Waspadai Sindrom Munchausen yang Mengintai Anak-Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Maret 2022

“Waspada jika anak kerap berpura-pura sakit. Kondisi ini bisa menjadi tanda anak mengalami sindrom munchausen. Pengidap sindrom Munchausen kerap berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian, simpati, dan perbuatan baik dari keluarga maupun kerabat."

Waspadai Sindrom Munchausen yang Mengintai Anak-AnakWaspadai Sindrom Munchausen yang Mengintai Anak-Anak

Halodoc, Jakarta – Setelah menjalani liburan panjang biasanya anak-anak akan kesulitan untuk kembali ke sekolah. Pura-pura sakit kerap menjadi salah satu cara yang dilakukan anak untuk menghindari kegiatan ini. Ibu tentunya perlu memastikan kondisi anak apakah benar sakit atau tidak. Jika anak terlalu sering berpura-pura sakit, ibu perlu waspada terhadap kondisi sindrom munchausen.

Sindrom munchausen adalah gangguan psikologis di mana pengidapnya berpura-pura sakit atau dengan sengaja menghasilkan gejala mengenai suatu penyakit tertentu. Nah, sebaiknya ibu cari tahu lebih banyak mengenai sindrom munchausen agar kondisi ini bisa segera ditangani dengan cara yang tepat.

Kenali Sindrom Munchausen

Pura-pura sakit adalah hal yang sering dilakukan untuk menghindari sesuatu. Cara ini pun sering digunakan anak sebagai alasan tidak masuk sekolah. Namaun, kalau terlalu sering, ibu wajib waspada. Ada dua kemungkinan, anak memang benar sakit atau kemungkinan lainnya adalah sindrom munchausen. Apa itu?

Sindrom munchausen adalah gangguan mental saat seseorang bertindak seolah mereka memiliki gangguan pada kesehatan fisik dan mentalnya. Pengidap sindrom munchausen akan dengan sengaja membuat, mengeluh, atau membesar-besarkan gejala penyakit yang sebenarnya tidak mereka alami.

Ada berbagai alasan seseorang melakukan ini, biasanya pengidap sindrom munchausen berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian, rasa iba, perlakuan baik, hingga simpati dari keluarga dan kerabat.

Ada beberapa tipe perilaku yang kerap dilakukan oleh pengidap sindrom munchausen, yaitu:

  • Berpura-pura mengalami gejala psikologis, seperti mendengarkan suara-suara atau mengaku melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
  • Berpura-pura mengalami gejala fisik, seperti mengalami nyeri dada hingga sakit perut yang berlebihan.
  • Melakukan berbagai kegiatan yang berisiko menyebabkan sakit, seperti mogok makan, menjatuhkan diri, hingga melukai diri sendiri.

Kenali Gejalanya

Ada beberapa hal yang perlu ibu ketahui untuk mengetahui gejala dari sindrom munchausen. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat. Berikut gejalanya:

  1. Gejala akan menghilang ketika anak dibawa ke rumah sakit, tetapi gejala kembali muncul saat anak berada di rumah.
  2. Mengatakan bahwa gejalanya dirasakan memburuk setiap hari.
  3. Tidak konsisten dalam menjelaskan gejala yang dialami.
  4. Sering mengunjungi rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang berbeda-beda.
  5. Sering meminta bantuan kepada orang lain ketika sedang berpura-pura sakit.
  6. Tidak mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter.
  7. Mau melakukan berbagai pemeriksaan, tes kesehatan, bahkan tindakan operasi.
  8. Gejala yang dialami hanya muncul ketika mengalami masalah pribadi atau bersama dengan orang-orang tertentu.
  9. Mengalami gangguan kepercayaan diri.
  10. Diketahui sering berbohong atau mengarang cerita dengan orang lain.

Itulah gejala yang kerap dilakukan anak ketika mengalami sindrom munchausen. Jika ibu merasakan anak mengalami beberapa tanda seperti gejala tersebut, tidak ada salahnya untuk bertanya langsung pada dokter anak maupun psikolog anak mengenai kondisi kesehatan fisik serta mental anak. Ibu bisa download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play.

Pemicu Anak Mengalami Sindrom Munchausen

Penyebab sindrom munchausen tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko sindrom munchausen, seperti:

  • Mengalami Trauma

Kondisi ini bisa terjadi akibat pengalaman yang menyebabkan trauma di masa kecil. Mulai dari pengabaian oleh orangtua hingga perilaku lain yang menyebabkan anak merasa tidak nyaman. 

Akibat trauma ini, pengidap mengalami perasaan yang belum selesai oleh orangtua, sehingga berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian, kasih sayang, atau rasa peduli dari orang lain.

  • Mengidap Penyakit Serius saat Kecil

Teori lain mengatakan saat mengidap penyakit serius hingga perlu rawat inap berkepanjangan saat masa kecil membuat anak merasa diperhatikan oleh orangtuanya. 

Ketika penyakit bisa diatasi dan anak mulai remaja, mereka mencoba untuk mencapai perasaan serupa dengan berpura-pura sakit.

Sindrom ini bisa terjadi pada siapa saja. Meski jarang terjadi, umumnya penyakit ini ditemukan pada orang dewasa. Namun, hal itu biasanya merupakan bawaan alias kebiasaan dari kecil.

Referensi:
NHS. Diakses pada 2022. Overview – Munchausen’s Syndrome.
Web MD. Diakses pada 2022. Munchausen Syndrome.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Munchausen Syndrome (Factitious Disorder Imposed on Self).
Very Well Mind. Diakses pada 2022. What Is Munchausen Syndrome (Factitious Disorder Imposed on Self)?

Diperbarui pada 10 Maret 2022.