Sering Marah-Marah Tanpa Sebab? Waspada Gangguan BPD
Gangguan BPD bisa menyebabkan gejala, salah satunya sering marah.

Marah merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi negatif. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meluapkan emosi melalui kemarahan, selama dilakukan dalam batas yang wajar.
Namun hati-hati jika hal ini terlalu sering dilakukan, apalagi tanpa alasan yang tidak jelas. Suka marah-marah tanpa alasan yang jelas bisa menjadi salah satu tanda gangguan BPD, apa itu? Simak pembahasannya di bawah ini!
Mengenal BPD dan Gejala Lainnya
Sering marah-marah bisa menjadi gejala gangguan BPD (borderline personality disorder) atau gangguan kepribadian ambang.
Kondisi ini merupakan gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati serta citra diri yang sering berubah-ubah dan perilaku yang impulsif.
Seseorang yang mengalami BPD memiliki cara pikir, cara pandang, serta perasaan yang berbeda dibanding orang lain pada umumnya.
Nah, Ini yang Terjadi pada Pengidap Borderline Personality Disorder
Gangguan ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan kualitas hidup, Salah satunya dalam menjalin hubungan dalam keluarga, teman, dan lingkungan pekerjaan.
Gangguan ini umumnya muncul pada periode menjelas usia dewasa. Dengan penanganan berupa psikoterapi dan pemberian obat, borderline personality disorder dapat diatasi seiring dengan bertambahnya usia.
Gejala gangguan kepribadian ini biasanya muncul pada usia remaja menjelang dewasa dan dapat bertahan hingga usia dewasa.
Gejala yang muncul dapat berupa gejala yang ringan hingga berat. Gejala tersebut dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitui:
- Kondisi suasana hati yang tidak stabil. Kondisi ini biasanya bertahan selama beberapa jam. Seperti merasa hampa atau kosong, serta kesulitan mengendalikan amarah.
- Gangguan pola pikir dan persepsi. Seperti tiba-tiba memikirkan bahwa dirinya buruk dan merasa takut akan diabaikan, sehingga melakukan perbuatan yang ekstrim.
- Perilaku impulsif. Perilaku ini cenderung membahayakan dirinya sendiri atau melakukan tindakan ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Contohnya, melukai diri sendiri, mencoba bunuh diri, melakukan hubungan intim tanpa pengaman, penyalahgunaan alkohol, atau makan berlebihan.
- Menjalin hubungan yang intens, tetapi tidak stabil. Kondisi ini ditandai dengan bisa sangat mengidolakan seseorang dan tiba-tiba menganggap orang tersebut bersikap kejam atau tidak peduli.
Namun, tidak semua pengidap BPD mengalami seluruh gejala tersebut. Sebagian hanya mengalami beberapa gejala.
Tingkat keparahan, frekuensi, serta durasi terjadinya gejala bisa berbeda-beda pada setiap pengidap yang tergantung pada kondisi gangguan yang dialami.
Baca juga: Borderline Personality Disorder Bisa Sebabkan Mood Naik Turun
Sementara itu, penyebab pasti borderline personality disorder belum dapat diketahui dengan jelas.
Beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kondisi ini adalah:
- Lingkungan. Sejumlah faktor lingkungan yang negatif diduga dapat menimbulkan gangguan kepribadian ini. Contohnya, riwayat pelecehan dan penyiksaan semasa kecil, atau dicampakkan oleh orangtua.
- Genetik. Menurut beberapa penelitian, gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik.
- Kelainan pada otak. Menurut penelitian, pengidap BPD memiliki perubahan struktur dan fungsi pada otak, terutama pada area yang mengatur impuls dan emosi. Pada pengidap BPD juga diduga terdapat kelainan fungsi dari zat kimia otak atau neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan emosi.
- Ciri kepribadian tertentu. beberapa tipe kepribadian lebih berisiko untuk mengalami BPD misalnya, kepribadian agresif dan impulsif.
Faktor-faktor di atas dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BPD.
Namun, bukan berarti seseorang pasti akan mengalami gangguan kepribadian BPD jika memiliki faktor risiko tersebut.
BPD juga tidak mustahil dialami oleh seseorang yang tidak memiliki satu pun dari faktor risiko di atas.
Di samping itu, jika tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai, pengidap borderline personality disorder (BPD) berisiko mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan pengidap.
Gangguan BPD bisa menyebabkan pengidapnya kesulitan dan mengalami hubungan sarat konflik, sehingga mengakibatkan stress, depresi, penyalahgunaan obat terlarang, gangguan kecemasan, hingga keinginan bunuh diri.
Hubungi Dokter Ini Jika Orang Terdekat Mengalami Gejala BPD
Jika kamu atau orang tersayang mengalami gejala BPD, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan psikiater di Halodoc.
Psikiater berikut ini memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun, sehingga mereka mampu memberikan tips perawatan BPD.
Kamu tak perlu khawatir, sebab mereka mendapat ulasan yang baik dari pasien-pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini dia psikiater rekomendasi yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Mariati, Sp.KJ

Kamu bisa berkonsultasi dengan dr. Mariati Sp.KJ, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh pada 2013 dan Universitas Sebelas Maret pada 2022.
Saat ini, ia berpraktik di Kecamatan Idi Rayek, Kabupaten Aceh Timur dan terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dengan nomor STR 3321601322154555.
Dokter Mariati Sp.KJ telah berpengalaman selama 9 tahun, sehingga kamu tak perlu ragu untuk berkonsultasi dengannya seputar perawatan BPD.
Ia juga mampu memberikan konsultasi tentang depresi, gangguan kepribadian, gangguan mood, trauma, pengembangan diri maupun masalah kesehatan mental lainnya.
Chat dr. Mariati, Sp.KJ Mulai dari Rp80.000,- di Halodoc.
2. dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ

Psikiater rekomendasi berikutnya yaitu dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ, seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara tahun 2016 dan Universitas Sumatera Utara tahun 2023.
Ia telah tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dengan nomor STR AP00000153248265 dan kini menjalani praktik di Medan, Sumatera Utara.
Memiliki pengalaman selama 8 tahun, dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ dapat kamu percayai dalam memberikan solusi terhadap gejala BPD.
Chat dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.
Itulah psikiater yang siap membantu kamu memberikan panduan perawatan BPD.
Kamu juga bisa menggunakan fitur voice call atau video call, agar mempermudah interaksi saat berkonsultasi.
Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja dengan mudah dan aman.
Kamu tidak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa memesan jadwal konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!