Benarkah Atlet Basket Rentan Terkena Emboli Paru?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Juni 2019
Benarkah Atlet Basket Rentan Terkena Emboli Paru?Benarkah Atlet Basket Rentan Terkena Emboli Paru?

Halodoc, Jakarta – Emboli paru adalah penyumbatan arteri paru akibat adanya gumpalan darah. Meski ukurannya bervariasi, gumpalan darah kecil mampu merusak organ paru-paru. Itu mengapa pengidap emboli paru perlu mendapatkan perawatan medis segera untuk mengurangi kerusakan paru-paru yang lebih parah. Tapi, benarkah emboli paru rentan terjadi pada atlet basket? Ketahui faktanya di sini.

Baca Juga: Emboli, Penyakit Langka yang Sulit Dideteksi

Gejala emboli paru berbeda-beda pada tiap orang, tergantung pada luasnya bagian paru yang terinfeksi, ukuran gumpalan darah, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh. Namun secara umum, emboli paru ditandai dengan batuk kering berkepanjangan, nyeri tajam di bagian dada atau punggung bagian atas, sesak napas, pusing, kulit ujung jari dan bibir membiru, berkeringat berlebihan, jantung berdetak lebih cepat, gelisah, demam, serta nyeri pada tungkai kaki (khususnya betis).

Sebuah Studi Membuktikan Risiko Emboli Paru pada Atlet Basket

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Medicine and Science in Sports and Exercise mengungkapkan ada faktor yang membuat atlet basket rentan mengalami emboli paru, yaitu perawatan pasca cedera.

Itu sebabnya setelah menjalani operasi pada kaki, atlet basket dianjurkan menggunakan pengencer darah, terlebih jika mengalami kesulitan berjalan setelahnya. Apakah orang selain atlet basket juga berisiko mengalami emboli paru? Tentu saja. Berikut ini faktor yang membuat seseorang rentan mengalami gumpalan darah pemicu emboli paru, yaitu:

  • Darah terlalu mudah menggumpal.
  • Kurangnya aktivitas fisik. Hal ini membuat darah di dalam tubuh mengumpul di bagian bawah, khususnya area kaki, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah.
  • Pembuluh darah rusak, sehingga menjadi lebih sempit dan rentan tersumbat. Pada kondisi ini, risiko darah menggumpal lebih tinggi. Kerusakan pembuluh darah bisa terjadi akibat patah tulang, cedera otot parah, vaskulitis, atau efek samping kemoterapi.

Seseorang berisiko tinggi mengalami emboli paru jika pernah mengalami gumpalan darah, berusia lebih dari 60 tahun, sedang menjalani pengobatan kanker (seperti kemoterapi atau radioterapi), aktif merokok, ada riwayat keluarga dengan emboli paru, atau sedang menjalani terapi penggantian hormon. Kehamilan dan kondisi medis tertentu (seperti obesitas, trombofilia, dan sindrom antifosfolipid) meningkatkan risiko terjadinya emboli paru.

Baca Juga: Ini Risiko Emboli Paru Sesuai dengan Usia

Cara Mencegah Emboli Paru

Risiko emboli paru bisa dicegah dengan menurunkan risiko terjadinya pembentukan gumpalan darah di kaki (trombosis vena dalam). Berikut ini hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah emboli paru:

  • Konsumsi obat antikoagulan sesuai resep dokter.
  • Perbanyak aktivitas fisik. Setidaknya berolahraga selama 20-30 menit per hari.
  • Angkat kaki lebih tinggi, khususnya ketika berbaring di atas kasur pada malam hari.
  • Konsumsi air putih yang cukup, kurang lebih sebanyak delapan gelas per hari, atau disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Gunakan stoking kompresi pada tungkai kaki untuk membantu melancarkan aliran darah.
  • Terapkan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, konsumsi makanan sehat, dan jaga berat badan.

Baca Juga: Merokok Terlalu Dini Bisa Sebabkan Emboli Paru

Itulah fakta terkait emboli paru pada atlet yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan seputar emboli paru, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor. Ibu bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan