Tampak Sama, Adakah Perbedaan Darah Menggumpal dan Darah Membeku?
Halodoc, Jakarta - Darah adalah cairan tubuh yang berfungsi mengirimkan beragam zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Darah juga berfungsi mengirimkan hasil metabolisme serta menjadi garda pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri yang menimbulkan masalah. Oleh karena itu, apabila darah menggumpal atau membeku dalam kondisi yang tidak normal, hal ini akan menimbulkan bahaya. Hasilnya, beberapa organ tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Darah membeku dan menggumpal ternyata memiliki perbedaan yang mendasar. Yuk, simak ulasannya berikut!
Baca Juga: Ini Akibatnya Kalau Ada Pembekuan Darah di Pembuluh Paru-Paru
Adakah Beda Darah Menggumpal dan Membeku?
Darah menggumpal juga disebut sebagai koagulasi, kondisi ini bisa jadi baik dan bisa jadi juga buruk bagi kesehatan, tergantung kondisi setiap orang.
Koagulasi darah atau menggumpal adalah perubahan dari bentuk cair menjadi padat. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang mengalami cedera untuk mencegah kehilangan terlalu banyak darah. Apabila terjadi sesuatu dengan proses koagulasi (gangguan perdarahan), seseorang bisa meninggal akibat perdarahan berkelanjutan.
Agar bisa menggumpal dan menghentikan luka, trombosit dan protein dalam plasma bekerja sama menghentikan pendarahan dengan membentuk gumpalan di atas luka. Biasanya, tubuh secara alami melarutkan kembali pembekuan darah setelah cedera sembuh.
Baca Juga: Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat Hemofilia
Pada beberapa situasi, pembekuan ini tidak larut secara alami dan kondisi ini yang berbahaya. Penggumpalan darah bisa menghalangi darah ke otak dan menyebabkan stroke. Bila darah beku menghentikan aliran darah ke jantung, maka hal ini menyebabkan serangan jantung. Selain itu, ada penyakit deep in thrombosis (DVT) akibat terbentuknya gumpalan darah pada kaki, bila tidak diobati menyerang paru-paru yang disebut emboli paru.
Sementara, jika kamu menanyakan bedanya darah menggumpal dan membeku ternyata dua hal ini tidak ada. Keduanya adalah hal yang sama, hanya penyebutannya saja yang berbeda. Kedua proses ini adalah proses mekanisme darah yang bersifat fisiologis maupun patologis. Nah, orang-orang yang rentan mengalami gangguan pembekuan darah antara lain:
-
Perokok. Tidak hanya dapat memengaruhi paru-paru, asap rokok dapat memengaruhi pembuluh darah. Rokok merusak lapisan pembuluh darah dan membuat darah menjadi cenderung menempel, menebal, dan menggumpal. Cara mencegahnya adalah berhenti merokok dan menjauhi asap rokok.
-
Orang yang Obesitas. Orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki risiko untuk mengalami penggumpalan darah. Hal ini disebabkan karena orang obesitas kurang aktif untuk bergerak. Kurang gerak dalam jangka lama memungkinkan darah menggumpal. Untuk meningkatkan aktivitas gerak tubuh, maka perlu dilakukan olahraga. Selain bergerak, olahraga mampu menurunkan berat badan.
-
Wanita Hamil. Saat hamil, tubuh seorang wanita rentan memiliki gumpalan darah. Hal ini terjadi karena janin yang berada di dalam perut menekan pembuluh darah di perut dan panggul. Hasilnya, hal ini menghalangi aliran darah secara langsung dan menyebabkan darah menggumpal.
-
Orang yang Jarang Bergerak. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang tidak bergerak atau jarang bergerak dalam waktu lama, misalnya berada dalam pesawat, sedang sakit keras, gaya hidup, dan lain-lain. Kadar oksigen dalam darah saat itu menjadi rendah dan mulai mengental, sehingga darah menggumpal dengan mudah. Untuk itu, disarankan untuk menghindari minuman berkafein dan memperbanyak minum air putih. Selain itu, penting untuk melakukan gerakan-gerakan secara rutin.
-
Penyakit Tertentu. Beberapa jenis penyakit menyebabkan darah menggumpal, yaitu:
-
Kanker (meliputi kanker otak, kanker ovarium, kanker pankreas, kanker usus besar, kanker paru, dan kanker ginjal).
-
Diabetes.
-
HIV/ AIDS.
-
Penyakit Crohn.
Baca Juga: Penyebab Darah Mengental yang Perlu Diketahui
Mau lebih banyak tahu tentang bahaya pembekuan darah bagi kesehatan atau informasi kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to a doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan