Terapi CRISPR, Perawatan untuk Pengidap Leukemia
“Terapi CRISPR adalah metode pengeditan atau memanipulasi DNA. Tujuannya yakni memburu dan menyerang sel kanker agar tidak menyebar dan mati.”

Halodoc, Jakarta – Sejak ilmuwan menyadari bahwa perubahan DNA bisa menyebabkan kanker, mereka mencari cara guna memperbaikinya. Salah satu caranya yakni dengan memanipulasi DNA.
Manipulasi DNA atau metode pengeditan gen, telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Perubahan besar terjadi pada 2013 silam, ketika ilmuwan menemukan alat pengeditan gen yang bernama CRISPR.
CRISPR adalah terapi yang dapat mengubah DNA sel manusia. Caranya dengan melibatkan sel-sel kekebalan tubuh yang diedit dengan CRISPR. Tujuannya adalah memburu dan menyerang sel kanker agar tidak menyebar dan mati.
Bagaimana Cara Kerja Terapi CRISPR?
Metode terapi CRISPR terinspirasi dari alam. Ide tersebut muncul dari mekanisme pertahanan sederhana yang ditemukan pada beberapa mikroba. Salah satunya adalah bakteri.
Untuk melindungi diri dari patogen seperti virus, mikroba ini menangkap potongan DNA penyusup. Kemudian menyimpannya sebagai segmen yang disebut CRISPR.
Jika virus yang sama mencoba menyerang lagi, segmen DNA tersebut akan berubah menjadi potongan pendek RNA. Lalu, membantu enzim yang disebut ‘Cas’ untuk menemukan dan memotong DNA patogen.
Setelah sistem pertahanan ini ditemukan, ilmuwan menyadari bahwa terapi CRISPR bisa menjadi alat pengeditan gen. Dalam beberapa tahun, mereka berhasil mengadaptasi sistem untuk mengedit hampir semua bagian DNA.
Pertama-tama, penelitiannya dilakukan pada sel mikroba, kemudian di sel manusia. Di laboratorium, alat CRISPR terdiri dari dua pemeran utama, yakni RNA pemandu dan enzim pemotong DNA atau ‘Cas9’.
Ilmuwan merancang panduan RNA untuk menduplikasi DNA dari gen yang akan diedit (disebut dengan target). Panduan RNA bekerjasama dengan Cas dan mengarahkannya ke target. Saat RNA pemandu sudah cocok dengan DNA target, Cas akan memotong DNA tersebut.
Hasilnya akan tergantung pada jenis alat CRISPR yang digunakan. Dalam beberapa kasus, DNA gen target akan diacak ketika diedit. Hasilnya, gen tersebut menjadi tidak aktif atau dapat dilumpuhkan.
Kasus lainnya, ilmuwan memanipulasi gen. Caranya dilakukan dengan menambahkan segmen DNA baru atau mengedit huruf dari DNA tunggal.
Sejauh ini, ilmuwan telah menggunakan metode terapi CRISPR untuk mendeteksi target spesifik. Misalnya, DNA dari virus penyebab kanker dan RNA dari sel kanker.
Mudah Digunakan Ketimbang Alat Lain
Ilmuwan menganggap terapi CRISPR mudah digunakan, terutama jika dibandingkan dengan alat pengeditan gen yang sebelumnya.
Menurut Alejandro Chavez, M.D., Ph.D., asisten profesor di Universitas Columbia, “Sebelumnya, hanya segelintir laboratorium di dunia yang bisa membuat alat yang tepat untuk pengeditan gen. Sekarang, siswa sekolah menengah dapat membuat perubahan dalam genom yang kompleks menggunakan CRISPR,” kata dia dikutip National Cancer Institute.
CRISPR juga dapat disesuaikan sepenuhnya. Artinya, metode dapat mengedit hampir semua segmen DNA dalam 3 miliar huruf genom manusia. Angkanya lebih besar ketimbang alat pengeditan DNA lainnya.
Terapi CRISPR juga bekerja jauh lebih cepat. Dengan metode sebelumnya, membutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk melihat hasil penelitian. Metode ini dilakukan pada tikus yang direkayasa secara genetik. Dengan CRISPR, waktu yang dibutuhkan hanya beberapa bulan saja.
Ilmuwan juga dapat menggunakan ratusan RNA panduan guna memanipulasi dan mengevaluasi ratusan atau ribuan gen sekaligus. Peneliti kanker sering menggunakan jenis percobaan ini guna memilih gen yang tepat untuk menjadi target pengobatan.
Itulah penjelasan mengenai spesifikasi terapi CRISPR. Jika membutuhkan informasi seputar kesehatan, silakan tanya dokter untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.