Wasting: Kenali Gejala, Dampak, dan Cara Mengatasi
Wasting adalah bentuk malnutrisi akut yang ditandai dengan berat badan sangat rendah untuk tinggi badan.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Wasting?
- Gejala Wasting yang Perlu Diwaspadai
- Penyebab Wasting dan Faktor Risikonya
- Diagnosis Wasting
- Cara Mengatasi Wasting dengan Tepat
- Komplikasi Wasting yang Serius
- Pencegahan Wasting Sejak Dini
- Wasting pada Anak dan Stunting: Apa Bedanya?
- Kapan Harus ke Dokter?
- FAQ
Wasting adalah kondisi kekurangan gizi akut yang ditandai dengan penurunan berat badan yang cepat dan penurunan massa otot serta lemak tubuh.
Kondisi ini seringkali disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak memadai atau penyakit infeksi. Wasting paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat memengaruhi orang dewasa.
Penting untuk mengenali gejala wasting sejak dini dan mencari pengobatan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang serius.
Apa Itu Wasting?
Wasting adalah bentuk malnutrisi akut yang menyebabkan seseorang, terutama anak-anak, memiliki berat badan yang sangat rendah untuk tinggi badan mereka.
Kondisi ini mencerminkan hilangnya jaringan tubuh yang signifikan akibat kekurangan makanan atau penyakit. Wasting seringkali merupakan indikator kondisi darurat yang membutuhkan intervensi segera.
Menurut WHO, wasting pada anak-anak didefinisikan sebagai berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang berada di bawah -2 standar deviasi (SD) dari median standar WHO Child Growth Standards. Kondisi ini menunjukkan kekurangan gizi yang parah dalam waktu singkat.
Gejala Wasting yang Perlu Diwaspadai
Gejala wasting dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Beberapa gejala umum meliputi:
- Penurunan berat badan yang cepat dan signifikan dalam waktu singkat, tanpa disertai pertambahan tinggi badan yang sesuai.
- Kehilangan massa otot, terutama di lengan, paha, dan bokong, sehingga tubuh tampak sangat kurus.
- Tampilan tubuh kurus ekstrem dengan sedikit atau tanpa lemak subkutan (lemak di bawah kulit).
- Wajah tampak cekung, tulang pipi menonjol, dan mata terlihat besar karena hilangnya bantalan lemak.
- Kulit kering, kusam, dan mudah teriritasi, meskipun ini juga bisa muncul pada malnutrisi lain.
- Kelelahan, lesu, dan penurunan aktivitas fisik, akibat kekurangan energi dan protein.
- Sistem imun melemah, membuat anak lebih rentan terhadap infeksi (seperti diare berulang, ISPA).
- Perkembangan dan pertumbuhan anak melambat, misalnya anak tampak lebih kecil dibandingkan teman seusianya.
Penyebab Wasting dan Faktor Risikonya
Wasting atau berat badan rendah terhadap tinggi badan, biasanya merupakan hasil dari kekurangan gizi akut.
Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba akibat penurunan asupan makanan atau peningkatan kebutuhan tubuh yang tidak terpenuhi. Berikut beberapa penyebab utama wasting pada anak:
- Kekurangan Asupan Makanan: Anak tidak mendapatkan cukup kalori dan nutrisi penting dalam jangka waktu tertentu, terutama protein dan energi.
- Penyakit Infeksi: Infeksi seperti diare, pneumonia, malaria, atau campak dapat meningkatkan kebutuhan energi, mengganggu penyerapan nutrisi, dan menurunkan nafsu makan.
- Kondisi Medis Kronis: Penyakit seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, atau kelainan metabolik bisa memicu wasting melalui mekanisme inflamasi kronis atau gangguan penyerapan gizi.
- Kemiskinan dan Ketidakamanan Pangan: Keterbatasan ekonomi dapat menyebabkan kurangnya akses terhadap makanan bergizi, air bersih, serta pelayanan kesehatan yang memadai.
- Pola Pemberian Makan yang Tidak Tepat: Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak mencukupi kualitas maupun kuantitasnya dapat menyebabkan wasting, terutama pada anak usia 6–24 bulan.
Faktor Risiko Wasting
Beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko wasting pada anak:
- Usia Dini: Anak-anak di bawah lima tahun lebih rentan karena kebutuhan nutrisinya tinggi, sementara cadangan energinya terbatas.
- Lingkungan dengan Sanitasi Buruk: Kondisi ini meningkatkan risiko infeksi usus yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi.
- Riwayat Infeksi Berulang: Infeksi yang berulang kali terjadi, seperti diare atau ISPA, dapat mempercepat terjadinya wasting.
- Tingkat Pendidikan dan Sosial Ekonomi Rendah: Orang tua dengan pendidikan dan penghasilan rendah cenderung memiliki akses terbatas terhadap informasi gizi dan layanan kesehatan yang memadai.
Diagnosis Wasting
Diagnosis wasting melibatkan penilaian status gizi seseorang, termasuk pengukuran berat badan dan tinggi badan.
Dokter atau ahli gizi akan menghitung indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan membandingkannya dengan standar WHO Child Growth Standards untuk anak-anak.
Pada orang dewasa, diagnosis dapat ditegakkan melalui penilaian komposisi tubuh dan riwayat medis.
Selain itu, pemeriksaan fisik dan tes laboratorium mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari wasting, seperti infeksi atau kondisi medis lainnya.
Cara Mengatasi Wasting dengan Tepat
Pengobatan wasting berfokus pada pemulihan status gizi dan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Beberapa strategi pengobatan meliputi:
1. Terapi Nutrisi Terapeutik
Untuk kasus severe wasting (wasting berat), diberikan Ready-to-Use Therapeutic Food (RUTF), yaitu makanan padat energi yang kaya kalori, protein, vitamin, dan mineral.
Terapi ini bisa dilakukan di rumah jika tidak disertai komplikasi medis (home-based care), atau dilakukan di fasilitas kesehatan jika anak mengalami komplikasi (in-patient care).
2. Pengobatan Infeksi Penyerta
Anak dengan wasting sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan memberikan antibiotik empiris atau pengobatan spesifik sesuai diagnosis (misalnya diare, TBC, pneumonia).
3. Suplementasi Mikronutrien
Anak dengan wasting memerlukan tambahan vitamin dan mineral penting seperti vitamin A, seng (zinc), zat besi, dan asam folat untuk membantu proses pemulihan jaringan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pada kasus wasting ringan hingga sedang, bisa dilakukan dengan modifikasi makanan rumah tangga atau pemberian makanan tambahan bergizi tinggi berbasis lokal, sesuai anjuran ahli gizi.
5. Pemantauan Tumbuh Kembang
Proses pemulihan harus disertai dengan pemantauan berkala oleh tenaga kesehatan, termasuk pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas (LILA) untuk memastikan anak mengalami perbaikan status gizi.
Pahami soal Pertumbuhan Anak – Tahapan, Dukungan, dan Gangguannya agar kondisi Si Kecil tetap terpantau.
6. Edukasi Orang Tua
Orang tua juga perlu diberikan edukasi tentang praktik pemberian makan yang tepat sesuai usia anak, serta pentingnya kebersihan lingkungan untuk mencegah infeksi berulang.
Komplikasi Wasting yang Serius
Jika tidak diobati, wasting dapat menyebabkan komplikasi yang serius, termasuk:
- Peningkatan risiko infeksi dan kematian.
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
- Penurunan fungsi kognitif.
- Kelemahan otot dan kesulitan bergerak.
- Gagal organ.
Jika dibiarkan, wasting bisa berkembang menjadi stunting. Oleh sebab itu, pahami seputar Stunting – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya agar bisa dihindari.
Pencegahan Wasting Sejak Dini
Pencegahan wasting melibatkan upaya untuk memastikan asupan nutrisi yang memadai dan mengatasi faktor risiko yang mendasarinya. Beberapa langkah pencegahan meliputi:
- Promosi pemberian makan eksklusif ASI selama enam bulan pertama kehidupan.
- Pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi dan tepat waktu setelah usia enam bulan.
- Peningkatan akses ke makanan bergizi dan layanan kesehatan.
- Perbaikan sanitasi dan kebersihan lingkungan.
- Pendidikan gizi untuk keluarga dan masyarakat.
Wasting pada Anak dan Stunting: Apa Bedanya?
Meskipun keduanya merupakan bentuk malnutrisi, wasting dan stunting memiliki perbedaan mendasar.
- Wasting adalah kondisi kekurangan gizi akut yang ditandai dengan berat badan rendah untuk tinggi badan, menunjukkan masalah gizi saat ini.
- Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan rendah untuk usia, mencerminkan masalah gizi jangka panjang.
Untuk informasi lengkapnya tentang kedua kondisi tersebut, berikut Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Halodoc yang bisa dihubungi seputar kesehatan anak.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika Si Kecil menunjukkan gejala wasting, seperti penurunan berat badan yang cepat, kehilangan massa otot, atau kelelahan yang berlebihan.
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi yang serius.
Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak di Halodoc jika butuh saran terkait tumbuh kembang anak.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2025. Child malnutrition: Wasting among children under 5 years of age.
UNICEF. Diakses pada 2025. Proportion of children moderately or severely wasted; A Simple Tool To Detect Child Wasting and Save Lives in Children Aged Between 6 Month and 5 Years Old.
Science Direct. Diakses pada 2025. Patterns of Stunting and Wasting: Potential Explanatory Factors.
FAQ
Apakah wasting sama dengan stunting?
Tidak. Wasting menggambarkan kekurangan gizi akut (berat badan kurang), sedangkan stunting adalah kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan tinggi badan.
Mengapa wasting bisa terjadi begitu cepat?
Biasanya karena anak kehilangan banyak energi akibat sakit berulang, nafsu makan menurun, atau asupan makanan yang tidak mencukupi kebutuhan hariannya.
Apakah anak yang tampak aktif bisa tetap mengalami wasting?
Bisa. Kadang anak terlihat ceria, tapi berat badannya tidak seimbang dengan tinggi badannya, ini tanda awal wasting yang sering terlewat.
Bagaimana cara mencegah wasting sejak dini?
Pastikan anak mendapat makan bergizi seimbang, cukup protein hewani, serta penanganan cepat bila terkena infeksi. Pantau berat dan tinggi badan tiap bulan untuk deteksi dini.


