Sering Menimbun Barang? Bisa Jadi Gejala OCD

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Juli 2020
Sering Menimbun Barang? Bisa Jadi Gejala OCDSering Menimbun Barang? Bisa Jadi Gejala OCD

Halodoc, Jakarta – Sampai sekarang kebiasaan menimbun barang diklasifikasikan secara psikiatris sebagai gejala yang memengaruhi hingga 20 persen orang yang memiliki gangguan obsesif-kompulsif (OCD). 

Namun, lebih dari 80 persen orang yang senang menimbun barang tidak memiliki dorongan dan perilaku berulang yang menjadi ciri OCD. Malah kadang-kadang penimbunan menjadi masalah bagi seseorang yang tidak memiliki penyakit kejiwaan ataupun riwayat kejiwaan lain.

Seseorang Menimbun dan OCD Jika…

Profesor Gail Steketee, Ph.D., dari Boston University's School of Social Work, mengatakan seseorang yang senang menimbun barang dikatakan OCD jika memiliki gejala berikut: 

Baca juga: Langkah-Langkah Menghilangkan Pemikiran Obsesif

  1. Kesulitan yang terus-menerus membuang barang, terlepas dari nilai aktualnya.
  2. Desakan kuat untuk menyimpan barang dan kesulitan saat membuangnya.
  3. Akumulasi barang-barang sedemikian rupa, sehingga tempat tinggal tidak lagi dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
  4. Mengalami gangguan fungsi di faktor keselamatan dan interaksi sosial karena senang menimbun.
  5. Tidak adanya gangguan medis atau mental lain yang akan menyebabkan gejala sama.

Dalam sebuah penelitian 2011 yang diterbitkan dalam Depression and Anxiety Journal,  para peneliti menemukan bahwa 28 persen penimbun kompulsif memiliki bentuk gangguan defisit perhatian, yang dapat membuat sulit untuk fokus cukup lama untuk membuat kemajuan dalam menghilangkan kekacauan. 

Setengah dari penimbun mengalami depresi berat, yang menyedot energi mereka dan menyulitkan mereka untuk melakukan apapun terhadap masalah tersebut. Penimbunan juga dapat terjadi dari beberapa kondisi lain, termasuk skizofrenia, demensia, gangguan makan, cedera kepala, dan gangguan kepribadian tertentu.

Tidak ada obat khusus untuk mengatasi kondisi ini. Kalaupun ada, pemberian obat lebih kepada penanganan karena faktor pemicu, misalnya depresi. Selain obat medis, terapi perilaku biasanya diberikan untuk penanganan kebiasaan tersebut.

Baca juga: 7 Cara Hadapi Pasangan dengan Gangguan Narsistik

Informasi lebih detail mengenai masalah kesehatan fisik maupun mental bisa ditanyakan ke aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik.  Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Ketahui Tanda Seseorang Mengidap OCD

Jika kamu merasa belum yakin apakah sudah mengunci pintu rumah sebelum berangkat kerja dan melakukan pengecekan berulang, bisa jadi ini adalah tanda OCD. Kondisi ini adalah jenis keraguan yang terus-menerus menghinggapi pengidapnya. 

Pengidap OCD sering meragukan diri mereka dalam suatu situasi, meskipun mereka tahu secara rasional bahwa semuanya baik-baik saja. Ini bisa sangat menyebalkan bagi mereka untuk melewatkan ritual yang biasanya tidak bisa begitu saja "membiarkan” kebiasaan itu.

Orang-orang dengan OCD sering mengandalkan orang lain untuk membantu mereka memastikan perasaannya. Sayangnya, karena pengalaman sangat subyektif dan tidak pernah cocok, mereka sering merasa bahwa orang membantu sampai batas tertentu, tetapi pertanyaan dan keraguan dirinya akan selalu ada. Makanya, meskipun minta kepastian dari orang lain, si pengidap akan melakukan pengecekan kembali. 

Beberapa orang meminta maaf secara berlebihan karena kebiasaan atau karena tingkat kecemasan sosial yang rendah. Namun, seseorang dengan OCD mungkin lebih cenderung untuk meminta maaf karena pemikiran yang sering dikaitkan dengan gangguan tersebut.

Ciri umum lain dari OCD adalah meminta maaf secara berlebihan kepada orang-orang, seolah kata-kata atau tindakannya menyakiti orang lain. Untuk lebih jelasnya mengenai gejala OCD, kamu bisa mengonfirmasinya secara langsung ke profesional medis atau kontak Halodoc.

Referensi:
BuffaloNews. Diakses pada 2020. The compulsion to hoard; Experts study people who stockpile stuff.
Bustle. Diakses pada 2020. 9 Common Things You Didn't Realize Are Signs Of Obsessive Compulsive Disorder.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan