Waspada, Ini Dampak Varian Omicron pada Anak
“Kenapa anak-anak menjadi lebih riskan terinfeksi COVID-19 varian omicron? Salah satunya karena anak-anak, terutama di bawah usia 5 tahun, yang belum boleh menerima vaksin COVID-19. Secara natural, virus akan mendeteksi dan mencari yang tidak divaksinasi, sehingga kemungkinan besarnya akan berdampak signifikan pada anak-anak yang belum divaksin.”

Halodoc, Jakarta – Sebagian kota di Indonesia sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Kondisi ini tak pelak membuat orangtua khawatir. Apalagi dengan adanya varian COVID-19 yang baru yaitu omicron, yang dinilai penyebarannya lebih cepat ketimbang varian lain.
Tidak hanya proses belajar yang menjadi sumber kekhawatiran, ruang-ruang publik yang sudah mulai dibuka juga memberikan kekhawatiran tersendiri. Apakah ini aman untuk anak? Sebenarnya seperti apa varian omicron pada anak beserta dampaknya? Informasi selengkapnya baca di sini!
Lebih Berisiko pada Anak yang Belum/Tidak Bisa Divaksinasi
Sejak Centers for Disease Control and Prevention mengumumkan kasus pertama varian omicron di Amerika Serika pada 1 Desember 2021, sekarang omicron sudah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
Disinyalir omicron adalah virus paling menular yang ada sejak campak, dengan tingkat penyebaran dua kali lipat setiap 48 hingga 72 jam. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran yang masif. Omicron menyebar jauh lebih masif karena struktur protein lonjakannya yang menempel pada reseptor tertentu di sel, sehingga memungkinkan virus dapat masuk ke dalam sel. Omicron memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan yang memungkinkannya untuk mengikat sel lebih efektif, sehingga proses masuk ke selnya juga lebih cepat.
Kenapa anak-anak menjadi lebih riskan akan varian ini? Salah satunya karena anak-anak, terutama di bawah usia 5 tahun, belum menerima vaksin COVID-19. Secara natural, virus akan mendeteksi dan mencari yang tidak divaksinasi, sehingga kemungkinan besarnya akan berdampak signifikan pada anak-anak yang belum divaksin.
Untuk melindungi anak-anak, terutama yang tidak dapat divaksinasi karena kondisi kesehatan tertentu, langkah paling efektif adalah anggota keluarga lainnya melakukan vaksinasi. Jika orang dewasa/orangtua yang berada di sekeliling anak sudah divaksinasi, kecil kemungkinan anak akan terkena infeksi.
Perlu diketahui, tingkat komplikasi COVID-19 pada anak-anak memang relatif rendah. Namun, ini tidak berarti bisa bernapas lega, mengingat ini berlaku pada anak dengan kondisi kesehatan yang normal. Walaupun gejalanya tidak separah varian sebelumnya, tetap saja penyebaran yang masif menjadi hal yang perlu diantisipasi.
Langkah Pencegahan Omicron Selain Vaksinasi
Selain vaksinasi, beberapa langkah pencegahan omicron adalah:
1. Menghindari Perjalanan Tak Penting
Mengingat penyebaran omicron yang cepat, ada baiknya tidak melakukan perjalanan atau bepergian yang tidak penting. Jika kamu harus bepergian dengan anak kecil, lakukan tindakan pencegahan seperti mengenakan masker (untuk usia 2 tahun ke atas) di transportasi umum dan saat berada di dalam ruangan, serta melakukan tes sebelum dan sesudah bepergian.
2. Menjaga Kebersihan
Seluruh keluarga harus membiasakan sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik, terutama setelah berada di tempat umum, setelah batuk atau bersin, dan sebelum dan sesudah merawat seseorang yang sakit.
3. Ikuti Pedoman Jarak Sosial
Karena beberapa orang tanpa gejala mungkin dapat menyebarkan virus, jaga jarak setidaknya 2 meter dari orang lain, terutama jika anak terlalu kecil untuk divaksinasi.
Pastinya kamu sering mendengar mengenai hal ini, tapi lagi-lagi protokol kesehatan ini perlu untuk terus diingatkan, apalagi sekarang ini aktivitas sudah mulai berjalan normal. Normal tidak berarti kamu aman dari COVID-19. Kamu tetap perlu menjaga kebersihan dan mempraktikkan protokol kesehatan dan juga mengimbau anak-anak untuk melakoninya.
Selain memamtuhi protokol kesehatan, langkah penting pencegahan Omicron lainnya adalah mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Jika stok vitamin mulai menipis, kamu bisa cek kebutuhan vitamin melalui aplikasi Halodoc. Dapatkan informasi terbaru seputar COVID-19 dengan men-download aplikasi Halodoc sekarang juga!
