Awas, Tifus Enggak Selalu karena Makan Sembarangan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Maret 2020
Awas, Tifus Enggak Selalu karena Makan SembaranganAwas, Tifus Enggak Selalu karena Makan Sembarangan

Halodoc, Jakarta – Tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh rickettsia atau orientia bacteria. Kamu bisa mendapatkannya dari tungau, kutu, atau kutu yang terinfeksi. Pola hidup bersih dapat menghentikan tifus. 

Tifus masih sering terjadi ketika sanitasi buruk dan ditularkan dari hewan yang terinfeksi. Gigitan hewan yang terinfeksi dapat meninggalkan kotoran yang sarat bakteri di kulit. Ketika kamu menggaruk gigitan serangga yang gatal, maka dapat menyebarkan kotoran yang terinfeksi ke luka gigitan terbuka atau luka lain di permukaan kulit.

Gejala Tifus yang Perlu Diketahui

Ketika kamu mulai terinfeksi tifus, maka kamu akan mulai merasa sakit sekitar 10 hari hingga 2 minggu setelah bakteri masuk ke tubuh. Pada awalnya, kamu akan merasa kedinginan, demam, dan sakit kepala parah. 

Kemudian, napas menjadi cepat dan mendapatkan otot seluruh tubuh sakit seperti ketika terkena flu. Gejala ini akan ditambah dengan nyeri perut dan muntah juga sering terjadi. Beberapa hari kemudian, kamu mungkin melihat ruam bercak di dada dan bagian tengah tubuh, yang sering menyebar ke bagian lain dari tubuh. Komplikasi dari tifus yang susah diobati dapat mencakup kondisi, seperti pneumonia, meningitis, atau syok septik.

Baca juga: Rentan Terjadi saat Banjir, Ini 9 Gejala Penyakit Tifus

Seseorang lebih mungkin terkena tifus jika:

  1. Mereka melakukan perjalanan ke daerah di mana infeksi tifus lebih sering terjadi.
  2. Menghabiskan waktu dalam kondisi yang sangat ramai, terutama di dekat binatang atau orang dengan kebersihan yang buruk.
  3. Bersentuhan dengan kutu, baik dari hewan peliharaan maupun dari hewan liar, seperti tikus.
  4. Mengidap kutu di tubuh.

Penting untuk memberi tahu dokter tentang semua gejala dan faktor risiko spesifik untuk tifus. Penyakit ini meniru gejala penyakit virus lain, seperti flu biasa. Butuh informasi lebih lengkap mengenai tifus, ditanyakan langsung di Halodoc.  

Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja. 

Pencegahan Tifus

Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah tifus dan cara lain untuk menjamin pencegahannya. Namun, langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi risiko tertular tifus, terutama saat bepergian:

Baca juga: Gejala Tipes Tanpa Demam, Bisakah?

  1. Mengenakan pakaian yang berbeda setiap harinya

Kamu harus menghindari mengenakan pakaian yang sama setiap hari. Ini menjadi penting terutama ketika sedang berkunjung ke lingkungan yang terpapar serangga pembawa tifus.

  1. Membersihkan pakaian

Seseorang harus mencuci pakaian yang bersentuhan dengan kutu atau tungau.

  1. Mengenakan pakaian yang sesuai

Mengenakan lengan panjang dan kaus kaki saat berkemah dapat membantu mencegah gigitan kutu ataupun tungau.

Tifus dulunya adalah epidemi yang menakutkan dan dapat meningkatkan risiko kematian. Saat ini, kondisi kehidupan yang lebih baik dan sanitasi yang lebih baik menurunkan risiko kematian akibat tifus di hampir seluruh dunia. 

Tifus jauh lebih langka saat ini, bahkan di daerah di mana infeksi paling umum terjadi. Selama seseorang menerima pengobatan antibiotik yang tepat, tifus biasanya tidak mengancam jiwa. Namun, tanpa pengobatan seperti itu, tifus masih bisa mematikan. 

Orang-orang harus mengunjungi dokter jika mereka mengalami salah satu gejala tifus dan memiliki satu atau lebih faktor risiko untuk tertular infeksi. Sangat penting untuk memberi tahu dokter tentang semua gejala dan kemungkinan faktor risiko yang dialami.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Typhus.
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to know about typhus.
 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan