Bayi Sering Hirup Asap Rokok, Waspada Terkena Juvenile Rheumatoid Arthritis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Maret 2019
Bayi Sering Hirup Asap Rokok, Waspada Terkena Juvenile Rheumatoid ArthritisBayi Sering Hirup Asap Rokok, Waspada Terkena Juvenile Rheumatoid Arthritis

Halodoc, Jakarta - Ternyata, rokok tidak hanya berbahaya bagi para pengisapnya. Benda tersebut juga tidak kalah berbahayanya untuk mereka yang tidak merokok, tetapi turut menghirup asapnya atau disebut perokok pasif. Dampak menghirup asap rokok jauh lebih berbahaya dibandingkan para perokok itu sendiri. Salah satunya adalah munculnya juvenile rheumatoid arthritis pada anak yang terlalu sering menghirup asap rokok.

Juvenile rheumatoid arthritis adalah bentuk radang sendi pada anak berusia di bawah 16 tahun yang menyebabkan peradangan dan kekakuan sendi yang terjadi selama lebih dari 6 (enam) minggu.

Penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori berdasarkan jumlah dan persendian mana yang terlibat, gejalanya, lama waktunya, dan adanya antibodi spesifik yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh, yaitu:

  • Pauciarticular. Bentuk ini memengaruhi sekitar 50 persen anak, melibatkan setidaknya 4 (empat) sendi atau kurang. Sendi besar, seperti misalnya lutut, pergelangan kaki, atau siku biasanya turut berpengaruh.

  • Polyarticular. Hampir 30 atau 40 persen anak dengan juvenile rheumatoid arthritis dipengaruhi oleh jenis ini, yang menyerang 5 (lima) atau lebih persendian tubuh. Jenis ini terbilang lebih serius dan cenderung memengaruhi persendian kecil, seperti tangan dan kaki, dan sering terjadi pada kedua sisi tubuh.

  • Sistemik. Onset sistemik disebut sebagai jenis yang paling serius. Tetapi, jenis ini paling jarang terjadi. karena bisa memengaruhi satu atau lebih persendian dengan diikuti peradangan organ internal, termasuk jantung, hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

Baca juga: Mengenal Juvenile Rheumatoid Arthritis, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Asap Rokok dan Juvenile Rheumatoid Arthritis

Lalu, apa yang menjadi kaitan antara dampak menghirup asap rokok dan risiko juvenile rheumatoid arthritis? Faktanya, paparan asap rokok dan partikel berbahaya lainnya di udara selama kehamilan dan setelah kelahiran diidentifikasi sebagai faktor risiko potensial untuk kasus pengembangan juvenile rheumatoid arthritis pada anak.

Polutan dari udara bebas di luar ruangan ini seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon monoksida, ozon, dan partikel lain yang sebagian besar diperoleh dari gas buang kendaraan dan pabrik. Sementara itu, polutan yang didapat dari dalam ruangan meliputi asap rokok, debu rumah tangga, dan senyawa volatil, terutama bahan kimia.

Paparan polutan ini diketahui meningkatkan peradangan pada anak dan dewasa dengan memicu peningkatan produksi protein inflamasi tubuh, seperti interleukin-1 beta, interleukin-6, dan faktor-alpha tumor nekrosis.  

Baca juga: Peduli Kesehatan, Ini Bedanya Rheumatoid Arthritis dan Juvenile Rheumatoid Arthritis

Paparan asap rokok ini yang meningkatkan risiko yang signifikan untuk gangguan kesehatan juvenile rheumatoid arthritis. Tidak hanya itu, paparan asap rokok setelah anak lahir yang tinggi pun dikaitkan sebagai pemicu dari terjadinya gangguan sendi pada sang buah hati.

Inilah alasan ibu hamil maupun anak harus dijauhkan dari paparan asap rokok, terlebih ketika berada di luar rumah. Kenakan masker untuk melindungi tubuhnya dari dampak menghirup asap rokok.

Orang tua sebaiknya berhenti merokok untuk kesehatan diri sendiri maupun anak. Selalu ingat, perokok pasif cenderung lebih membahayakan jiwa dibandingkan dengan perokok aktif, dan ini perlu ditangani sejak dini.

Baca juga: 4 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil yang Memengaruhi Janin

Tanyakan pada dokter apabila terjadi gejala yang mencurigakan pada anak. Berikan ia vitamin untuk mendukung imunitas tubuhnya. Ibu bisa membeli melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu lagi ke apotek, karena melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa membeli obat dan vitamin, bahkan dari resep dokter dari mana saja dan kapan saja. Yuk, download segera!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan