Sariawan di gusi adalah masalah umum yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Meskipun biasanya akan sembuh dengan sendirinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.

Menjaga kebersihan mulut, menghindari makanan pemicu, dan mengelola stres adalah langkah-langkah penting untuk mencegah sariawan.

Jika sariawan tidak sembuh dalam waktu lebih dari dua minggu atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter gigi di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Selain itu, kamu bisa temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc.

Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Canker sores. 
Healthline. Diakses pada 2025. Canker sores: Causes and treatments.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Mouth sores. 
PLOS One. Diakses pada 2025. Topical honey application vs. acyclovir for the treatment of recurrent herpes simplex lesions.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Oral Health.

Pertanyaan Umum Seputar Sariawan di Gusi

1. Sariawan di gusi apa obatnya?

Obat untuk sariawan di gusi biasanya meliputi:

  • Gel antiseptik atau analgesik topikal seperti lidokain untuk mengurangi rasa sakit.
  • Obat kumur antiseptik untuk mengurangi iritasi dan membantu penyembuhan.
  • Tablet steroid topikal jika sariawan sangat menyakitkan atau sering terjadi.

2. Berapa lama sariawan di gusi hilang?

Sariawan di gusi biasanya sembuh dalam waktu 1 hingga 2 minggu, tergantung pada keparahan dan perawatan yang dilakukan.

3. Sariawan cepat sembuh pakai apa?

Untuk membantu sariawan cepat sembuh, kamu bisa coba:

  • Menggunakan obat sariawan kumur dengan baking soda atau air garam untuk mengurangi inflamasi dan rasa sakit.
  • Mengaplikasikan madu secara langsung pada sariawan karena sifat antimikrobanya.
  • Menghindari makanan pedas, asam, dan panas yang bisa mengiritasi sariawan lebih lanjut.
  • Mengonsumsi suplemen vitamin B, vitamin C, dan zat besi jika kekurangan nutrisi tersebut terkait dengan frekuensi sariawan.