Waspada Emotional Incest Orangtua Terhadap Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Maret 2021
Waspada Emotional Incest Orangtua Terhadap AnakWaspada Emotional Incest Orangtua Terhadap Anak

Halodoc, Jakarta - Emotional Incest atau covert incest merupakan kondisi ketika orangtua mencari dukungan emosional pada anak mereka yang seharusnya didapatkan melalui hubungan orang dewasa. Meskipun efek dari emotional incest ini mirip dengan efek inses fisik, tetapi istilah ini tidak mencakup pelecehan seksual.

Anak-anak yang berada pada posisi ini mungkin merasa istimewa karena orang tua mau berbagi informasi dewasa dengan mereka dan mencari dukungan pada mereka, sehingga bisa menciptakan rasa kedekatan. Namun, konsekuensinya terbilang cukup mengkhawatirkan karena orangtua lantas mengabaikan kebutuhan anak demi kebutuhan pribadi mereka.

Tidak salah jika orangtua ingin membangun kedekatan dengan sang buah hati. Akan tetapi, dalam hubungan orangtua-anak yang sehat, orangtua akan mendahulukan kebutuhan emosional anak-anak mereka dan bukan sebaliknya. Ketika anak ditempatkan pada posisi memenuhi kebutuhan emosional orang tua, maka itu menciptakan dinamika yang tidak sehat karena anak justru berada di posisi sebagai orang tua.

Baca juga: Inilah Hubungan Kesehatan Mental Orangtua Terhadap Anak

Dampak Emotional Incest

Sering ditemui, kondisi emotional incest terjadi ketika pernikahan atau hubungan orang dewasa sedang tidak baik, orangtua merasa kesepian, atau ada dinamika keluarga yang rusak, seperti perselingkuhan, kondisi kesehatan mental, atau kecanduan. Salah satu atau kedua orangtua mungkin berusaha memenuhi kebutuhan emosional mereka, melalui anak alih-alih mencari dukungan dari orang dewasa.

Terkadang, orangtua akan menempatkan anak di tengah atau berkolusi dengan anak, padahal ini hanya akan meningkatkan tingkat ketergantungan orangtua pada anak. Sementara itu, anak, pada gilirannya, mungkin menjadi khawatir karena harus memihak atau melindungi orangtua.

Perlu diketahui bahwa dalam banyak kasus, orang tua yang memupuk dinamika inses emosional tidak menyadari dampak dari perilaku mereka, dan tidak bermaksud untuk menyakiti anak-anak mereka. Namun, sebenarnya dampak dan rasa sakitnya sama saja.

Baca juga: Inilah 6 Jenis Pola Asuh Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua

Anak yang pernah mengalami inses emosional mungkin mengalami kesulitan besar dalam menetapkan batasan, dan memenuhi kebutuhan mereka sebagai orang dewasa tanpa perasaan bersalah yang berlebihan. Selain itu, hubungan mereka dengan lawan jenis dan seksualitas dapat sangat menghambat kemampuan mereka untuk menjaga keintiman dalam hubungan orang dewasa.

Inses emosional dapat menciptakan rasa loyalitas atau kewajiban yang tidak sehat kepada orangtua, yang dapat mengakibatkan hubungan cinta atau benci antara anak dan orangtua. Lalu, akan rentan terjadi penyalahgunaan zat, perasaan tidak mampu, harga diri yang rendah, dan perilaku kompulsif di sekitar pekerjaan, seks, dan mengalami gangguan makan.

Inses emosional juga dapat memengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan. Salah satu pasangan biasanya mengalami pengucilan dan mungkin tidak dapat membangun ikatan antara orangtua-anak dengan baik. Tidak hanya itu, anak lain juga mungkin akan merasa diabaikan karena orangtua sangat bergantung pada "anak yang dipilih" jika memiliki lebih dari satu anak dalam keluarga.

Baca juga: Sering Salah Kaprah, Ini Bedanya Pola Asuh Anak Otoriter dan Autoritatif

Bagaimana Agar Bisa Sembuh?

Jika kamu pernah mengalami inses emosional semasa anak-anak, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mempercepat penyembuhan, berikut ini di antaranya: 

  • Terapi atau konseling: Temukan seorang konselor yang ahli dalam pelecehan masa kecil, keterikatan atau ketergantungan, dan yang berfokus pada kebutuhan orang yang selamat. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menemukan psikolog terbaik dan mendapatkan penanganan segera.
  • Menulis jurnal: Menulis tentang masalah dan pengalaman yang menyusahkan dapat sedikit membantu ketika kamu sedang menghadapi dinamika perilaku obsesif-kompulsif yang sering muncul, sebagai akibat dari mekanisme pertahanan yang diciptakan untuk kelangsungan hidup emosional ketika inses emosional telah terjadi.
  • Psikoedukasi: Ada banyak informasi dan sumber daya yang tersedia yang membantu mendidik dan meningkatkan pemahaman tentang inses emosional. Memperoleh pemahaman tentang apa yang telah terjadi dan pengaruhnya terhadap kehidupan dan hubungan diri bisa membantu menyembuhkan. 



Referensi:
Good Therapy. Diakses pada 2021. Emotional Incest: When Parents Make Their Kids Partners.