Bayi Alami Necrotizing Enterocolitis, Perlukah Operasi?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   31 Mei 2019
Bayi Alami Necrotizing Enterocolitis, Perlukah Operasi?Bayi Alami Necrotizing Enterocolitis, Perlukah Operasi?

Halodoc, Jakarta - Necrotizing enterocolitis atau NEC adalah penyakit serius yang menyerang usus bayi yang dilahirkan prematur. Gangguan pencernaan ini biasanya terjadi dalam 2 (dua) minggu pertama kehidupan pada bayi yang diberikan susu formula, bukan ASI. Pada kondisi ini, bakteri menyerang dinding usus yang menyebabkan peradangan.

Sayangnya, tidak ada penyebab pasti terjadinya gangguan pencernaan ini. Pada kebanyakan kasus, penyebab spesifik tidak mampu ditemukan. Namun, dipercaya hal ini terjadi karena usus tidak berkembang sempurna pada bayi prematur, oksigen terlalu sedikit atau darah mengalir lambat ke usus ketika lahir, cedera pada bagian usus, pertumbuhan bakteri dalam usus, infeksi virus atau bakteri pada usus.

Masalah ini terkadang terjadi dalam “kelompok”, memengaruhi beberapa bayi yang berada di satu kamar bayi yang sama. Necrotizing enterocolitis tidak menular dari satu bayi ke bayi lainnya, tetapi virus atau bakteri yang menjadi penyebabnya bisa melakukannya. Inilah mengapa diperlukan penanganan segera, agar tidak terjadi penyebaran infeksi.

Baca juga: Alasan Necrotizing Enterocolitis Terjadi di Kelahiran Prematur

Bayi yang mengalami gangguan kesehatan ini biasanya memiliki gejala seperti perut bengkak, memerah, dan lunak, sulit makan, mengalami sembelit atau diare, lesu dan kurang aktif, suhu tubuh tidak stabil, detak jantung melambat atau bradikardia, napas berhenti atau apnea, tekanan darah rendah, dan muntah dengan warna hijau karena mengandung empedu.

Perlukah Dilakukan Operasi untuk Penanganannya?

Setelah dilakukan diagnosis, perawatan harus segera dilakukan. Perawatan ini mencakup menghentikan pemberian makan untuk sementara waktu, melakukan drainase nasogastrik atau orogastrik dengan memasukkan tabung melalui hidung atau mulut ke perut untuk menghilangkan udara dan cairan dari lambung juga usus.

Selain itu, dokter juga memberikan cairan melalui infus sebagai pengganti nutrisi, antibiotik untuk mengobati dan mencegah terjadinya infeksi, dan melakukan tes rontgen perut jika memang diperlukan. Lalu, perlukah dilakukan operasi?

Baca juga: Jangan Diabaikan, 6 Komplikasi Necrotizing Enterocolitis

Ya, beberapa bayi dengan necrotizing enterocolitis membutuhkan pembedahan jika kondisinya semakin buruk meski ada perawatan medis. Dokter mencari lubang di usus dan mengangkat jaringan usus mati. Dalam beberapa kasus setelah pengangkatan ini, usus yang sehat bisa dijahit kembali.

Namun, ketika bayi merasakan sakit yang luar biasa dan sebagian besar usus diangkat, ostomi mungkin perlu dilakukan. Selama proses ini, dokter akan membawa area usus ke lubang terbuka di perut, sehingga feses bisa keluar dari tubuh. Operasi kedua dapat dilakukan untuk memeriksa kembali usus. Apabila dilakukan ostomi, penutupan luka dilakukan antara 6 hingga 8 minggu kemudian, setelah usus sepenuhnya sembuh.

Setelah merespons pengobatan yang diberikan, bayi dapat kembali menyusu secara teratur setelah satu atau dua minggu. Ketika mulai menyusu, ASI lebih diutamakan daripada pemberian susu formula. ASI bermanfaat untuk bayi dengan gangguan kesehatan ini karena sifatnya yang mudah dicerna, mendukung pertumbuhan bakteri sehat di saluran usus, dan meningkatkan imunitas bayi.

Baca juga: Bayi Mengidap Necrotizing Enterocolitis, Orang Tua Harus Apa?

Ini sangat penting, mengingat bayi yang lahir prematur memiliki sistem imunitas tubuh yang belum berkembang dengan sempurna. Nah, jika ibu ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang necrotizing enterocolitis, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Aplikasi ini memiliki layanan tanya dokter yang bisa dipakai kapan saja ibu memiliki masalah kesehatan. Segera download aplikasi Halodoc ya bu!