Savant Syndrome, Jenis Autisme dengan Tingkat Intelegensi yang Tinggi

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Juni 2023

“Savant syndrome dapat terjadi pada pengidap autisme, dan ditandai dengan keterampilan luar biasa pada bidang tertentu. Keterampilan pada savant syndrome dibagi menjadi lima kategori.”

Savant Syndrome, Jenis Autisme dengan Tingkat Intelegensi yang TinggiSavant Syndrome, Jenis Autisme dengan Tingkat Intelegensi yang Tinggi

Halodoc, Jakarta – Siapa bilang  orang dengan autisme tidak memiliki masa depan? Nyatanya ada banyak tokoh ternama yang mengidap autisme tetapi memiliki segudang prestasi. Nah, orang-orang ini termasuk dalam kategori pengidap savant syndrome.

Savant syndrome adalah ketika seseorang memiliki bakat atau keterampilan luar biasa, meskipun memiliki gangguan mental dan intelektual. Orang dengan sindrom ini bisa memiliki keterampilan di atas rata-rata dalam satu bidang atau lebih. 

Misalnya keterampilan mengingat, bermain musik, atau matematika. Jenis dan kombinasi keterampilan tertentu dapat berbeda-beda pada setiap pengidapnya.

Kalau kamu mau tahu lebih jauh mengenai kondisi ini, yuk simak ulasannya berikut.

Pengertian Savant Syndrome

Savant syndrome merupakan sebutan untuk kondisi langka yang mana seseorang dengan gangguan mental serius (seringkali pengidap autisme), memiliki bakat atau keterampilan yang sangat hebat.

Meski begitu, menurut penelitian pada pengidap autisme dengan sindrom ini sering kali memiliki intelligence quotient (IQ) di bawah rata-rata yaitu sekitar 70. Sedangkan pada kasus lain, memiliki IQ dalam kisaran normal antara 85 hingga 115. 

Jadi secara sederhana, pengidap savant syndrome bisa digambarkan sebagai “seseorang dengan kecerdasan di bawah rata-rata yang memiliki bakat luar biasa di bidang tertentu”.

Walaupun sindrom savant kerap kali diasosiasikan dengan autisme, tetapi menurut penelitian berjudul Savant syndrome has a distinct psychological profile in autism, terdapat beberapa perbedaan antara autisme dengan sindrom ini. 

Berdasarkan penelitian tersebut, savant syndrome memang biasanya terjadi pada pengidap autisme, tetapi kondisi ini juga dapat berkembang pada orang dengan gangguan perkembangan lainnya. 

Berikut ini hal-hal yang membedakan antara pengidap savant syndrome dengan autisme pada umumnya:

  • Sensitivitas sensorik yang meningkat.
  • Perilaku obsesif.
  • Kemampuan teknis dan spasial.
  • Sistemisasi.

Berbagai Teori Penyebab Savant Syndrome

Fenomena savant syndrome mengundang kekaguman bagi para peneliti. Namun sayangnya, hingga kini belum ada penyebab pasti yang menjelaskan bagaimana sindrom ini dapat berkembang.

Menurut teori lama, kondisi ini bisa berkembang pada pengidap autisme dikarenakan sifat bawaannya yang kesulitan untuk memahami emosi orang lain. Orang dengan sifat ini biasanya kurang tertarik pada dunia sosial, dan mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan bakat yang diminatinya.

Ada pula teori lain yang memperkirakan bahwa, savant syndrome dapat terjadi karena cedera otak yang dialami sejak lahir. Cedera ini umumnya terjadi di bagian otak kiri. 

Ketika otak kiri mengalami gangguan, akibatnya otak kanan harus bekerja lebih keras untuk menggantikan peran keduanya. Alhasil otak kanan yang berperan dalam hal-hal terkait kreativitas dan seni, menjadi lebih berkembang. Cari tahu juga mengenai penyebab autisme lainnya di sini, “Ibu Harus Tahu, Inilah Penyebab Autisme pada Anak.”

Gejala Savant Syndrome pada Pengidap Autisme

Kesamaan yang dimiliki oleh semua pengidap autisme dengan savant syndrome adalah kemampuan mengingat yang luar biasa. Meski begitu, memori ini hanya terbatas pada keterampilan khusus yang mereka miliki saja. Keterampilan ini dikelompokkan menjadi lima kategori utama yaitu:

  • Musik.
  • Seni.
  • Perhitungan pencahayaan.
  • Perhitungan kalender.
  • Kemampuan visual-spasial (kemampuan dalam berpikir, mengingat, dan memahami bentuk visual).

Hebatnya para pengidap autisme dengan savant syndrome, mereka dapat menguasai keterampilan tersebut melebihi kemampuan normal pada umumnya. Contohnya, seseorang dengan sindrom savant dapat melakukan soal matematika dengan cepat atau melukis gambar dengan detail yang sangat sulit.

Terlepas dari kemampuan yang mereka miliki, pengidap savant syndrome biasanya juga memiliki gejala lain yang terkait dengan kondisi mental atau gangguan perkembangan yang mereka alami, yaitu:

  • Kesulitan dalam berkomunikasi, yang ditandai dengan menghindari kontak mata dan tidak menunjukan ekspresi wajah yang sesuai.
  • Perilaku terbatas atau berulang.
  • Keterlambatan dalam pemahaman bahasa dan perkembangan kognitif.

Nah, itulah informasi seputar savant syndrome, jenis autisme yang ditandai dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Apabila kamu masih memiliki pertanyaan seputar kondisi ini, jangan ragu untuk tanyakan langsung pada psikolog lewat aplikasi Halodoc

Selain itu, dengan Halodoc kamu juga bisa mendapatkan informasi seputar kesehatan lainnya. Tunggu apa lagi yuk download Halodoc sekarang.  

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2023. What is savant syndrome?
Psychology Today. Diakses pada 2023. Islands of Genius: How Savants Do What They Do.
Iclinic. Diakses pada 2023. Savant Syndrome – Causes, Symptoms, Diagnosis and Treatment.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan