Halodoc, Jakarta – Sebaiknya, kamu selalu jaga kesehatan dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat dan menjaga kebersihan lingkungan serta tubuh saat musim penghujan. Pasalnya, ada berbagai penyakit yang sering terjadi saat musim hujan, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD) yang cukup berbahaya jika tidak diatasi dengan baik.

Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Selain pemeriksaan darah, DBD juga dapat didiagnosis melalui gejala fisik yang dialami oleh pengidap berupa munculnya bintik merah pada kulit. Namun, benarkah DBD juga bisa diketahui lewat air liur? Simak ulasannya, di sini!

Demam Berdarah Bisa Diketahui Lewat Air Liur

Saat terinfeksi DBD, biasanya gejala akan muncul selama 5 sampai 8 hari setelah gigitan nyamuk. Gejala dapat berupa demam tinggi, sakit kepala, rasa tidak nyaman pada tubuh dan bagian belakang mata, nyeri sendi dan tubuh, sakit perut, hingga penurunan nafsu makan.

Saat gejala memasuki fase kritis, biasanya pengidap demam berdarah akan mengalami tanda lain, seperti bintik-bintik merah pada kulit. Kondisi ini menandakan adanya perdarahan yang terjadi sehingga memerlukan penanganan lebih serius.

Selain tanda fisik, kamu juga bisa mendiagnosis penyakit demam berdarah dengan melakukan beberapa pemeriksaan, salah satunya dengan pemeriksaan darah. Namun, berkat kemajuan teknologi, kini DBD bisa diketahui lewat air liur. 

Para peneliti di General Hospital of The School of Medicine of Ribeirão Preto, San Paulo University, melakukan penelitian dengan 2 pengidap demam berdarah yang mengalami beberapa gejala umum. Sampel air liur mereka dikumpulkan dalam waktu dua hari dan sembilan hari setelah pengidap mengalami gejala yang kemudian dilakukan pemeriksaan RT-PCR. Hasilnya, dengue RNA terdeteksi pada kedua sampel klinis yang diambil.

Hasil penelitian dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research juga mendapatkan hasil yang serupa. Para peneliti dari M.S. Ramaiah Medical College and Hospital, Bangalore, India, menyatakan bahwa sampel air liur menjadi sampel yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya virus Dengue.

Namun, mereka masih terus melakukan penelitian lebih dalam untuk melakukan diagnosis DBD melalui air liur pada populasi yang lebih besar. Tentunya kemajuan teknologi yang dihasilkan dapat membantu masyarakat dalam mendeteksi demam berdarah dengue lebih dini. Hal ini membuat pengobatan dan perawatan dapat dilakukan dengan lebih baik.

Pengobatan dan Perawatan DBD

Tidak ada pengobatan khusus yang bisa mengatasi demam berdarah dengue. Biasanya, pengidap DBD akan diberikan beberapa obat-obatan untuk meredakan gejala dan menghindari berbagai komplikasi yang bisa terjadi. 

Kamu bisa mengonsumsi obat pereda demam yang disarankan oleh dokter. Tanyakan langsung pada dokter mengenai jenis obat pereda demam yang boleh dikonsumsi melalui Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play!

Perawatan juga akan dilakukan dengan memberikan banyak cairan, memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi sehingga imun tubuh lebih optimal dalam melawan virus, hingga memastikan istirahat yang cukup pada pengidap DBD.

Jangan ragu untuk menggunakan krim anti nyamuk, pakaian tertutup, hingga kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Kamu juga perlu menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak berkembang biak di sekitar lingkungan rumah untuk mencegah penyakit DBD.

Referensi:

Virology Journal. Diakses pada 2022. Detection of Dengue Virus in Saliva and Urine by Real Time RT-PCR.

Journal of Clinical and Diagnostic Research. Diakses pada 2022. Diagnostic Efficacy of Saliva For Dengue – A Reality in Near Future? A Piloting Initiative.

NHS UK. Diakses pada 2022. Dengue.

Web MD. Diakses pada 2022. Dengue Fever.