Advertisement

Stain: Pewarnaan dalam Pemeriksaan Medis dan Diagnosis Penyakit

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   05 Agustus 2025

Stain adalah metode pewarnaan yang mempermudah diagnosis penyakit dengan menampilkan struktur sel dan mikroorganisme secara jelas di bawah mikroskop.

Stain: Pewarnaan dalam Pemeriksaan Medis dan Diagnosis PenyakitStain: Pewarnaan dalam Pemeriksaan Medis dan Diagnosis Penyakit

DAFTAR ISI


Dalam dunia medis, diagnosis yang akurat tidak hanya bergantung pada gejala dan pemeriksaan fisik, tetapi juga pada analisis laboratorium yang mendalam. 

Salah satu teknik penting yang sering digunakan adalah stain atau pewarnaan. 

Meskipun terdengar sederhana, stain memainkan peran krusial dalam membantu tenaga medis melihat struktur mikroskopis yang tidak tampak dalam kondisi alami.

Mari pahami lebih dalam apa itu stain, jenis-jenisnya, manfaatnya dalam dunia medis, serta contoh penggunaannya dalam mendiagnosis berbagai penyakit.

Apa Itu Stain?

Stain dalam konteks medis adalah zat pewarna yang digunakan untuk mewarnai jaringan, sel, atau mikroorganisme sehingga lebih mudah diamati di bawah mikroskop. 

Tanpa stain, banyak struktur dalam sampel biologis terlihat transparan atau nyaris tak tampak.

Teknik pewarnaan memungkinkan ahli patologi, mikrobiolog, atau teknisi laboratorium untuk mengidentifikasi bentuk, ukuran, struktur, dan bahkan komposisi kimia dari sel dan jaringan.

Mengapa Stain Penting dalam Dunia Medis?

Teknik pewarnaan bukan hanya soal mempercantik tampilan mikroskop. Berikut beberapa alasan mengapa stain sangat penting:

  • Meningkatkan kontras: Mempermudah pengamatan detail struktur yang berbeda dalam jaringan atau sel.
  • Membedakan jenis mikroorganisme: Misalnya, membedakan bakteri Gram positif dan Gram negatif.
  • Menentukan perubahan patologis: Seperti keberadaan kanker, inflamasi, atau infeksi.
  • Mendeteksi bahan spesifik: Seperti lipid, protein, asam nukleat, atau zat besi dalam jaringan.

Tanpa pewarnaan, banyak proses diagnosis berbasis mikroskop tidak akan mungkin dilakukan.

Jenis-Jenis Stain dalam Pemeriksaan Laboratorium

Ada banyak jenis stain yang digunakan dalam laboratorium medis. Berikut adalah yang paling umum dan fungsional:

1. Gram Stain

Gram stain adalah teknik pewarnaan paling terkenal dalam mikrobiologi klinis. Diciptakan oleh Hans Christian Gram, teknik ini digunakan untuk mengklasifikasi bakteri berdasarkan karakteristik dinding selnya.

  • Gram positif: Berwarna ungu atau biru karena menyerap kristal violet. Contoh: Staphylococcus aureus.
  • Gram negatif: Berwarna merah muda karena menyerap safranin. Contoh: Escherichia coli.

Teknik ini penting dalam menentukan jenis antibiotik yang efektif.

2. Ziehl-Neelsen Stain (Acid-Fast Stain)

Digunakan untuk mendeteksi bakteri tahan asam, seperti Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC). Bakteri akan tampak merah terang dengan latar belakang biru.

Stain ini sangat penting dalam diagnosis penyakit TBC, terutama pada pemeriksaan dahak.

3. Hematoxylin and Eosin (H&E)

Merupakan stain rutin dalam histopatologi (pemeriksaan jaringan).

  • Hematoxylin: Mewarnai inti sel menjadi biru atau ungu.
  • Eosin: Mewarnai sitoplasma dan struktur lain menjadi merah muda.

H&E membantu mendiagnosis kanker, peradangan, dan penyakit jaringan lainnya.

4. Giemsa Stain

Digunakan untuk pemeriksaan darah dan sumsum tulang. Cocok untuk mendeteksi parasit seperti Plasmodium (penyebab malaria) dan untuk evaluasi sel darah putih atau sel kanker.

5. PAS Stain (Periodic Acid-Schiff)

Digunakan untuk mendeteksi glikogen, mukopolisakarida, dan struktur dinding jamur. Berguna dalam diagnosis infeksi jamur dan beberapa tumor.

6. Wright Stain

Umumnya digunakan dalam pemeriksaan apusan darah untuk membedakan berbagai jenis sel darah putih, merah, dan trombosit.

Ketahui lebih lanjut mengenai Mikrobiologi – Pengertian dan Manfaatnya untuk Manusia berikut ini.

Contoh Penggunaan Stain dalam Diagnosis Penyakit

Berikut beberapa contoh nyata bagaimana stain digunakan dalam praktik medis sehari-hari:

1. Diagnosis Tuberkulosis

Pasien dengan batuk kronis akan diperiksa dahaknya menggunakan Ziehl-Neelsen stain. 

Jika terlihat basil tahan asam berwarna merah terang, diagnosis TBC bisa ditegakkan lebih awal, bahkan sebelum hasil kultur keluar.

2. Deteksi Kanker

Dalam biopsi jaringan (misalnya dari payudara, usus, atau kulit), jaringan diwarnai dengan H&E stain

Patolog akan menilai bentuk, ukuran, dan susunan sel. Perubahan pada inti sel bisa mengindikasikan keganasan.

Ketahui lebih dalam seputar Kanker – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.

3. Infeksi Jamur Kulit

Sediaan jaringan kulit yang dicurigai terinfeksi jamur bisa diwarnai dengan PAS stain. Dinding sel jamur akan terlihat jelas, mempermudah diagnosis.

Pahami lebih dalam mengenai Infeksi Jamur – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini supaya bisa melakukan pencegahan.

4. Pemeriksaan Malaria

Giemsa stain digunakan untuk mengecat apusan darah. Parasit malaria yang menginfeksi sel darah merah akan tampak dalam bentuk cincin atau bentuk khas lainnya.

Tantangan dalam Penggunaan Stain

Meskipun sangat bermanfaat, penggunaan stain tidak lepas dari tantangan:

  • Kesalahan teknis: Pewarnaan yang terlalu tebal atau tipis dapat mengaburkan hasil.
  • Interpretasi subyektif: Hasil pewarnaan kadang membutuhkan keahlian khusus agar bisa diinterpretasikan secara akurat.
  • Keterbatasan deteksi: Beberapa jenis stain hanya efektif pada jenis sel atau organisme tertentu.
  • Kondisi sampel: Jika sampel tidak diambil atau disimpan dengan baik, hasil stain bisa salah atau tidak informatif.

Karena itu, stain harus digunakan oleh tenaga profesional dengan pelatihan yang cukup di laboratorium klinik atau patologi.

Teknologi Modern: Stain Digital dan Otomatisasi

Seiring perkembangan teknologi, proses pewarnaan kini bisa dilakukan secara otomatis menggunakan alat staining machine

Bahkan, mikroskop digital dan kecerdasan buatan mulai digunakan untuk membaca hasil pewarnaan.

Ini membantu mengurangi human error dan mempercepat diagnosis. Meski begitu, keterampilan tenaga medis tetap dibutuhkan untuk memastikan akurasi dan interpretasi yang tepat.

Kesimpulan

Stain adalah teknik vital dalam pemeriksaan laboratorium medis yang memungkinkan struktur mikroskopis terlihat lebih jelas. 

Dengan pewarnaan yang tepat, dokter dapat mengidentifikasi penyebab penyakit, menentukan jenis mikroorganisme, hingga mendiagnosis kanker dan infeksi berat.

Berbagai jenis stain seperti Gram, Ziehl-Neelsen, H&E, dan Giemsa masing-masing memiliki fungsi khusus dan digunakan sesuai kebutuhan. 

Meski terlihat teknis, stain sangat berperan dalam keselamatan pasien melalui diagnosis dini dan akurat.

Sebagai pasien, kamu mungkin tidak melihat langsung proses pewarnaan ini, tapi ketahuilah bahwa stain bekerja di balik layar untuk memastikan kamu mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Itulah penjelasan seputar stain yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait hal ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja! 

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Gram Stain: What It Is, Purpose, Procedure & Results.
Medicine. Diakses pada 2025. Principles of microscopy, culture and serology-based diagnostics.
Journal of Medical Diagnostic Methods. Diakses pada 2025. Essential Role of Histopathology in Cancer, Infections and Inflammatory Diseases.
Stat Pearls. Diakses pada 2025. Histology, Staining.