Terlalu Meyakini Seseorang Mencintainya, Ini 4 Penyebab Erotomania

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Februari 2023

“Meski para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari erotomania, ada sejumlah faktor yang dapat menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah mengidap gangguan mental tertentu yang dapat memicu delusi, seperti bipolar.”

Terlalu Meyakini Seseorang Mencintainya, Ini 4 Penyebab ErotomaniaTerlalu Meyakini Seseorang Mencintainya, Ini 4 Penyebab Erotomania

Halodoc, Jakarta – Erotomania merupakan kondisi kesehatan mental langka yang terjadi ketika pengidapnya terpaku pada gagasan bahwa orang lain sangat mencintainya. Orang lain tersebut mungkin seorang selebriti, kaya, atau dari posisi sosial yang tinggi. Kondisi ini juga dikenal sebagai sindrom De Clérambault.

Fiksasi untuk perasaan orang lain mencintai pengidap erotomania ini merupakan delusi karena tidak sesuai pada kenyataan. Dalam kebanyakan kasus, orang tersebut bahkan belum bertemu dengan orang yang mereka sukai. Beberapa pengidap sindrom ini juga mungkin percaya bahwa orang asing yang baru mereka temui sedang jatuh cinta dengan mereka.

Nah, karena menjadi fenomena yang menarik, tidak ada salahnya untuk mengetahui apa saja penyebab erotomania. 

Sejumlah Penyebab Erotomania 

Sayangnya hingga saat ini, para ahli belum menemukan alasan yang jelas mengapa seseorang bisa mengalami erotomania. Namun, gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu: 

1. Mengidap Gangguan Mental 

Erotomania mungkin merupakan gejala penyakit kejiwaan. Termasuk skizofrenia, gangguan afektif skizofrenia, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer. Laporan kasus menunjukkan bahwa jaringan media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi terkait dengan erotomania. Apalagi saat ini, media sosial menghilangkan beberapa penghalang antara orang yang tidak mengenal satu sama lainnya.  Selain itu, seseorang dapat dengan mudah mengamati, menghubungi, menguntit, dan melecehkan orang lain melalui media sosial. 

2. Kurangnya Kepercayaan Diri

Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah dapat menceritakan kisah-kisah akan pemikiran kalau orang terkenal tertarik kepadanya. Pada kasus erotomania, hal ini dapat membuat diri pengidapnya merasa lebih baik. Apalagi pengidap erotomania cenderung mengalami gangguan delusi. 

Akibatnya pengidap kondisi tersebut mungkin berpikir bahwa orang lain yang tengah berinteraksi dengannya sedang menggodanya, padahal sebenarnya tidak. Ini membuat pengidap erotomania berpikir orang lain tertarik dengannya. Ide ini bisa berkembang seiring waktu, terutama jika pengidap erotomania menghabiskan banyak waktu sendirian.

3. Stres

Para peneliti berkeyakinan kalau stres dapat memicu erotomania.  Contoh kasusnya adalah kehilangan seseorang yang dekat dengan pengidap erotomania, seperti kerabat atau teman dekatnya. Hal ini membuat pengidap erotomania mungkin mencari rasa aman pada orang yang berkuasa. Sebab, pengidap erotomania mungkin mengira kalau orang berkuasa tersebut “menjaga” dan memperhatikan mereka.

4. Faktor Genetik

Para ahli juga berkeyakinan kuat bahwa faktor genetik juga dapat menjadi penyebab erotomania. Lantaran gangguan delusi seseorang memiliki keterkaitan dengan faktor riwayat keluarga. Khususnya jika ada pengidapnya yang memiliki orang tua atau kakeknya yang mengidap gangguan delusional atau mental tertentu. 

Kenali Tandanya

Gejala utama erotomania adalah keyakinan salah pada pengidapnya bahwa seseorang sangat atau sangat mencintai mereka. Seringkali tidak ada bukti cinta orang lain. Orang lain bahkan mungkin tidak menyadari keberadaan pengidap erotomania. Seseorang dengan kondisi ini mungkin berbicara tentang orang lain terus-menerus. Mereka juga mungkin terobsesi untuk mencoba bertemu atau berkomunikasi dengan orang ini agar mereka bisa bersama. Adapun gejala umum  erotomania meliputi:

  • Terus-menerus mengirim surat, email, atau hadiah kepada orang lain.
  • Terus-menerus membuat panggilan telepon ke orang lain.
  • Meyakinkn diri sendiri bahwa orang lain mencoba untuk berkomunikasi dengannya secara diam-diam melalui tatapan mata, gerak tubuh, atau pesan kode di berita, acara televisi, film, atau media sosial.
  • kehilangan minat dalam aktivitas selain berbicara tentang orang lain atau melakukan aktivitas yang berhubungan dengannya. 

Itulah beberapa penyebab erotomania. Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar kondisi ini atau mencurigai orang terdekatmu mengalaminya, segeralah hubungi psikolog. Melalui aplikasi Halodoc kamu bisa tanya psikolog tepercaya untuk mendapatkan informasi medis yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Erotomania. 
Medical News Today. Diakses pada 2023. What is erotomania?
WebMD. Diakses pada 2023. What Is Erotomania?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan