Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Maret 2020
Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir? Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir?

Halodoc, Jakarta - Sudah lebih dari 700 ribu orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona penyebab COVID-19. Virus corona benar-benar baru, tak banyak yang kita ketahui tentangnya. Gejala yang dialami pengidapnya saja bisa bervariasi. Mulai dari demam hingga batuk-batuk. 

Menurut WHO gejala yang paling sering dilaporkan, termasuk demam, batuk kering, sesak napas, dan sebagian besar pasien (80 persen) mengalami mild symptoms/illness, alias gejala atau penyakit ringan. Meski sebagian besar kasusnya ringan, tetapi jangan bermain api dengan virus corona. Mau bukti? 

Masih data dari WHO, sekitar 14 persen mengalami penyakit parah, dan 5 persen sakit kritis. Laporan WHO menunjukkan bahwa keparahan penyakit dikaitkan dengan usia (> 60 tahun) dan penyakit komorbid atau mengidap penyakit kronis. Contohnya, penyakit jantung, paru-paru, atau gagal ginjal. Nah, kondisi ini tentu memerlukan perawatan medis segera. Singkat kata, perlu di rawat di rumah sakit, bukannya di rumah. 

Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan

Nah, berbicara virus corona, sama halnya membicarakan banyak gejala. Namun, pertanyaanya kapankah gejala tersebut akan menghilang pada tubuh pengidapnya?

Catat, Gejala Virus Corona Beragam

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, tak ada salahnya untuk mengingat kembali gejala COVID-19. Gejala penyakit ini boleh dibilang hampir serupa dengan flu. Oleh karena itu, kenali gejalanya agar tak keliru. Lalu, apa saja gejala COVID-19? Nah, berikut beberapa gejalanya menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Report of the WHO-China Joint Mission  on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). 

  • Demam (87,9 persen).

  • Batuk kering (67,7 persen).

  • Kelelahan (38,1 persen).

  • Produksi dahak (33,4 persen).

  • Sesak napas (18,6 persen).

  • Sakit tenggorokan ( 13,9 persen).

  • Sakit kepala (13,6 persen).

  • Hidung tersumbat (4,8 persen).

Bila mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona

Berapa Lama Gejalanya Menetap?

Menurut ahli di Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS), gejala dari COVID-19 bisa muncul dalam kurun waktu 2–14 hari setelah tubuh terpapar virus. Dari sana, durasi lamanya penyakit yang diidap tergantung pada beberapa faktor.Jika seseorang memiliki kasus yang ringan yang (80 persen data dari WHO), ahli di CDC mengatakan bahwa seseorang kemungkinan akan mengalami gejala selama beberapa hari. Mereka akan merasa lebih baik dalam seminggu atau lebih. 

"Banyak orang memiliki gejala selama dua minggu — beberapa lebih lama dan yang lainnya memiliki durasi yang lebih singkat," kata Richard Watkins, M.D., dokter penyakit menular dan profesor internal medicine di Northeast Ohio Medical University, AS. 

Namun, bagaimana bila si pasien mengalami gejala yang parah, seperti timbulnya komplikasi pneumonia? Untuk kasus ini, kemungkinan gejala akan bertahan lebih lama. "Pasien yang sakit parah membutuhkan perawatan dan terus memiliki gejala seperti sesak napas selama enam minggu atau lebih," kata David Cenimo, M.D., seorang ahli penyakit menular dan asisten profesor kedokteran di Rutgers New Jersey Medical School, AS. 

Baca juga: Kasusnya Meningkat , Ini 8 Cara Perkuat Sistem Imun Tangkal Virus Corona

Sampai Kapan Seseorang Bisa Menularkan Virusnya? 

Ketika seseorang terjangkit virus corona, maka dirinya bisa menularkan virus ini ke orang lainnya. Pertanyaanya, sampai kapan? Sayangnya, para ahli tak tahu persis pada titik ini. Beberapa pasien telah ditemukan “menumpahkan virus hingga empat minggu,” artinya mereka mengeluarkan pecahan virus. “Tetapi, tidak jelas apakah itu berarti mereka masih menular,” ujar Watkins 

Untuk memastikan pasien bebas virus corona, mereka akan diuji pada sekresi hidung mereka (PCR/swab test). Agar bisa dinyatakan negatif, mereka membutuhkan dua tes negatif (2 kali, 24 jam terpisah). Akan tetapi, karena keterbatasan alat uji di AS saat ini, tesnya dipangkas. "Tidak ada yang mau menggunakan banyak tes pada satu orang dalam kekurangan ini." 

Pasien yang gejalanya membaik, jumlah virus yang terkandung dalam tubuhnya akan menurun (viral load), tetapi tidak dijamin 100 persen. Sebab ada pula beberapa orang yang viral loadnya tinggi, tetapi dengan gejala yang minimal atau membaik. 

Dengan kata lain, sampai kapan seseorang bisa menularkan virus corona belum diketahui pasti. Namun, menurut pedoman CDC, hal ini bergantung pada akses pasien untuk mendapatkan tes virus corona (PCR), untuk melihat apakah dirinya masih terjangkit virus. 

Tes ini pula yang kini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Seseorang akan dinyatakan negatif, saat dirinya mendapatkan hasil tes negatif selama dua kali dalam dua hari berturut-turut. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah COVID-19? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Prevention. Diakses pada 2020. Here’s How Long Coronavirus Symptoms Typically Last, According to Doctors.
Chinese journal of Epidemiology. Diakses pada 2020. The epidemiological characteristics of an outbreak of 2019 novel coronavirus diseases (COVID-19) in China 
WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 41
WHO. Diakses pada 2020. Report of the WHO-China Joint Mission  on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan