Advertisement

Sikap Asertif, Pengertian dan Cara Penerapannya di Kehidupan

6 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 November 2025

Asertif adalah sikap tegas yang membantu kamu menghargai diri sendiri tanpa merugikan orang lain.

Sikap Asertif, Pengertian dan Cara Penerapannya di KehidupanSikap Asertif, Pengertian dan Cara Penerapannya di Kehidupan

DAFTAR ISI

  1. Penerapan Sikap Asertif
  2. Manfaat Menerapkan Sikap Asertif
  3. FAQ

Asertif atau biasa juga dikenal sebagai ketegasan adalah keterampilan sosial dan berkomunikasi yang dimiliki seseorang.

Orang dengan sifat ini biasanya mampu membela dirinya atau orang lain dengan cara tenang dan positif.

Orang yang memiliki sikap ini juga mampu mempertahankan perspektif dan tujuannya, tanpa terpengaruh oleh orang lain.

Bersikap asertif adalah kemampuan yang diperlukan untuk bertahan hidup, bersosialisasi ataupun berinteraksi dengan orang lain. Yuk simak cara menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari berikut ini!

Penerapan Sikap Asertif 

Orang yang memiliki sikap asertif dapat dengan jelas mengomunikasikan keinginannya dan menetapkan batasan.

Kemampuan untuk bersikap seperti ini akan memungkinkan seseorang untuk membuat tawaran kepada orang lain dan membela diri mereka sendiri dengan cara yang tidak agresif. 

Lantas bagaimana cara menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari?

1. Konsisten

Coba selalu konsisten dengan apa yang ingin kamu lakukan. Nyatakan secara singkat apa yang kamu inginkan atau butuhkan. 

Selain itu, dengarkan baik-baik tanggapan orang lain. Hormati pendapat mereka, jangan berdebat atau menyerang jika kamu merasakan perlawanan. 

Kemudian, tawarkan solusi potensial untuk masalah yang muncul. Jika kamu mencapai jalan buntu di mana tidak ada kemungkinan kompromi, kamu pun bisa mundur. 

2. Biasakan untuk Berkata Tidak

Cobalah berlatih mengatakan tidak. Ketika orang tersebut tetap memaksa, kamu tidak perlu menjelaskan secara rinci alasan kamu menolak sesuatu. 

Jika sulit untuk mengatakan apa yang kamu inginkan atau pikirkan, mungkin akan membantu untuk menuliskannya terlebih dahulu.

Lama kelamaan saat sudah terbiasa, kamu bisa mengatakan tidak dan mengatakan dengan jelas alasan dari penolakan tersebut.

3. Gunakan Bahasa Tubuh

Bersikaplah penuh percaya diri bahkan jika kamu tidak merasakannya. Pertahankan postur tubuh yang tegak dengan tetap condongkan tubuh sedikit ke depan.

Lakukan kontak mata secara teratur dan pertahankan ekspresi wajah yang netral atau positif. 

4. Jaga Emosi Tetap Terkendali

Jika kamu merasa terlalu emosional menghadapi suatu situasi, tunggulah sebentar jika memungkinkan. Belajarlah untuk tetap tenang, bernapas perlahan, jaga agar suara tetap datar dan tegas. 

Menghadapi konflik memang sulit bagi kebanyakan orang. Mungkin kamu akan merasa marah atau frustrasi, atau mungkin ingin menangis.

Perasaan ini normal, tetapi ini dapat menghalangi penyelesaian konflik. Jadi, kamu perlu mengontrol emosi.

5. Jadikan Kebiasaan 

Tentu saja menerapkan sikap seperti ini bukan sesuatu yang mudah, harus dimulai dari yang kecil. Misalnya dengan pasangan, anggota keluarga, rekan kerja, dan lain sebagainya.

Cobalah melakukan evaluasi diri sesudahnya, apakah tindakan yang kamu lakukan sudah cukup tegas atau kamu perlu lebih tegas lagi.

Menerapkan sikap asertif membutuhkan waktu dan latihan. Apalagi jika kamu telah lama menghabiskan waktu bertahun-tahun membungkam diri.

Menjadi lebih asertif mungkin tidak akan terjadi dalam semalam. Atau jika kemarahan membuat kamu menjadi terlalu agresif, kamu mungkin perlu mempelajari beberapa teknik manajemen kemarahan.

Manfaat Menerapkan Sikap Asertif

Menjadi pribadi yang lebih tegas bukan hanya soal berani berkata “tidak”, tetapi juga soal mampu mengungkapkan kebutuhan, batasan, dan perasaan secara jelas tanpa menyakiti orang lain.

Banyak orang sulit melakukan ini karena takut dianggap kasar, padahal asertif adalah keterampilan komunikasi yang justru membuat hubungan menjadi lebih sehat.

Dengan bersikap asertif, kamu dapat mengekspresikan pikiran dan emosi secara langsung, jujur, dan tetap menghormati orang lain.

Dalam praktiknya, asertif adalah kemampuan yang memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah membantu kamu menghindari situasi di mana orang lain mengambil keuntungan dari sikapmu yang terlalu pasif.

Selain itu, bersikap asertif membantu kamu membangun gambaran diri yang lebih positif dan kuat. Kamu pun menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan ide maupun menetapkan batasan.

Beberapa manfaat penting dari menerapkan sikap asertif antara lain:

  • Meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri, karena kamu tahu apa yang kamu mau dan berani menyampaikannya.
  • Membuat kamu merasa lebih berdaya, mengurangi rasa tidak enak hati yang sering muncul saat harus mengambil keputusan.
  • Membantu kamu mengenali kebutuhan dan keinginan pribadi, sehingga tidak terus-menerus mengabaikan diri sendiri demi orang lain.
  • Membangun rasa hormat dari orang lain, sebab mereka melihatmu sebagai pribadi yang jujur, tegas, dan konsisten.
  • Meningkatkan kemampuan komunikasi, terutama dalam menyampaikan pesan tanpa menyinggung atau agresif.
  • Mempermudah pengambilan keputusan, karena kamu lebih jelas terhadap prioritas diri sendiri.
  • Menciptakan relasi yang lebih jujur dan sehat, baik dalam konteks pekerjaan, keluarga, maupun pertemanan.
  • Meningkatkan kepuasan kerja, karena kamu mampu mengutarakan kebutuhan dan batasan profesional dengan jelas.

Belajar menjadi lebih tegas bukan berarti menjadi keras kepala. Ingat bahwa asertif adalah kemampuan menyeimbangkan kepentingan diri dan orang lain, sehingga komunikasi menjadi lebih efektif.

Dengan sikap ini, kamu dapat mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat, tanpa memendam emosi atau meledakkannya secara agresif.

Jika dilakukan secara konsisten, sikap asertif dapat membantu kamu menjalani hidup dengan lebih tenang, terkendali, dan penuh rasa percaya diri.

Itulah informasi mengenai sikap asertif, pengertian, dan cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kamu butuh teman bicara, hubungi psikolog di Halodoc saja!

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2025. Assertiveness.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Being assertive: Reduce stress, communicate better.
Skill You Need. Diakses pada 2025. Assertiveness – An Introduction.

FAQ

1. Apakah menjadi asertif sama dengan bersikap keras kepala?

Tidak. Asertif berarti menyampaikan pendapat dengan tegas tanpa melukai atau memaksa orang lain. Sementara keras kepala cenderung menolak kompromi dan tidak mempertimbangkan sudut pandang lawan bicara.

2. Apakah orang pendiam bisa belajar jadi asertif?

Bisa. Asertivitas bukan bawaan lahir, melainkan keterampilan komunikasi. Orang pendiam bisa mulai dengan latihan sederhana seperti menyampaikan pendapat di situasi kecil tanpa merasa bersalah.

3. Apakah sikap asertif bisa disalahartikan sebagai sikap agresif?

Sering kali iya, terutama di budaya yang menganggap diam sebagai bentuk sopan santun. Padahal, orang asertif tetap menghormati orang lain sambil mempertahankan haknya sendiri.

4. Bagaimana cara tahu kalau kita sudah cukup asertif?

Tandanya, kamu bisa mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah, menyampaikan pendapat tanpa takut ditolak, dan tetap tenang ketika berbeda pendapat.

5. Apakah asertif selalu berarti harus berbicara langsung dan terbuka?

Tidak selalu. Asertif juga bisa diekspresikan lewat tulisan, bahasa tubuh, atau tindakan, asalkan jelas dan tidak menyinggung orang lain.

6. Apakah menjadi asertif bisa membantu karier?

Ya. Sikap asertif membuat orang lebih dihargai dalam tim karena mampu berkomunikasi jelas, menyampaikan batasan, dan menegosiasikan kebutuhan tanpa menimbulkan konflik.

7. Apakah asertif berarti tidak boleh kompromi?

Tidak. Orang asertif justru terbuka pada kompromi, selama tidak mengorbankan nilai atau prinsip pribadinya.

8. Apakah anak-anak bisa diajarkan bersikap asertif sejak dini?

Sangat bisa. Misalnya dengan mengajarkan anak mengatakan “aku tidak suka” atau “aku tidak mau” dengan sopan, agar mereka belajar mengenali dan menghargai batas dirinya sendiri.

9. Apakah sikap asertif bisa berubah tergantung konteks budaya?

Ya. Dalam budaya yang menekankan kesopanan dan hierarki, ekspresi asertif biasanya lebih halus. Namun esensinya tetap sama: menghargai diri sendiri dan orang lain secara seimbang.

10. Apakah asertif adalah bentuk keberanian sosial?

Tepat sekali. Asertif adalah keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri di tengah tekanan sosial, tanpa perlu menjadi agresif atau pasif.