Tips Mengajarkan Si Kecil untuk Berbagi Agar Tidak Pelit
Sikap pelit pada anak dapat diatasi dengan contoh positif, empati, dan bimbingan orang tua.

DAFTAR ISI
- Penyebab Anak Bersikap Pelit
- Cara Efektif Mengatasi Sifat Pelit pada Anak
- Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Berbagi
- Kesimpulan
Berbagi adalah keterampilan sosial penting yang perlu diajarkan sejak dini. Namun, tak jarang Si Kecil menunjukkan sikap tidak mau berbagi atau cenderung “pelit”.
Kondisi ini wajar terjadi pada anak-anak, terutama di usia prasekolah, karena mereka masih belajar tentang konsep kepemilikan dan interaksi sosial.
Mari ketahui cara efektif mengajarkan anak untuk berbagi, agar ia tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan dermawan.
Penyebab Anak Bersikap Pelit
Sikap “pelit” pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Egosentrisme: Anak-anak, terutama usia di bawah 7 tahun, cenderung melihat dunia dari sudut pandang mereka sendiri. Mereka belum sepenuhnya memahami bahwa orang lain juga memiliki perasaan dan kebutuhan.
- Konsep Kepemilikan yang Belum Matang: Anak-anak masih belajar tentang apa yang menjadi miliknya dan bagaimana cara mempertahankannya. Mainan atau barang pribadi adalah sumber kenyamanan dan keamanan bagi mereka.
- Kurangnya Kesempatan Berinteraksi: Anak yang jarang berinteraksi dengan teman sebaya mungkin kurang terlatih dalam keterampilan berbagi dan bekerja sama.
- Pengalaman Negatif: Pengalaman tidak menyenangkan saat berbagi, seperti mainan yang rusak atau diambil paksa, bisa membuat anak enggan berbagi di kemudian hari.
Cara Efektif Mengatasi Sifat Pelit pada Anak
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dicoba untuk mengajarkan Si Kecil berbagi:
1. Berikan Contoh Nyata
Anak-anak belajar dengan meniru orang dewasa di sekitarnya. Tunjukkan pada Si Kecil bagaimana berbagi dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, berbagi makanan dengan anggota keluarga lain, membantu tetangga, atau menyumbangkan pakaian yang sudah tidak terpakai.
2. Ajarkan Empati dan Peduli pada Orang Lain
Bantu anak memahami perasaan orang lain. Tanyakan bagaimana perasaannya jika tidak dipinjami mainan oleh temannya. Jelaskan bahwa berbagi bisa membuat orang lain bahagia, dan itu adalah hal yang baik.
Nah, mengajarkan empati secara efektif dapat meningkatkan perilaku prososial pada anak-anak.
3. Gunakan Bahasa Positif dan Hindari Memaksa
Hindari melabeli anak sebagai “pelit”. Sebaliknya, gunakan bahasa yang positif dan memberikan dorongan.
Misalnya, “Ibu tahu kamu anak yang baik dan suka membantu. Maukah kamu berbagi mainan ini dengan temanmu?” Jangan memaksa anak untuk berbagi jika ia belum siap.
Selain menerapkan pola asuh yang tepat, ibu juga perlu memantau Perkembangan Anak – Jenis, Tahapan, dan Gangguan yang bisa terjadi.
4. Berikan Pemahaman tentang Kepemilikan dan Batasan
Ajarkan anak bahwa ia memiliki hak untuk memiliki barang-barangnya sendiri. Namun, jelaskan juga bahwa berbagi adalah tindakan terpuji.
Buat aturan yang jelas tentang kapan dan dengan siapa ia harus berbagi. Misalnya, ia boleh tidak meminjamkan mainan kesayangannya, tetapi harus berbagi mainan lainnya dengan teman-temannya.
Butuh saran mengenai pola asuh anak? Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa orang tua hubungi.
Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Berbagi
Orang tua memainkan peran penting dalam membentuk perilaku anak. Selain memberikan contoh dan mengajarkan empati, orang tua juga perlu menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku berbagi.
- Ciptakan Suasana yang Positif: Hindari persaingan yang tidak sehat di antara saudara kandung. Ajarkan mereka untuk bekerja sama dan saling membantu.
- Berikan Pujian dan Penghargaan: Berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku berbagi. Hal ini akan memotivasinya untuk terus berbuat baik.
- Konsisten: Terapkan aturan yang konsisten tentang berbagi. Hal ini akan membantu anak memahami ekspektasi orang tua.
- Diskusi: Ajak anak berdiskusi tentang pentingnya berbagi dan manfaatnya bagi diri sendiri dan orang lain.
- Membaca Buku Cerita: Pilihlah buku cerita yang bertema tentang berbagi dan persahabatan. Diskusikan pesan moral dari cerita tersebut dengan anak.
Perkembangan sosial dan emosional yang sehat pada anak-anak sangat penting untuk kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Mengajarkan anak untuk berbagi adalah bagian dari upaya mendukung perkembangan tersebut.
Ketahui lebih lanjut mengnai cara Pola Asuh Anak – Jenis-Jenis dan Cara Menerapkannya berikut ini.
Kesimpulan
Mengajarkan anak untuk berbagi membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Dengan memberikan contoh nyata, mengajarkan empati, menggunakan bahasa positif, dan memberikan pemahaman tentang kepemilikan, orang tua dapat membantu Si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang peduli, dermawan, dan memiliki keterampilan sosial yang baik.
Jika memiliki kekhawatiran tentang perilaku anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak di Halodoc.
Jangan khawatir, psikolog di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



