Tak Nyaman di Tempat Umum, Waspada Gejala Agoraphobia

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 November 2022

“Seseorang yang mengidap agoraphobia biasanya dapat mengalami beberapa hal sebagai gejalanya. Salah satunya adalah takut meninggalkan rumah mereka untuk waktu yang lama.”

Tak Nyaman di Tempat Umum, Waspada Gejala AgoraphobiaTak Nyaman di Tempat Umum, Waspada Gejala Agoraphobia

Halodoc, Jakarta – Ketika berada di keramaian, khususnya tempat umum, mungkin dapat membuat segelintir orang tidak nyaman atau bahkan menjadi momok menakutkan. Bagi orang awam, hal ini mungkin kerap dikaitkan dengan memiliki kepribadian introvert atau bersikap antisosial. 

Namun, kondisi ini sebenarnya merupakan salah satu gangguan kecemasan, yaitu agoraphobia. Perlu diketahui bahwa agoraphobia merupakan gangguan kecemasan yang menyebabkan pengidapnya menghindari tempat dan situasi, karena dapat membuat dirinya merasakan beberapa gejala. Lantas, kira-kira apa saja gejala agoraphobia yang dapat timbul pada pengidapnya? 

Gejala Agoraphobia yang Perlu Diwaspadai 

Seseorang yang mengidap agoraphobia biasanya dapat mengalami beberapa hal berikut: 

  • Takut meninggalkan rumah mereka untuk waktu yang lama. 
  • Memiliki rasa takut akan kehilangan kendali di tempat umum.
  • Takut berada di tempat yang sulit untuk melarikan diri, seperti mobil atau lift.
  • Menjauh atau mengisolasikan dirinya dari orang lain.
  • Takut sendirian dalam situasi sosial. 
  • Merasa cemas atau gelisah.

Di sisi lain, agoraphobia juga kerap hadir bersamaan dengan serangan panik pada pengidapnya. Nah, serangan panik sendiri merupakan serangkaian gejala yang terkadang terjadi pada orang dengan kecemasan dan gangguan kesehatan mental lainnya. Serangan panik dapat mencakup berbagai gejala fisik yang parah, seperti:

  • Sakit dada.
  • Jantung yang berpacu.
  • Sesak napas.
  • Pusing.
  • Gemetaran.
  • Tersedak.
  • Berkeringat.
  • Semburan panas.
  • Panas dingin.
  • Mual.
  • Diare.
  • Mati rasa.
  • Sensasi kesemutan.

Orang dengan agoraphobia mungkin mengalami serangan panik setiap kali mereka memasuki situasi stres atau tidak nyaman. Kondisi ini dapat meningkatkan ketakutan mereka ketika kembali berada dalam situasi yang tidak nyaman.

Apa Penyebab Agoraphobia?

Hingga saat ini, penyebab utama dari agoraphobia masih tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui meningkatkan risiko seseorang terkena agoraphobia. Berikut adalah beberapa faktor risiko tersebut: 

  • Mengidap depresi. 
  • Memiliki jenis fobia lain, seperti klaustrofobia (takut tempat sempit) dan fobia sosial. 
  • Mengidap jenis lain dari gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan obsesif kompulsif. 
  • Memiliki riwayat pelecehan fisik atau seksual. 
  • Adanya masalah penyalahgunaan zat tertentu, seperti alkohol. 
  • Memiliki riwayat keluarga yang juga mengidap agoraphobia. 

Di samping itu, agoraphobia juga lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Biasanya gejalanya akan dimulai pada masa dewasa muda, yaitu usia 20 tahun sebagai usia rata-ratanya. Namun, gejala kondisi ini dapat muncul pada usia berapa pun.

Pengobatan yang Dapat Dilakukan 

Ada sejumlah perawatan berbeda untuk seseorang yang terdiagnosis agoraphobia. Pengidapnya kemungkinan besar akan membutuhkan kombinasi metode perawatan. Berikut adalah beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan: 

1. Terapi 

Salah satu jenis terapi yang dapat dijalani oleh pengidap agoraphobia adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Perlu diketahui bahwa terapi ini adalah bentuk psikoterapi yang paling umum digunakan untuk mengobati pengidap agoraphobia. CBT dapat membantu pengidap agoraphobia memahami perasaan dan pandangan terdistorsi yang terkait dengan kondisi ini. 

2. Penggunaan obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat membantu meringankan agorafobia atau gejala serangan panik, seperti: 

  • Inhibitor reuptake serotonin selektif, seperti paroxetine (Paxil) atau fluoxetine (Prozac). 
  • Inhibitor reuptake serotonin dan norepinefrin selektif, seperti venlafaxine (Effexor) atau duloxetine (Cymbalta). 

3. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup sebenarnya tidak dapat mengobati agorafobia. Namun, hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan sehari-hari. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, hingga berlatih meditasi harian atau melakukan latihan pernapasan. 

Itulah penjelasan mengenai gejala agoraphobia yang perlu diwaspadai. Jika kamu merasa bahwa kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, segeralah periksakan dirimu ke psikolog. 

Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit untuk menjalani sesi konseling dengan psikolog tepercaya. Tentunya tanpa perlu menunggu atau mengantre berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2022. Agoraphobia. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Agoraphobia. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan