Teh Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ternyata Begini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 April 2020
Teh Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ternyata Begini FaktanyaTeh Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ternyata Begini Faktanya

Halodoc, Jakarta - Baru-baru ini di media sosial, beredar luas informasi kalau teh bisa membunuh virus corona (COVID-19). Klaim ini mencatut nama dokter asal Cina yang bernama Li Wenliang. Ada pula yang menyebutkan bahwa rumah sakit di Cina memberi teh sebanyak tiga kali sehari pada pasien positif COVID-19. Isu ini sebenarnya telah dilabeli sebagai hoax oleh Kominfo, beberapa waktu lalu. 

Sebab, dr. Li tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu. Dr. Li pun sejatinya adalah seorang dokter mata atau ophthalmologist, bukan seorang ahli virus, dan telah meninggal pada 7 Februari lalu. Nah, Halodoc sekarang ingin membahas dari segi medis, mengapa klaim bahwa teh dapat membunuh virus corona adalah hal yang keliru. 

Baca juga: Ini Masker yang Tepat untuk Cegah Virus Corona

Alasan Teh Tidak Bisa Bunuh Virus Corona

Dalam informasi hoax tersebut, diklaim bahwa teh memiliki kandungan methylxanthine, yang bisa mengurangi dampak virus corona. Apa benar, ya? Menurut penelitian bertajuk Nootropics, Functional Foods, and Dietary Patterns for Prevention of Cognitive Decline yang diterbitkan dalam buku berjudul Nutritional and Functional Foods for Healthy Aging, methylxanthine adalah senyawa alkaloid yang ditemukan dalam jumlah besar pada teh, kopi, dan cokelat.

Methylxanthine biasanya banyak dimanfaatkan untuk pengobatan obstruksi jalan napas akibat penyakit tertentu, seperti emfisema, bronkitis, atau asma. Hal ini karena methylxanthine dapat membantu mengontrol jalan napas menjadi lebih baik. Namun, methylxanthine tidak efektif jika digunakan untuk melawan virus corona. Sebab, COVID-19 adalah infeksi virus dan hanya bisa diobati oleh obat-obatan antivirus. 

Klaim lainnya dalam isu hoax tentang teh yang disebut bisa bunuh virus corona adalah seputar kandungan polifenol dalam teh. Isu hoax itu menyebut bahwa kandungan polifenol dalam teh dapat membunuh virus corona. Padahal, faktanya tidak demikian, lho. Teh memang dapat melawan virus yang masuk dan menginfeksi tubuh, tetapi bukan virus corona.

Berdasarkan penelitian bertajuk Virucidal and Synergistic Activity of Polyphenol-Rich Extracts of Seaweeds Against Measles Virus, ditemukan fakta bahwa polifenol dapat melawan virus yang memiliki semacam “amplop” sebagai lapisan luar, yang berfungsi untuk menghindari sistem kekebalan tubuh inang. Contoh virus jenis ini adalah influenza, papilloma, herpes, flavivirus, campak, dan retrovirus.

Baca juga: Ini Cara Virus Corona Menyerang Tubuh

Dari hasil penelitian itu, dapat diketahui bahwa kandungan polifenol dalam teh memang mampu melawan beberapa jenis virus yang masuk ke tubuh. Masalahnya, virus itu ada banyak sekali jenisnya. Penelitian yang membuktikan bahwa polifenol ampuh mengatasi virus corona pun saat ini belum ada. Jadi, jika teh disebut bisa membunuh virus corona, itu adalah hal yang keliru, karena belum ada bukti ilmiah yang bisa memastikannya.

Teh Boleh saja Diminum untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Meski klaim tentang teh yang dapat membunuh virus corona itu tidak bisa dibuktikan kebenarannya, bukan berarti minuman ini tidak baik, lho. Faktanya, teh memiliki banyak kandungan baik, seperti tanin misalnya, yang bisa merangsang sistem saraf pusat dan kekebalan tubuh. Jadi, kamu boleh saja mengonsumsi teh setiap harinya sebagai upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Menurut penelitian bertajuk Health Benefits of Tea yang diterbitkan dalam buku Exploring the Nutrition and Health Benefits of Functional Foods, teh mengandung senyawa tanin yang bermanfaat untuk mengaktifkan sistem imun yang dimediasi sel-T. Senyawa ini berguna untuk mempertahankan status aktivasi. Selain itu, senyawa tanin juga bisa merangsang sistem saraf pusat, mengendurkan pembuluh darah, dan meningkatkan kinerja sistem kardiovaskular.

Baca juga: Ini Masker yang Tepat untuk Cegah Virus Corona

Selain tanin, ada juga senyawa bernama theobromine yang bertindak sebagai vasodilator, melebarkan bronkus, serta merangsang aktivitas jantung. Namun, senyawa ini bersifat diuretik, yaitu kondisi yang bisa mempercepat laju urine. Manfaat lain yang bisa didapatkan dari minum teh adalah mencegah kanker, dengan cara menyerap radikal bebas yang masuk ke tubuh. Manfaat ini didapat dari senyawa epigallocatechin-3-gallate (EGCG), antioksidan dengan kekuatan 25-100 kali lebih banyak dari vitamin C dan E.

Nah, itulah penjelasan mengapa teh tidak bisa membunuh virus corona, meski memiliki manfaat kesehatan di sisi lain. Mulai sekarang, jangan gampang percaya isu yang beredar di media sosial, yang belum terbukti kebenarannya, ya. Kalau ingin dapat jawaban yang jelas dan terpercaya tentang masalah kesehatanmu, kamu bisa tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc lewat chat

Referensi:
India Today. Diakses pada 2020. Fact Check: Viral post claims China's whistleblower doctor suggested tea cures Covid-19.
The Journal IE. Diakses pada 2020. Debunked: No, drinking tea is not a cure for Covid-19.
US National Library of Medicine, National Institute of Health. Diakses pada 2020. Virucidal and Synergistic Activity of Polyphenol-Rich Extracts of Seaweeds against Measles Virus.
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2020. Health benefits linked to drinking tea.
Healthline. Diakses pada 2020. 10 Evidence-Based Health Benefits of Black Tea.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan