Waspada, Ini Bahaya Kebiasaan Makan Junk Food sejak Remaja

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 Desember 2020
Waspada, Ini Bahaya Kebiasaan Makan Junk Food sejak RemajaWaspada, Ini Bahaya Kebiasaan Makan Junk Food sejak Remaja

Halodoc, Jakarta – Mengonsumsi junk food memang bisa membuat siapa saja ketagihan, tidak terkecuali anak remaja. Mereka sering kali lebih memilih mengonsumsi junk food dibanding makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan produk susu.

Junk food, seperti sepiring burger dengan keju yang meleleh ditambah dengan kentang goreng yang panas memang enak, namun memiliki kandungan gizi yang rendah. Sedangkan anak remaja membutuhkan berbagai nutrisi dari makanan sehat untuk mendukung tumbuh kembangnya. Kebiasaan mengonsumsi makanan junk food sejak remaja bisa membuat seorang anak berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan nantinya. 

Baca juga: Inilah Makanan Sehat untuk Tumbuh Kembang Remaja

Bahaya Kebiasaan Makan Junk Food Sejak Remaja

Junk food adalah makanan olahan yang mengandung kalori tinggi, tapi rendah akan nutrisi baik yang diperlukan untuk kesehatan tubuh. Itulah mengapa makanan yang memiliki nilai gizi buruk ini dianggap tidak sehat, sehingga disebut junk food.

Tidak hanya rendah nutrisi, junk food biasanya juga tinggi akan lemak, gula, dan sodium. Sering mengonsumsi junk food sejak remaja bisa meningkatkan asupan lemak berlebih, karbohidrat sederhana, dan gula olahan, sehingga risiko untuk mengalami obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular juga meningkat.

Berikut ini bahaya memiliki kebiasaan makan junk food sejak remaja: 

1.Obesitas

Junk food sarat dengan kalori dari gula dan lemak rafinasi (terutama lemak jenuh dan terhidrogenasi yang menyumbat arteri, yang berasal dari minyak yang berulang kali dipanaskan kembali ke suhu tinggi untuk menggoreng). Sering makan junk food bisa menyebabkan anak remaja mengalami penambahan berat badan secara cepat. 

Menurut hasil penelitian longitudinal yang diikuti lebih dari 3000 orang dewasa muda selama periode 15 tahun, mereka yang makan di restoran junk food lebih dari dua kali seminggu mengalami pertambahan berat badan sebanyak 4,5 kilogram dibanding mereka yang hanya melakukan hal itu kurang dari satu kali seminggu. Bila tidak diimbangi dengan olahraga atau gaya hidup yang aktif, lama kelamaan anak remaja yang sering makan junk food bisa mengalami obesitas

Seorang anak yang sudah memiliki berat badan berlebih sejak remaja biasanya akan tetap mengalami obesitas saat dewasa nanti. Selain itu, anak remaja yang mengalami obesitas biasanya juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi, risiko terkena penyakit koroner, serta penyakit umum lainnya. Belum lagi ditambah ketidaknyamanan fisik yang bisa dirasakan akibat beban tubuh yang berlebihan.

Baca juga: Obesitas pada Remaja Bisa Sebabkan Masalah Mental

2.Diabetes

Junk food juga memiliki indeks glikemik yang tinggi, yang artinya makanan tersebut bisa meningkatkan gula darah dengan cepat. Selain itu, junk food sering disajikan dalam porsi yang besar tapi biasanya tidak terlalu mengenyangkan atau membuat orang mudah lapar lagi setelah mengonsumsinya.

Hal itu bisa menyebabkan orang tergoda untuk makan junk food secara berlebihan, sehingga bisa berdampak negatif pada diabetes, termasuk lonjakan gula darah dan penambahan berat badan. Berat badan yang berlebih dan lemak tubuh juga menjadi faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Diabetes juga merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

3.Penyakit Jantung

Junk food memiliki kadar lemak dan gula yang tinggi yang tidak hanya tidak sehat tapi juga bisa membuat ketagihan, sehingga anak remaja akan susah menghentikan kebiasaan makan junk food dan lebih sedikit mengonsumsi makanan sehat.

Sedangkan sering makan junk food yang memiliki kandungan lemak trans yang tinggi bisa membuat anak-anak remaja berisiko mengalami penyakit jantung di masa depan. Selain itu, kandungan kolesterol dan garam yang tinggi juga diketahui memicu tekanan darah naik, yang meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

4.Tekanan Darah Tinggi

Junk food biasanya juga mengandung sodium atau garam yang tinggi, yang berkontribusi pada terjadinya tekanan darah tinggi. Asupan garam yang tinggi juga bisa memengaruhi fungsi ginjal secara negatif.

Baca juga: 5 Cara Mudah Hindari Junk Food

Itulah bahayanya punya kebiasaan makan junk food sejak remaja. Bila anak remaja kamu sering makan junk food, ada baiknya mulai coba dikurangi dari sekarang dan dorong ia untuk lebih banyak mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Ibu juga bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc bila anak sakit. Yuk, download Halodoc sekarang juga untuk mendapatkan solusi kesehatan dengan mudah.

Referensi:
IOSR Journal of Nursing and Health Science. Diakses pada 2020. Effects of Junk Food & Beverages on Adolescent’s Health – a Review Article.
Verywell. Diakses pada 2020. How Eating Fast Food Affects Teen Health.
NDTV Food. Diakses pada 2020. What Is Junk Food? Why Is It Bad For You?
Medical News Today. Diakses pada 2020. Junk food and diabetes: Tips for eating out


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan