Advertisement

Sistolik dan Diastolik: Kenali Perbedaan Tekanan Darah

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   21 Mei 2025

Tekanan darah terdiri dari sistolik dan diastolik, dua angka penting yang mencerminkan kondisi jantung dan perlu dipantau secara rutin untuk mencegah komplikasi serius.

Sistolik dan Diastolik: Kenali Perbedaan Tekanan DarahSistolik dan Diastolik: Kenali Perbedaan Tekanan Darah

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Tekanan Darah?
  2. Perbedaan Sistolik dan Diastolik
  3. Angka Tekanan Darah Normal
  4. Penyebab Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
  5. Gejala Hipertensi
  6. Komplikasi Hipertensi
  7. Cara Mengontrol Tekanan Darah
  8. Kapan Harus ke Dokter?

Tekanan darah adalah ukuran penting yang mencerminkan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka, yaitu tekanan sistolik dan diastolik.

Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Apa Itu Tekanan Darah?

Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah saat mendorong dinding arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg). Nah, tekanan darah yang ideal adalah kurang dari 120/80 mmHg.

Perbedaan Sistolik dan Diastolik

Tekanan sistolik adalah angka atas pada pembacaan tekanan darah. Ini menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan diastolik adalah angka bawah pada pembacaan tekanan darah. Ini menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat di antara detak jantung.

Sederhananya, sistolik adalah tekanan saat jantung memompa, sedangkan diastolik adalah tekanan saat jantung berelaks. Keduanya penting untuk menilai risiko penyakit jantung.

Angka Tekanan Darah Normal

Berikut adalah kategori tekanan darah yang perlu kamu ketahui:

  • Normal: Kurang dari 120/80 mmHg
  • Elevated (Meningkat): Sistolik antara 120-129 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg
  • Hipertensi Stage 1: Sistolik antara 130-139 mmHg atau diastolik antara 80-89 mmHg
  • Hipertensi Stage 2: Sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi
  • Krisis Hipertensi: Sistolik lebih tinggi dari 180 mmHg dan/atau diastolik lebih tinggi dari 120 mmHg (memerlukan penanganan medis segera)

Penting untuk memantau tekanan darah secara teratur karena tekanan darah tinggi (hipertensi) seringkali tidak menunjukkan gejala. Simak informasi lebih dalam tentang Pemeriksaan Tekanan Darah – Tujuan, Jenis, dan Prosedurnya berikut ini.

Penyebab Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Hipertensi seringkali tidak memiliki penyebab tunggal yang jelas. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi meliputi:

  • Gaya hidup tidak sehat: Kurang aktivitas fisik, diet tinggi garam dan lemak, konsumsi alkohol berlebihan.
  • Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Genetik: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko.
  • Kondisi medis tertentu: Penyakit ginjal, diabetes, dan sleep apnea.

Gejala Hipertensi

Seringkali, hipertensi tidak menimbulkan gejala yang jelas. Inilah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.

Namun, pada kasus yang parah, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:

  • Sakit kepala parah.
  • Mimisan.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Masalah penglihatan.
  • Darah dalam urine.

Supaya kamu makin waspada, ketahui lebih dalam tentang Apa itu Hipertensi? Gejala, Penyebab & Pengobatannya berikut ini.

Komplikasi Hipertensi

Jika tidak diobati, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

  • Penyakit jantung.
  • Stroke.
  • Gagal ginjal.
  • Kehilangan penglihatan.
  • Penyakit arteri perifer.

Cara Mengontrol Tekanan Darah

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengontrol tekanan darah, termasuk:

  • Pola makan sehat: Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang kaya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Batasi asupan garam: Targetkan kurang dari 2.300 miligram sodium per hari.
  • Olahraga teratur: Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari.
  • Jaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Batasi konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Berhenti merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
  • Kelola stres: Teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  • Obat-obatan: Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu menurunkan tekanan darah.

Mengalami gejala hipertensi? Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Mengobati Hipertensi untuk kamu hubungi.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya periksakan tekanan darah secara teratur, terutama jika memiliki faktor risiko hipertensi.

Jika tekanan darah secara konsisten tinggi (di atas 130/80 mmHg), segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik adalah kunci untuk menjaga kesehatan jantung. Pantau tekanan darah secara teratur, terapkan gaya hidup sehat, dan konsultasikan dengan dokter jika memiliki kekhawatiran.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius akibat hipertensi.

Itulah penjelasan seputar sistolik dan diastolik yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait tekanan darah, hubungi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Halodoc saja!

Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
American Heart Association. Diakses pada 2025. Understanding Blood Pressure Readings.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Hypertension.